Teks -- 1 Tesalonika 5:3-28 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: 1Tes 5:3 - DAMAI DAN AMAN.
Nas : 1Tes 5:3
Orang tidak percaya yang akan berkata, "Damai dan aman." Hal ini
dapat berarti bahwa dunia menantikan dan mengharapkan perdamaian. H...
Nas : 1Tes 5:3
Orang tidak percaya yang akan berkata, "Damai dan aman." Hal ini dapat berarti bahwa dunia menantikan dan mengharapkan perdamaian. Hari Tuhan dan masa kesesakan seluruh dunia akan menimpa mereka dengan mendadak, membinasakan semua harapan untuk perdamaian dan keamanan.
Full Life: 1Tes 5:4 - KAMU, SAUDARA-SAUDARA, KAMU TIDAK HIDUP DI DALAM KEGELAPAN.
Nas : 1Tes 5:4
Orang percaya tidak hidup di dalam dosa dan pemberontakan. Mereka
adalah anak-anak siang yang mendahului malam dan tidak akan mengal...
Nas : 1Tes 5:4
Orang percaya tidak hidup di dalam dosa dan pemberontakan. Mereka adalah anak-anak siang yang mendahului malam dan tidak akan mengalami malam murka Allah yang telah ditetapkan (ayat 1Tes 5:8-9;
lihat art. KEANGKATAN GEREJA).
Full Life: 1Tes 5:6 - BAIKLAH ... KITA ... BERJAGA-JAGA.
Nas : 1Tes 5:6
Berjaga-jaga (Yun. _gregoreo_) berarti "tetap sadar dan waspada".
Konteks (ayat 1Tes 5:4-9) menunjukkan bahwa Paulus tidak menasihat...
Nas : 1Tes 5:6
Berjaga-jaga (Yun. _gregoreo_) berarti "tetap sadar dan waspada". Konteks (ayat 1Tes 5:4-9) menunjukkan bahwa Paulus tidak menasihati para pembacanya agar "berjaga-jaga" untuk "hari Tuhan" (ayat 1Tes 5:2), tetapi sebaliknya untuk bersiap secara rohani supaya luput dari murka pada hari itu, (bd. 1Tes 2:11-12; Luk 21:34-36).
- 1) Jikalau kita ingin luput dari murka Allah (ayat 1Tes 5:3), maka
kita harus tinggal bangun dan sadar secara rohani dan terus hidup dalam
iman, kasih, dan harapan keselamatan (ayat 1Tes 5:8-9;
lihat cat. --> Luk 21:36;
lihat cat. --> Ef 6:11).
- 2) Karena mereka yang setia akan terlindung dari murka Allah
(lihat cat. --> 1Tes 5:2;
[atau ref. 1Tes 5:2]
lihat art. KEANGKATAN GEREJA),
mereka tidak perlu takut hari Tuhan tetapi harus "menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga ... Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang" (1Tes 1:10).
Full Life: 1Tes 5:6 - SADAR
Nas : 1Tes 5:6
(versi Inggris NIV -- self controlled - penguasaan diri). Kata sadar
(Yun. _nepho_) di zaman PB memiliki arti ganda.
1) Arti ya...
Nas : 1Tes 5:6
(versi Inggris NIV -- self controlled - penguasaan diri). Kata sadar (Yun. _nepho_) di zaman PB memiliki arti ganda.
- 1) Arti yang harfiah, seperti yang diberikan dalam berbagai leksikon Yun., adalah "keadaan pertarakan anggur", "berpantang anggur", "sama sekali tidak terpengaruh anggur" atau "dalam keadaan sadar". Secara kiasan mengandung arti "kesiagaan", "penguasaan diri", yaitu sadar secara rohani dan menguasai diri seperti halnya seseorang yang tidak minum anggur yang mengandung alkohol.
- 2) Konteks mendukung pandangan bahwa Paulus tidak meniadakan arti yang harfiah. Kata-kata "berjaga-jaga dan sadar" bertentangan dengan kata-kata dalam ayat berikut "mereka yang mabuk, mabuk waktu malam" (ayat 1Tes 5:7). Demikianlah pertentangan nepho dengan kemabukan oleh Paulus akan menunjukkan bahwa dia bermaksud arti harfiah "pertarakan anggur". Bandingkan pernyataan Yesus tentang mereka yang makan dan minum bersama dengan pemabuk sehingga kedatangan-Nya menimpa mereka dengan tidak terduga (Mat 24:48-51).
Full Life: 1Tes 5:9 - TIDAK MENETAPKAN KITA UNTUK DITIMPA MURKA.
Nas : 1Tes 5:9
Satu alasan mengapa harapan akan kedatangan Kristus merupakan
penghiburan besar bagi orang percaya (1Tes 4:17-18) ialah bahwa Dia
me...
Nas : 1Tes 5:9
Satu alasan mengapa harapan akan kedatangan Kristus merupakan penghiburan besar bagi orang percaya (1Tes 4:17-18) ialah bahwa Dia menyelamatkan kita dari murka Allah yang dahsyat, yaitu hukuman-hukuman pada hari Tuhan (ayat 1Tes 5:2-3; bd. Wahy 6:16-17; 11:18; 14:10,19; Wahy 15:1,7; 16:1,19; 19:15).
Full Life: 1Tes 5:10 - HIDUP BERSAMA-SAMA DENGAN DIA.
Nas : 1Tes 5:10
Paulus menyamakan harapan kita akan keselamatan dan pembebasan dari
hari murka Allah dengan kematian Kristus sebagai korban dan ked...
Nas : 1Tes 5:10
Paulus menyamakan harapan kita akan keselamatan dan pembebasan dari hari murka Allah dengan kematian Kristus sebagai korban dan kedatangan-Nya untuk mengambil kita untuk hidup bersama-sama dengan Dia.
Full Life: 1Tes 5:17 - TETAPLAH BERDOA.
Nas : 1Tes 5:17
Berdoa artinya tetap tinggal di hadapan Bapa, senantiasa berseru
mendambakan kasih karunia dan berkat-Nya. "Tetaplah" tidak berarti...
Nas : 1Tes 5:17
Berdoa artinya tetap tinggal di hadapan Bapa, senantiasa berseru mendambakan kasih karunia dan berkat-Nya. "Tetaplah" tidak berarti terus-menerus mengucapkan doa yang formal. Sebaliknya, yang dimaksudkan ialah berulang-ulang menaikkan bermacam-macam doa pada segala kesempatan sepanjang hari (Luk 18:1; Rom 12:12; Ef 6:18; Kol 4:2).
Full Life: 1Tes 5:19-20 - JANGANLAH PADAMKAN ROH.
Nas : 1Tes 5:19-20
Teks :
1) Paulus membandingkan pemadaman api Roh dengan meremehkan dan menolak
penyataan adikodrati Roh Kudus seperti be...
Nas : 1Tes 5:19-20
Teks :- 1) Paulus membandingkan pemadaman api Roh dengan meremehkan dan menolak penyataan adikodrati Roh Kudus seperti bernubuat. Menekan atau menolak penggunaan karunia nubuat dengan benar dan teratur, atau karunia rohani lain, akan mengakibatkan hilangnya manifestasi Roh Kudus di antara orang percaya (1Kor 12:7-10,28-30). Pelayanan Roh Kudus dijelaskan dalam Yoh 14:26; 15:26-27; 16:13-14; Kis 1:8; 13:2; Rom 8:4,11,16,26; 1Kor 2:9-14; 12:1-11; Gal 5:22-25.
- 2) Kedua ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa gereja lainnya selain
jemaat Korintus mengalami karunia rohani dalam ibadah umum. Perhatikan
dengan cermat bahwa walaupun ucapan-ucapan nubuat tidak boleh dianggap
rendah, tetapi juga tidak boleh diterima sebelum diselidiki dengan
cermat (ayat 1Tes 5:21;
lihat cat. --> 1Kor 14:29).
[atau ref. 1Kor 14:29]
Full Life: 1Tes 5:23 - MENGUDUSKAN KAMU SELURUHNYA.
Nas : 1Tes 5:23
Doa Paulus yang terakhir bagi jemaat Tesalonika ialah supaya mereka
dikuduskan. Untuk pembahasan mengenai apa yang dimaksudkan Alki...
Nas : 1Tes 5:23
Doa Paulus yang terakhir bagi jemaat Tesalonika ialah supaya mereka dikuduskan. Untuk pembahasan mengenai apa yang dimaksudkan Alkitab dengan pengudusan,
lihat art. PENGUDUSAN.
Jerusalem -> 1Tes 5:1-11; 1Tes 5:4; 1Tes 5:9-10; 1Tes 5:12; 1Tes 5:17; 1Tes 5:19; 1Tes 5:23; 1Tes 5:27; 1Tes 5:28
Jerusalem: 1Tes 5:1-11 - -- Dengan memungut keterangan Tuhan sendiri tentang ketidak-pastian saat kedatanganNya yang terakhir, Mat 24:36 dsj; Kis 1:7, yang harus ditunggui orang ...
Dengan memungut keterangan Tuhan sendiri tentang ketidak-pastian saat kedatanganNya yang terakhir, Mat 24:36 dsj; Kis 1:7, yang harus ditunggui orang sambil berjaga-jaga, Mat 24:42 dsj, Mat 24:50; 25:13, Paulus menegaskan bahwa tidak tahu akan saat itu. Hari Tuhan, 1Ko 1:8+, datang seperti pencuri pada malam hari, bdk Mat 24:43 dsj; orang harus berjaga-jaga, 1Te 5:6; bdk Rom 13:11; 1Ko 16:13; Kol 4:2; 1Pe 1:13; 5:8; Wah 3:2 dst; Wah 16:15, sebab waktunya memang singkat, 2Ko 6:2+. Meskipun dahulu dapat mengandaikan, bahwa akan dia antara mereka yang mengalami Hari itu, 1Te 4:17; bdk 1Ko 15:51, namun kemudian Paulus menganggap mungkin bahwa akan mati dahulu, 2Ko 5:3; Fili 1:23. Ia pun menegur mereka yang menyangka bahwa Hari itu sudah di ambang pintu, 2Te 2:1 dst. Pendapatnya mengenai pertobatan bangsa-bangsa bukan Yahudi, Rom 11:25, menyarankan bahwa waktu penantian itu akan berlangsung lama, bdk Mat 25:19; Luk 20:9; 2Pe 3:4,8-10.
Jerusalem: 1Tes 5:4 - hari itu Dengan berkata "Hari itu" (bdk 1Ko 1:8+) tanpa tambahan makna kata itu mudah bergeser. Terang dan hari (siang), ialah waktu jaga, diperlawankan dengan...
Dengan berkata "Hari itu" (bdk 1Ko 1:8+) tanpa tambahan makna kata itu mudah bergeser. Terang dan hari (siang), ialah waktu jaga, diperlawankan dengan kegelapan dan malam, waktu tidur (di sini bukan bermakna "mati" seperti dalam 1Te 4:13 dst). Demikianpun "anak-anak terang" ialah orang Kristen diperlawankan dengan "anak-anak kegelapan". Bdk Yoh 8:12+.
Jerusalem: 1Tes 5:9-10 - -- Kembali Paulus mengikhtisarkan pewartaannya: Allah menyelamatkan kita dengan perantaraan Yesus Kristus yang mati untuk kita. "Berjaga-jaga" ... "tidur...
Kembali Paulus mengikhtisarkan pewartaannya: Allah menyelamatkan kita dengan perantaraan Yesus Kristus yang mati untuk kita. "Berjaga-jaga" ... "tidur" berarti: hidup ... mati", seperti dalam 1Te 4:14-17. Semua orang beriman akan mengambil bagian dalam keselamatan terakhir.
Jerusalem: 1Tes 5:12 - memimpin kamu Kita tidak tahu banyak tentang "pemimpin-pemimpin" itu. Hanya mereka perlu dihormati dan dikasihi (bdk 1Te 3:12) karena berjasa demi Kristus.
Kita tidak tahu banyak tentang "pemimpin-pemimpin" itu. Hanya mereka perlu dihormati dan dikasihi (bdk 1Te 3:12) karena berjasa demi Kristus.
Jerusalem: 1Tes 5:17 - -- Nasehat pendek ini untuk "tetap berdoa" sangat mempengaruhi hidup keagamaan Kristen. Bdk 1Te 1:2; 2:13; Luk 18:1+; Rom 1:10; 12:12; Efe 6:18; Fili 1:3...
Nasehat pendek ini untuk "tetap berdoa" sangat mempengaruhi hidup keagamaan Kristen. Bdk 1Te 1:2; 2:13; Luk 18:1+; Rom 1:10; 12:12; Efe 6:18; Fili 1:3-4; 4:6; Kol 1:3; 4:2; 2Te 1:11; 1Ti 2:8; 5:5; 2Ti 1:3; dll.
Jerusalem: 1Tes 5:19 - Roh Roh itu adalah karunia Roh Kudus, 1Te 4:8, yang merupakan karunia khas zaman Mesias. Tetapi kemampuan untuk membeda-bedakan apa yang diinspirasikan Ro...
Roh itu adalah karunia Roh Kudus, 1Te 4:8, yang merupakan karunia khas zaman Mesias. Tetapi kemampuan untuk membeda-bedakan apa yang diinspirasikan Roh itu adalah salah satu karuniaNya, 1Ko 12:10; 14:29; 1Yo 4:11; bdk 2Te 2:2. Lihat 1Ko 12:1+.
Jerusalem: 1Tes 5:23 - roh, jiwa dan tubuhmu Bahwa manusia terdiri atas tiga unsur ini, oleh Paulus tidak pernah dikatakan, selain di sini. Pada umumnya Paulus tidak mempunyai suatu "antropologia...
Bahwa manusia terdiri atas tiga unsur ini, oleh Paulus tidak pernah dikatakan, selain di sini. Pada umumnya Paulus tidak mempunyai suatu "antropologia" yang rapi tersusun dan seimbang. Kecuali tubuh, Rom 7:24+ dan jiwa, 1Ko 15:44+, disebut di sini "roh". Roh itu dapat berarti: prinsip ilahi yang menjiwai hidup baru dalam Kristus, Rom 5:5+, yaitu Roh Kudus. Tetapi lebih tepat kiranya kalau dimengerti sebagai unsur paling luhur dalam manusia; unsur itu terbuka terhadap pengaruh Roh Kudus, Rom 1:9+. Tekanan terletak pada keseluruhan hasil pengudusan Allah, 1Te 3:13; 4:3+, yang tidak lain kecuali hasil kesetiaanNya.
Jerusalem: 1Tes 5:27 - semua saudara Var: semua saudara kudus. Untuk pertama kalinya di sini dikatakan bahwa surat Paulus dibacakan di depan umum, agaknya waktu jemaat berkumpul untuk ber...
Var: semua saudara kudus. Untuk pertama kalinya di sini dikatakan bahwa surat Paulus dibacakan di depan umum, agaknya waktu jemaat berkumpul untuk beribadat. Dalam 2Ko 1:1 dan Kol 4:16 diminta, supaya surat itu dikirim kepada jemaat-jemaat lain juga. Lama kelamaan jemaat-jemaat Kristen menempatkan tulisan-tulisan rasuli di samping injil-injil dan Kitab Suci (Perjanjian Lama), 2Pe 3:15-16+; bdk 1Ma 12:9; 1Ti 5:18-19+.
Sejumlah naskah menambah: Amin.
Ende: 1Tes 5:3 - Sedjahtera dan aman Utjapan bertjorak sembojan, guna membungkamkan suara
hati-nurani, bagi orang jang ingin menikmati bumi tanpa diganggu atau diragu-ragukan
oleh ingatan...
Utjapan bertjorak sembojan, guna membungkamkan suara hati-nurani, bagi orang jang ingin menikmati bumi tanpa diganggu atau diragu-ragukan oleh ingatan akan murka Allah" jang mengantjam.
Ende: 1Tes 5:4-5 - Putera tjahaja jang terdjelma dari tjahaja dan termasuk keradjaan tjahaja
dimana tjuatja tetap tjerah dan tidak terdapat malam gelap.
jang terdjelma dari tjahaja dan termasuk keradjaan tjahaja dimana tjuatja tetap tjerah dan tidak terdapat malam gelap.
Ende: 1Tes 5:6 - Sadar djangan dibiusi oleh kenikmatan duniawi, sehingga tidak sadar lagi
akan kepentingan-kepentingan abadi. Mungkin pula Paulus disini hendak mengulangi
te...
djangan dibiusi oleh kenikmatan duniawi, sehingga tidak sadar lagi akan kepentingan-kepentingan abadi. Mungkin pula Paulus disini hendak mengulangi tegurannja dalam 1Te 4:11, jaitu supaja mereka djangan dibiusi kegelisahan dalam menganggap hari Tuhan segera tiba.
Ende: 1Tes 5:8 - -- Ketiga keutamaan ilahi kepertjajaan, tjinta dan harap membuat kita kuat dan aman
(kebal) terhadap andjuran-andjuran palsu dan penggoda manapun djuga. ...
Ketiga keutamaan ilahi kepertjajaan, tjinta dan harap membuat kita kuat dan aman (kebal) terhadap andjuran-andjuran palsu dan penggoda manapun djuga. Bdl. Efe 6:13-17.
hukuman abadi jang mahaadil.
Ende: 1Tes 5:10 - Baik waktu berdjaga maupun waktu tidur Tentulah maksudnja disini: masih
hidup pada kedatangan Kristus atau sudah meninggal. Bdl. 1Te 4:15.
Tentulah maksudnja disini: masih hidup pada kedatangan Kristus atau sudah meninggal. Bdl. 1Te 4:15.
Ende: 1Tes 5:14 - Jang tidak tertib hidupnja Tentu mereka jang ditegur Paulus dalam 1Te 4:11
dan 1Te 5:6-8.
Ende: 1Tes 5:19 - Roh disini berarti ilham Roh Kudus jang menjatakan diri dalam kurnia-kurnia
istimewa jang diberikanNja kepada beberapa anggota umat dan jang dibitjarakan
...
disini berarti ilham Roh Kudus jang menjatakan diri dalam kurnia-kurnia istimewa jang diberikanNja kepada beberapa anggota umat dan jang dibitjarakan Paulus dengan pandjang-lebar dalam 1Ko 12:1-30.
Ende: 1Tes 5:20 - Kurnia bernubuat ialah Roh Kudus untuk tampil dalam perkumpulan-perkumpulan
umat untuk memberi peladjaran dan nasehat-nasehat.
ialah Roh Kudus untuk tampil dalam perkumpulan-perkumpulan umat untuk memberi peladjaran dan nasehat-nasehat.
Disini agaknja dimaksudkan hidup rohani-ataskodrati.
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:3 - dan aman // maka tiba-tiba // akan luput · dan aman: Yer 4:10; 6:14; Yeh 13:10
· maka tiba-tiba: Ayub 15:21; Mazm 35:8; 55:16; Yes 29:5; 47:9,11
· akan luput: 2Tes 1:9
· dan aman: Yer 4:10; 6:14; Yeh 13:10
· maka tiba-tiba: Ayub 15:21; Mazm 35:8; 55:16; Yes 29:5; 47:9,11
· akan luput: 2Tes 1:9
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:4 - dalam kegelapan // seperti pencuri · dalam kegelapan: Kis 26:18; Kis 26:18; 1Yoh 2:8
· seperti pencuri: 1Tes 5:2
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:6 - kita tidur // tetapi berjaga-jaga // dan sadar · kita tidur: Rom 13:11
· tetapi berjaga-jaga: Mat 25:13; Mat 25:13
· dan sadar: Kis 24:25; Kis 24:25
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:8 - orang-orang siang // sadar, berbajuzirahkan // dan berketopongkan // pengharapan keselamatan · orang-orang siang: 1Tes 5:5
· sadar, berbajuzirahkan: Ef 6:14; Ef 6:14
· dan berketopongkan: Yes 59:17; Ef 6:17
· pengh...
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:9 - ditimpa murka // Tuhan kita · ditimpa murka: 1Tes 1:10
· Tuhan kita: 2Tes 2:13,14
· ditimpa murka: 1Tes 1:10
· Tuhan kita: 2Tes 2:13,14
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:11 - yang lain // saling membangunlah · yang lain: 1Tes 4:18
· saling membangunlah: Ef 4:29
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:12 - bekerja keras // dalam Tuhan · bekerja keras: Rom 16:6,12; 1Kor 15:10
· dalam Tuhan: 1Tim 5:17; Ibr 13:17
· bekerja keras: Rom 16:6,12; 1Kor 15:10
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:14 - tidak tertib // yang lemah · tidak tertib: 2Tes 3:6,7,11
· yang lemah: Rom 14:1; 1Kor 8:7-12
· tidak tertib: 2Tes 3:6,7,11
· yang lemah: Rom 14:1; 1Kor 8:7-12
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:15 - dengan jahat // kamu masing-masing · dengan jahat: Rom 12:17; 1Pet 3:9
· kamu masing-masing: Ef 4:32
· Bersukacitalah senantiasa: Fili 4:4
· rendah nubuat-nubuat: 1Kor 14:1-40
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:21 - segala sesuatu // yang baik · segala sesuatu: 1Kor 14:29; 1Yoh 4:1
· yang baik: Rom 12:9
· segala sesuatu: 1Kor 14:29; 1Yoh 4:1
· yang baik: Rom 12:9
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:23 - damai sejahtera // roh, jiwa // tak bercacat // Yesus Kristus · damai sejahtera: Rom 15:33; Rom 15:33
· roh, jiwa: Ibr 4:12
· tak bercacat: 1Tes 3:13; 1Tes 3:13
· Yesus Kristus: 1Tes...
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:24 - yang memanggil // adalah setia // akan menggenapinya · yang memanggil: Rom 8:28; Rom 8:28
· adalah setia: 1Kor 1:9; 1Kor 1:9
· akan menggenapinya: Bil 23:19; Fili 1:6
Ref. Silang FULL: 1Tes 5:25 - doakanlah kami · doakanlah kami: Ef 6:19; Kol 4:3; 2Tes 3:1; Ibr 13:18
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: 1Tes 5:1-5 - Kedatangan Kristus
Setelah berbicara di akhir pasal sebelumnya mengenai kebangkitan dan kedatangan Kristus untuk kali kedua, Rasul Paulus meneruskan pembicaraannya ...
- Setelah berbicara di akhir pasal sebelumnya mengenai kebangkitan dan kedatangan Kristus untuk kali kedua, Rasul Paulus meneruskan pembicaraannya mengenai tidak bermanfaatnya mencari tahu kapan persisnya Kristus datang, yang akan terjadi secara tiba-tiba dan mengerikan bagi orang fasik, tetapi akan menghibur bagi orang kudus (ay. 1-5). Kemudian ia menasihati jemaat Tesalonika untuk menjalankan kewajiban untuk berjaga-jaga, tetap sadar, dan mengerjakan iman, kasih, dan pengharapan, yang sudah sepatutnya mereka lakukan (ay. 6-10). Dalam perkataan selanjutnya, ia menasihati mereka untuk melakukan beberapa kewajiban terhadap orang lain, atau satu terhadap yang lain (ay. 11-15). Setelah itu ia menasihati mereka untuk melakukan sejumlah kewajiban kristiani lain yang sangat penting (ay. 16-22), dan kemudian menutup surat ini (ay. 23-28).
Kedatangan Kristus (5:1-5)
- Dalam ayat-ayat ini perhatikanlah,
- I. Rasul Paulus memberi tahu jemaat Tesalonika bahwa tidak perlu dan tidak ada gunanya mencari tahu kapan persisnya Kristus akan datang: Tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu (ay. 1). Sudah pasti bahwa Kristus akan datang, dan ada waktu tertentu yang sudah ditetapkan untuk kedatangan-Nya. Tetapi tidak perlu Rasul Paulus menulis tentang ini, dan karena itu ia tidak mendapat wahyu untuk itu. Tidak pula mereka atau kita harus menyelidiki rahasia ini, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu. Kristus sendiri tidak menyingkapkan hal ini selama di bumi. Itu tidak termasuk dalam mandat-Nya sebagai Nabi Agung jemaat. Tidak pula Ia menyingkapkan hal ini kepada para rasul-Nya. Itu tidak perlu. Ada hari dan saat bagi kita untuk mengerjakan pekerjaan kita, dan inilah yang menjadi kewajiban dan kepentingan kita untuk kita selidiki dan ketahui. Tetapi kapan hari dan saat kita harus memberikan pertanggungjawaban, kita tidak tahu, tidak pula perlu kita ketahui. Perhatikanlah, ada banyak hal yang ingin kita ketahui karena penasaran, padahal itu sama sekali tidak penting untuk kita ketahui, tidak pula pengetahuan kita tentang hal itu akan membawa kebaikan bagi kita.
- II. Rasul Paulus memberi tahu mereka bahwa kedatangan Kristus akan terjadi secara tiba-tiba dan sangat mengejutkan bagi kebanyakan orang (ay. 2). Dan inilah yang sudah mereka ketahui, atau bisa mereka ketahui secara sempurna, karena Tuhan kita sendiri sudah mengatakannya: Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga (Mat. 24:44). Demikian juga 35-36, Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang. Supaya kalau ia tiba-tiba datang jangan kamu didapatinya sedang tidur. Dan tidak diragukan lagi Rasul Paulus sudah memberi tahu mereka tentang kedatangan Kristus, dan juga tentang kedatangan-Nya secara tiba-tiba. Itulah yang dimaksudkan dengan kedatangan-Nya seperti pencuri pada malam hari (Why. 16:15). Seperti halnya pencuri biasanya datang pada malam yang sunyi senyap, ketika orang tidak curiga, seperti itulah mengejutkannya hari Tuhan nanti. Begitu tiba-tiba dan mengejutkan kemunculan-Nya nanti. Mengetahui hal ini akan jauh lebih bermanfaat daripada mengetahui waktu persisnya, karena hal ini akan menggugah kita untuk berjaga-jaga, supaya kita siap sedia kapan saja Dia datang.
- III. Rasul Paulus memberi tahu mereka betapa mengerikannya kedatangan Kristus nanti bagi orang-orang fasik (ay. 3). Mereka akan menghadapi kebinasaan pada hari Tuhan. Allah yang benar akan membawa kehancuran ke atas musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh umat-Nya. Dan kebinasaan mereka ini akan terjadi secara menyeluruh dan sehabis-habisnya, dan juga,
- 1. Kebinasaan mereka akan terjadi secara tiba-tiba. Kehancuran mereka akan mendatangi dan menimpa mereka, ketika mereka merasa aman-aman dan bergembira, ketika mereka berkata di dalam hati, semuanya damai dan aman. Ketika mereka mengimpikan kebahagiaan dan menyenangkan diri dengan memanjakan angan-angan atau indra jasmani secara sia-sia, dan sama sekali tidak berpikir akan datang kehancuran. Seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin, pada waktu yang ditentukan memang, tetapi mungkin tidak diharapkan dan tidak pula dikhawatirkan akan datang pada saat itu.
- 2. Kehancuran mereka juga tidak akan bisa dihindari: Mereka pasti tidak akan luput. Mereka pasti tidak akan luput sama sekali. Tidak akan ada kemungkinan cara apa pun bagi mereka untuk menghindar dari kengerian ataupun hukuman pada hari itu. Tidak akan ada tempat di mana orang-orang yang melakukan kejahatan dapat bersembunyi, tidak ada tempat untuk berlindung dari badai, tidak pula ada keteduhan untuk bernaung dari panas yang akan membakar habis orang-orang fasik.
- IV. Ia memberi tahu mereka betapa akan menyenangkannya hari itu bagi orang-orang benar (ay. 4-5). Di sini amatilah,
- 1. Ciri-ciri dan hak istimewa orang benar. Mereka tidak hidup di dalam kegelapan. Mereka adalah anak-anak terang, dst. Dalam keadaan yang membahagiakan inilah jemaat Tesalonika berada pada waktu itu, dan ini juga berlaku bagi semua orang Kristen yang sejati. Mereka tidak berada dalam dosa dan ketidaktahuan seperti bangsa-bangsa kafir. Dahulu mereka adalah kegelapan, tetapi sekarang mereka adalah terang di dalam Tuhan. Mereka dikaruniai pewahyuan ilahi tentang perkara-perkara yang tak terlihat dan kekal, khususnya tentang kedatangan Kristus, dan apa yang diakibatkannya. Mereka adalah anak-anak siang, sebab bintang fajar telah terbit atas mereka. Ya, Surya kebenaran telah terbit atas mereka dengan kesembuhan pada sayap-Nya. Mereka tidak lagi hidup di dalam kegelapan ajaran kafir, tidak pula di bawah bayang-bayang hukum Taurat, melainkan di bawah Injil, yang mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (2Tim. 1:10).
- 2. Keuntungan mereka yang besar oleh karena hal ini: bahwa hari itu tidak tiba-tiba mendatangi mereka seperti pencuri (ay. 4). Paling tidak, salah mereka sendiri jika mereka dikejutkan oleh hari itu. Mereka sudah diberi peringatan yang jelas dan pertolongan yang cukup untuk menghadapi hari itu, dan mereka boleh berharap dapat berdiri dengan tenang dan yakin di hadapan Anak Manusia. Bagi mereka ini akan menjadi waktu kelegaan di hadapan Tuhan. Dan bagi mereka yang menantikan Dia, Ia akan menyatakan diri-Nya tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan, dan akan datang kepada mereka sebagai Teman pada siang hari, bukan sebagai pencuri pada malam hari.
Matthew Henry: 1Tes 5:6-10 - Berjaga-jaga dan Sadar Berjaga-jaga dan Sadar (5:6-10)
Mengenai apa yang sudah dikatakan, nasihat-nasihat yang disampaikan tepat pada waktunya itu didasarkan Rasul Paulus...
Berjaga-jaga dan Sadar (5:6-10)
- Mengenai apa yang sudah dikatakan, nasihat-nasihat yang disampaikan tepat pada waktunya itu didasarkan Rasul Paulus atas sejumlah kewajiban yang perlu dilakukan.
- I. Untuk berjaga-jaga dan sadar (ay. 6). Dua kewajiban ini berbeda, tetapi saling berhubungan. Sebab, selama kita dikepung oleh begitu banyak godaan untuk melampiaskan amarah dan lepas kendali, kita tidak bisa tetap sadar, kecuali kita berjaga-jaga, dan kecuali kita tetap sadar, kita tidak akan bisa berjaga-jaga dalam waktu lama.
- 1. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Kita tidak boleh merasa aman dan menjadi lalai, tidak pula memanjakan kemalasan dan kelambanan rohani. Kita tidak boleh lengah, tetapi harus terus-menerus berjaga-jaga melawan dosa, dan godaan untuk berdosa. Orang pada umumnya terlalu masa bodoh dengan kewajiban mereka dan tidak peduli dengan musuh-musuh rohani mereka. Mereka berkata, semuanya damai dan aman, padahal mereka sedang terancam bahaya yang teramat besar, menyianyiakan waktu mereka yang berharga yang padanya kekekalan mereka bergantung. Mereka membiarkan diri terlena dalam mimpi-mimpi yang kosong, dan tidak memikirkan dunia lain atau peduli dengannya, sama seperti orang yang tertidur tidak memikirkan atau peduli dengannya. Mereka tidak memikirkan perkara-perkara dunia lain sama sekali, karena mereka tertidur, atau mereka tidak memikirkannya dengan benar, karena mereka sedang bermimpi. Tetapi marilah kita berjaga-jaga, dan bertindak seperti orang yang terjaga dan waspada.
- 2. Dan marilah kita sadar, atau menahan diri dan tidak berlebihan. Marilah kita menjaga keinginan dan nafsu alamiah terhadap perkara-perkara dunia ini di dalam batas-batas kewajaran. Menahan diri biasanya dipertentangkan dengan makan dan minum berlebihan, dan di sini menahan diri secara khusus dipertentangkan dengan kemabukan. Tetapi menahan diri juga bisa diperluas kepada semua hal lainnya yang sementara sifatnya. Demikianlah, Juruselamat kita memperingatkan murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga, supaya hati mereka jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas diri mereka seperti suatu jerat (Luk. 21:34). Maka, hendaklah kesabaran hati kita, untuk menahan diri dari semua perkara yang bersifat sementara, diketahui semua orang, sebab Tuhan sudah dekat! Selain itu, berjaga-jaga dan sadar adalah dua hal yang paling sesuai dengan tabiat dan hak istimewa orang Kristen, sebagai anak-anak siang. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam (ay. 7). Sangat memalukan jika orang tidur di siang hari, padahal itu waktunya untuk bekerja dan bukan untuk tidur. Juga memalukan jika orang mabuk di siang hari, ketika berpasang-pasang mata tertuju kepada mereka, untuk melihat aib mereka. Tidaklah begitu aneh jika mereka yang tidak mengalami manfaat pewahyuan ilahi membiarkan diri terbuai oleh Iblis dalam rasa aman kedagingan, dan melepaskan kekang hawa nafsu, dan memanjakan diri dalam segala huru-hara dan pesta-pora. Sebab bagi mereka, sekarang adalah malam hari. Mereka tidak sadar akan adanya bahaya, karena itu mereka tidur. Mereka tidak sadar akan kewajiban mereka, karena itu mereka mabuk. Tetapi tidak pantas orang-orang Kristen berbuat demikian. Astaga! Masakan orang Kristen, yang mempunyai terang Injil penuh berkat yang menyinari wajah mereka, tidak peduli dengan jiwa mereka, dan tidak memikirkan dunia lain? Orang yang sedang diawasi oleh begitu banyak pasang mata haruslah berperilaku dengan aturan-aturan yang benar.
- II. Untuk bersenjata lengkap serta waspada: untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Ini penting supaya kita bisa sadar sebagaimana mestinya dan supaya kita dipersiapkan untuk hari Tuhan, karena musuh-musuh rohani kita banyak, kuat, dan jahat. Mereka menarik banyak orang kepada kepentingan mereka, dan mempertahankan mereka di situ, dengan membuat mereka bersikap masa bodoh, merasa aman, dan pongah, dengan jalan membuat mereka mabuk, yaitu mabuk dengan kesombongan, mabuk dengan nafsu, mabuk dan pening dengan keangkuhan diri, mabuk dengan pemuasan indrawi. Maka dari itu, kita perlu mempersenjatai diri kita sendiri melawan godaan-godaan mereka, dengan mengenakan baju zirah rohani untuk menjaga hati, dan ketopong rohani untuk menjaga kepala. Dan senjata rohani ini terdiri atas tiga anugerah agung yang dimiliki orang Kristen, yaitu iman, kasih, dan pengharapan (ay. 8).
- 1. Kita harus hidup oleh iman, maka ini akan membuat kita tetap berjaga-jaga dan sadar. Jika kita percaya bahwa mata Allah (yang adalah Roh) selalu tertuju pada kita, bahwa kita mempunyai musuh-musuh rohani yang harus kita hadapi, bahwa ada dunia roh yang untuknya kita harus mempersiapkan diri, maka kita akan melihat alasan untuk berjaga-jaga dan sadar. Iman akan menjadi benteng pertahanan kita yang terbaik melawan segala serangan musuh-musuh kita.
- 2. Hati kita haruslah berkobar-kobar oleh kasih. Dan ini juga akan menjadi benteng pertahanan kita. Kasih yang sejati dan berapi-api kepada Allah, dan kepada perkara-perkara tentang Allah, akan membuat kita tetap berjaga-jaga dan sadar, dan tidak murtad pada saat menghadapi kesusahan dan godaan.
- 3. Kita harus menjadikan keselamatan sebagai harapan kita, dan harus mempunyai harapan yang hidup untuk mendapatkan keselamatan itu. Harapan yang baik akan kehidupan kekal ini, yang dilakukan melalui anugerah, akan menjadi ketopong untuk melindungi kepala, dan mencegah kita supaya tidak tercemar oleh kesenangan-kesenangan dosa, yang hanya sementara sifatnya. Jika kita mempunyai harapan akan keselamatan, marilah kita berjaga-jaga supaya tidak melakukan apa saja yang akan menggoncangkan segala harapan kita itu, atau membuat kita tidak layak atau tidak pantas mendapatkan keselamatan agung yang kita harapkan. Setelah menyebutkan keselamatan dan harapan untuk mendapatkannya, Rasul Paulus menunjukkan dasar-dasar dan alasan-alasan apa yang dimiliki orang Kristen untuk mengharapkan keselamatan itu. Berkenaan dengan hal ini, cermatilah bahwa ia tidak berkata apa-apa tentang jasa mereka untuk mendapatkannya. Tidak, ajaran bahwa kita berjasa sama sekali tidak alkitabiah dan melawan Kitab Suci. Jika kita memahaminya demikian, maka tidak ada dasar bagi kita untuk mempunyai secercah harapan. Sebaliknya, harapan-harapan kita harus didasarkan,
- (1) Pada ketetapan Allah: karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan (ay. 9). Jika kita menelusuri keselamatan kita sampai pada penyebab pertamanya, maka kita akan sampai pada ketetapan Allah. Mereka yang hidup dan mati dalam kegelapan dan ketidaktahuan, yang tidur dan mabuk seperti di malam hari, adalah orang-orang yang, begitu jelas dikatakan, ditetapkan untuk ditimpa murka. Tetapi bagi mereka yang merupakan anak-anak siang, jika mereka berjaga-jaga dan sadar, jelas bahwa mereka ditetapkan untuk beroleh keselamatan. Dan pasti serta teguhnya ketetapan ilahi ini merupakan sokongan dan dorongan yang besar bagi pengharapan kita. Seandainya kita harus memperoleh keselamatan dengan jasa atau kekuatan kita sendiri, kita akan mempunyai sedikit pengharapan atau tidak sama sekali untuk memperolehnya. Tetapi karena kita harus memperolehnya berdasarkan kebaikan ketetapan Allah, yang kita yakini tidak bisa digoncangkan (sebab rencana Allah tentang pemilihan-Nya, berdasarkan panggilan-Nya, akan diteguhkan), maka atas dasar ini kita membangun pengharapan yang tidak bisa goyah, terutama jika kita menimbang,
- (2) Jasa dan anugerah Kristus, dan bahwa keselamatan adalah melalui Tuhan kita Yesus Kristus, yang sudah mati untuk kita. Oleh sebab itu, keselamatan kita diperoleh berkat, dan pengharapan kita untuknya didasarkan atas, penebusan Kristus dan juga ketetapan Allah. Dan, sama seperti kita harus merenungkan maksud dan tujuan Allah yang penuh rahmat, demikian pula kita harus memikirkan kematian dan penderitaan Kristus. Ini supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur (entah kita hidup atau mati, sebab mati hanyalah tidur bagi orang-orang percaya, seperti yang sudah disiratkan sebelumnya oleh Rasul Paulus) kita hidup bersama-sama dengan Kristus, hidup dalam persatuan dan kemuliaan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Dan sama seperti keselamatan yang diharapkan orang-orang Kristen adalah untuk selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan, demikian pula salah satu dasar dari pengharapan mereka adalah persatuan mereka dengan-Nya. Dan jika mereka bersatu dengan Kristus, hidup di dalam Dia, dan hidup untuk Dia di sini, maka tidur maut tidak akan menghalang-halangi kehidupan rohani, apalagi kehidupan yang mulia di akhirat. Sebaliknya, Kristus mati untuk kita, supaya hidup dan mati, kita menjadi milik-Nya. Supaya kita hidup untuk Dia selama kita masih di sini, dan hidup bersama-sama dengan Dia setelah kita pergi dari sini.
Matthew Henry: 1Tes 5:11-15 - Berbagai Macam Nasihat; Kewajiban terhadap Sesama Orang Kristen Berbagai Macam Nasihat; Kewajiban terhadap Sesama Orang Kristen (5:11-15)
Dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus menasihati jemaat Tesalonika untuk mela...
Berbagai Macam Nasihat; Kewajiban terhadap Sesama Orang Kristen (5:11-15)
- Dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus menasihati jemaat Tesalonika untuk melakukan sejumlah kewajiban.
- I. Terhadap orang-orang yang berhubungan dekat satu sama lain. Orang-orang seperti itu harus menghibur diri mereka sendiri, atau saling menasihati dan membangun satu sama lain (ay. 11).
- 1. Mereka harus menghibur atau menasihati diri mereka sendiri dan satu sama lain, sebab kata dalam bahasa aslinya bisa diartikan kedua-duanya. Dan kita dapat amati, sebagaimana orang yang paling mampu dan paling mungkin menghibur orang lain adalah mereka yang dapat menghibur diri sendiri, demikian pula cara untuk mendapat penghiburan bagi diri sendiri, atau memberi penghiburan kepada orang lain, adalah dengan menuruti ajaran firman. Perhatikanlah, kita tidak saja harus memperhatikan penghiburan dan kesejahteraan kita sendiri, tetapi juga harus mencari penghiburan dan kesejahteraan bagi orang lain. Kainlah yang berkata, “Apakah aku penjaga adikku?” Tetapi kita, kita harus bertolong-tolongan dalam menanggung beban, dan dengan demikian memenuhi hukum Kristus.
- 2. Mereka harus membangun satu sama lain, dengan mengejar apa yang berguna untuk saling membangun (Rm. 14:19). Karena orang-orang Kristen adalah batu-batu hidup yang tersusun bersama-sama untuk membangun rumah rohani, mereka harus berusaha mengedepankan kebaikan seluruh jemaat dengan memajukan pekerjaan anugerah dalam diri satu sama lain. Dan sudah menjadi kewajiban setiap dari kita untuk mengusahakan apa yang berguna untuk membangun orang-orang yang bergaul dengan kita, untuk menyenangkan hati semua orang, untuk kepentingan mereka yang sesungguhnya. Kita harus berbagi pengetahuan dan pengalaman kita satu terhadap yang lain. Kita harus bergabung bersama-sama dalam doa dan puji-pujian. Kita harus memberikan teladan yang baik di hadapan satu sama lain. Terutama mereka yang hidup dalam lingkungan dan keluarga yang sama, mereka wajib menghibur dan membangun satu sama lain. Inilah lingkungan dan sarana terbaik untuk mencapai apa yang menjadi tujuan-tujuan masyarakat. Orang-orang yang saling berhubungan dekat dan saling mengasihi mempunyai kesempatan paling besar, dan dengan demikian kewajiban paling besar, untuk melakukan kebaikan ini satu terhadap yang lain. Inilah yang dilakukan jemaat Tesalonika (seperti yang memang kamu lakukan), dan inilah yang dinasihatkan kepada mereka untuk terus mereka lakukan dan semakin bertumbuh di dalamnya. Perhatikanlah, siapa yang melakukan apa yang baik perlu diberi nasihat-nasihat lebih jauh supaya mereka tergugah untuk berbuat baik, berbuat kebaikan lebih lagi, dan meneruskan apa yang mereka lakukan itu.
- II. Rasul Paulus menunjukkan kepada mereka apa kewajiban mereka terhadap hamba-hamba Tuhan (ay. 12-13). Walaupun Rasul Paulus sendiri terpaksa berada jauh dari mereka, namun masih ada orang-orang lain yang melayani di antara mereka, dan kepada mereka jemaat berutang kewajiban-kewajiban ini. Rasul Paulus di sini menasihati mereka untuk mengamati,
- 1. Bagaimana hamba-hamba Injil digambarkan melalui pekerjaan dari jabatan mereka. Dan mereka harus lebih memikirkan pekerjaan dan kewajiban yang kepadanya mereka dipangil daripada berkeinginan untuk mendapat nama yang harum dan terhormat di mata orang. Pekerjaan mereka sangat berat, sangat terhormat, dan sangat bermanfaat.
- (1) Hamba-hamba Tuhan harus bekerja keras di antara umat-Nya, berusaha dengan tekun, dan memeras keringat (begitulah makna kata itu dalam bahasa aslinya). Mereka harus berjerih payah berkhotbah dan mengajar (1Tim. 5:17). Mereka disebut para pekerja, dan tidak boleh luntang-lantung. Mereka harus bekerja dengan jemaat, untuk mengajar, menghibur, dan membangun mereka. Dan,
- (2) Hamba-hamba Tuhan harus juga memimpin jemaat mereka, begitulah kata itu diartikan (1Tim. 5:17). Mereka harus memimpin bukan dengan keketatan, melainkan dengan kasih. Mereka tidak boleh menggunakan kekuasaan seperti tuan-tuan duniawi, tetapi harus memimpin sebagai pembimbing-pembimbing rohani, dengan memberikan teladan yang baik bagi kawanan domba. Mereka mengatasi jemaat di dalam Tuhan, untuk membedakan mereka dari penguasa-penguasa rakyat, dan juga untuk menunjukkan bahwa mereka hanyalah hamba-hamba di bawah Kristus, yang ditunjuk oleh-Nya, dan harus memimpin jemaat dengan hukum-hukum Kristus, bukan dengan hukum-hukum buatan mereka sendiri. Ini juga bisa menyiratkan tujuan dari jabatan dan segala upaya mereka, yaitu melayani Tuhan dan memberikan penghormatan kepada-Nya.
- (3) Mereka juga harus memperingatkan jemaat, dan itu bukan hanya di depan umum, melainkan juga secara pribadi, bila ada kesempatan. Mereka harus mengajar jemaat untuk berperilaku baik, dan harus menegur mereka jika berperilaku tidak baik. Sudah menjadi kewajiban mereka bukan hanya untuk memberikan nasihat yang baik, tetapi juga untuk memberikan teguran, untuk memberikan peringatan kepada kawanan domba akan bahaya-bahaya yang rentan mereka hadapi, dan menegur mereka karena lalai atau karena kesalahan apa saja.
- 2. Apa kewajiban jemaat kepada hamba-hamba Tuhan. Ada kewajiban timbal balik antara hamba-hamba Tuhan dan jemaat. Jika hamba-hamba Tuhan harus berjerih payah di antara jemaat, maka,
- (1) Jemaat harus mengenal hamba-hamba Tuhan. Sebagaimana gembala harus mengenal kawanannya, demikian pula domba-domba harus mengenal gembala mereka. Mereka harus mengenal pribadinya, mendengar suaranya, mengakuinya sebagai gembala rohani mereka, dan memberikan penghormatan yang semestinya kepada ajarannya, kepemimpinannya, dan peringatan-peringatannya.
- (2) Mereka harus menjunjung tinggi hamba-hamba Tuhan di dalam kasih. Mereka harus betul-betul menghargai pekerjaan melayani, menghormati dan mengasihi hamba-hamba Tuhan sebagai pribadi, dan menunjukkan penghargaan serta kasih terhadap mereka dengan segala cara yang pantas. Dan ini demi pekerjaan mereka, karena yang mereka kerjakan adalah memajukan kehormatan Kristus dan kesejahteraan jiwa-jiwa manusia. Perhatikanlah, hamba-hamba Tuhan yang setia tidak boleh dianggap remeh sama sekali karena pekerjaan mereka. Justru sebaliknya, mereka harus dijunjung tinggi karena pekerjaan itu. Pekerjaan melayani sama sekali bukan merupakan aib bagi mereka yang untuk alasan-alasan lain pantas dihargai. Justru sebaliknya, pekerjaan melayani memberikan kehormatan kepada mereka yang setia dan tekun, yang kalau tidak demikian, mereka tidak berhak menuntut apa-apa. Dan pekerjaan melayani akan membuat mereka dihargai dan dikasihi oleh orang-orang baik, yang kalau tidak demikian, mereka tidak dapat berharap akan mendapatkannya.
- III. Rasul Paulus memberikan berbagai nasihat lain tentang kewajiban yang harus dilakukan orang-orang Kristen satu terhadap yang lain.
- 1. Untuk hidup selalu dalam damai seorang dengan yang lain (ay. 13). Menurut pemahaman sebagian orang (sesuai dengan pembacaan beberapa salinan) nasihat ini merujuk pada kewajiban jemaat terhadap hamba-hamba Tuhan, untuk hidup dalam damai dengan mereka, dan jangan pernah menimbulkan atau mendorong perpecahan di antara hamba Tuhan dan jemaat, yang pasti akan menghambat keberhasilan pekerjaan hamba Tuhan dan pembangunan jemaat. Sudah pasti, hamba Tuhan dan jemaat harus menghindari segala sesuatu yang akan menjauhkan kasih sayang seorang dari yang lain. Dan jemaat sendiri harus hidup dalam damai satu sama lain, berbuat semampu mereka untuk mencegah timbulnya atau berlanjutnya perbedaan-perbedaan apa saja di antara mereka, dan menggunakan segala sarana yang pantas untuk menjaga perdamaian dan kerukunan.
- 2. Untuk menegor mereka yang hidup dengan tidak tertib (ay. 14). Dalam semua masyarakat, akan ada sebagian orang yang hidup tanpa menuruti aturan, yang tidak berperilaku sesuai jabatan dan kedudukan mereka. Dan bukan hanya merupakan kewajiban hamba-hamba Tuhan, melainkan juga orang-orang Kristen secara pribadi, untuk memperingatkan dan menegur mereka. Orang-orang seperti itu harus ditegur karena dosa mereka, diperingatkan akan adanya bahaya, dan diberi tahu secara terang-terangan bagaimana mereka akan merusak jiwa mereka sendiri, dan mungkin akan menyakiti orang lain. Orang-orang seperti itu harus diingatkan akan apa yang harus mereka lakukan, dan ditegur karena melakukan yang sebaliknya.
- 3. Untuk menghibur mereka yang tawar hati (ay. 14). Yang dimaksudkan dengan perkataan ini adalah orang yang sedang dikuasai rasa takut, atau yang hatinya dilanda rasa murung dan sedih. Sebagian orang bersifat pengecut, takut pada kesulitan-kesulitan, dan ciut ketika memikirkan berbagai bahaya, kehilangan, dan penderitaan. Nah, orang-orang seperti itu harus dibesarkan hatinya. Kita tidak boleh memandang rendah mereka, tetapi harus menghibur mereka. Dan siapa tahu kebaikan apa yang bisa dihasilkan oleh kata-kata yang baik dan menghibur pada diri mereka?
- 4. Untuk membela mereka yang lemah (ay. 14). Sebagian orang tidak mampu mengerjakan pekerjaan mereka, tidak pula mampu bertahan menanggung beban mereka. Oleh karena itu, kita harus menopang mereka, menolong mereka dalam kelemahan, mengangkat salah satu ujung beban mereka, dan dengan demikian membantu memikulnya. Memang benar, pasti anugerah Allahlah yang menguatkan dan membela orang-orang seperti itu. Tetapi kita juga harus memberi tahu mereka tentang anugerah itu, dan berusaha menyampaikannya kepada mereka.
- 5. Untuk bersabar terhadap semua orang (ay. 14). Kita harus menahan diri dan bersabar. Kita harus panjang sabar, dan meredam amarah kita, jika amarah itu mulai timbul karena kita merasa terhina atau terluka. Paling tidak, kita tidak boleh gagal menurunkan amarah kita. Dan kewajiban ini harus dilaksanakan terhadap semua orang, baik atau buruk, terhormat atau tidak. Kita tidak boleh berharap dan menuntut yang tinggi-tinggi, atau kasar dalam mengungkapkan rasa tidak senang, atau keras dalam mendesak, tetapi harus berusaha mengambil yang terbaik dari apa saja, dan memikirkan yang terbaik tentang semua orang.
- 6. Supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat (ay. 15). Ini harus kita camkan, dan kita harus betul-betul memperhatikannya, yaitu kita harus menahan diri dengan segala cara untuk tidak membalas dendam. Jika orang lain berbuat jahat kepada kita, ini sekali-sekali tidak membenarkan kita untuk membalasnya dengan melakukan hal yang sama, atau serupa, atau kejahatan apa pun kepada mereka. Sudah sepatutnya kita mengampuni, seperti orang-orang yang diampuni Allah dan berharap mendapat ampunan-Nya.
- 7. Usahakanlah senantiasa yang baik (ay. 15). Secara umum, kita harus berusaha melakukan apa yang menjadi kewajiban kita, dan yang berkenan kepada Allah, dalam segala keadaan, entah orang membalas kita dengan baik atau jahat. Apa pun yang dilakukan orang terhadap kita, kita harus berbuat baik terhadap orang lain. Kita harus selalu berusaha berbaik hati dan berperan dalam memajukan kesejahteraan orang lain, baik di antara kita sendiri (terutama kepada kawan-kawan kita seiman), dan baru kemudian, apabila kita diberi kesempatan, terhadap semua orang (Gal. 6:10).
Matthew Henry: 1Tes 5:16-22 - Nasihat-nasihat Singkat Nasihat-nasihat Singkat (5:16-22)
Di sini kita mendapati nasihat-nasihat singkat, yang tidak akan membebani daya ingat kita, tetapi akan sangat ber...
Nasihat-nasihat Singkat (5:16-22)
- Di sini kita mendapati nasihat-nasihat singkat, yang tidak akan membebani daya ingat kita, tetapi akan sangat bermanfaat untuk mengarahkan gerak-gerik hati dan hidup kita. Sebab kewajiban-kewajiban yang disebutkan itu sangat penting, dan kita dapat mengamati bagaimana semuanya berhubungan dan bergantung satu sama lain.
- 1. Bersukacitalah senantiasa (ay. 16). Ini harus dimengerti sebagai sukacita rohani. Sebab terhadap segala kenyamanan jasmani, kita harus merasa senang seolah-olah kita tidak senang, dan tidak boleh berharap untuk hidup selama bertahun-tahun, dan terus menikmatinya. Sebaliknya, jika kita sungguh-sungguh bersukacita di dalam Allah, maka kita dapat bersukacita senantiasa. Di dalam Dia sukacita kita akan menjadi penuh. Dan salah kita sendiri jika kita tidak bersukacita senantiasa. Sekalipun kita sedih karena masalah duniawi, kita tetap bisa selalu bersukacita (2Kor. 6:10). Perhatikanlah, hidup beragama adalah hidup yang menyenangkan, hidup yang senantiasa penuh sukacita.
- 2. Tetaplah berdoa (ay. 17). Perhatikanlah, cara untuk bersukacita senantiasa adalah dengan tetap berdoa. Kita akan lebih bersukacita jika kita lebih banyak berdoa. Kita harus tetap berdoa dalam waktu-waktu yang ditentukan, dan harus terus-menerus berdoa. Kita harus selalu berdoa, tanpa jemu. Berdoa tanpa lelah, dan terus berdoa, sampai kita sampai di alam di mana doa akan tertelan dalam puji-pujian. Bukan berarti bahwa orang tidak boleh berbuat apa-apa kecuali berdoa, tetapi bahwa jangan sampai hal-hal lain yang kita lakukan menghambat doa saat waktunya tiba. Doa akan membantu memajukan, dan bukan menghambat, semua pekerjaan lain yang halal, dan setiap pekerjaan baik.
- 3. Mengucap syukurlah dalam segala hal (ay. 18). Jika kita berdoa tanpa henti, maka kita tidak akan kekurangan alasan untuk bersyukur dalam segala hal. Sama seperti dalam segala hal kita harus menyatakan permintaan-permintaan kita kepada Allah dengan permohonan, demikian pula kita tidak boleh melewatkan ucapan syukur (Flp. 4:6). Kita harus mengucap syukur dalam segala keadaan, bahkan dalam kesusahan atau dalam kemakmuran. Keadaan kita mungkin tidak pernah begitu buruk, tetapi bisa jadi lebih buruk. Kita diberi banyak kesempatan untuk menyampaikan keluhan kita dengan rendah hati kepada Allah, jadi kita tidak akan pernah bisa mempunyai alasan apa saja untuk mengeluhkan Allah, dan selalu mempunyai banyak alasan untuk memuji Dia dan mengucap syukur kepada-Nya. Rasul Paulus berkata, inilah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu, supaya kita mengucap syukur, sebab Allah sudah berdamai dengan kita di dalam Kristus Yesus. Di dalam Dia, oleh Dia, dan demi Dia, Allah mengizinkan kita bersukacita senantiasa, dan meminta kita untuk mengucap syukur dalam segala hal. Mengucap syukur adalah hal yang berkenan kepada Allah.
- 4. Janganlah padamkan Roh (ay. 19), sebab Roh anugerah dan permohonan inilah yang menopang kita dalam segala kelemahan kita, yang mendampingi kita dalam segala doa dan ucapan syukur kita. Orang Kristen dikatakan dibaptis dengan Roh Kudus dan dengan api. Ia bekerja seperti api, dengan menerangi, menghidupkan, dan memurnikan jiwa-jiwa manusia. Kita harus berhati-hati agar tidak memadamkan api kudus ini. Seperti api yang akan padam kalau kehabisan bahan bakar, demikian pula kita akan memadamkan Roh jika kita tidak menggugah roh kita, dan segenap batin kita, untuk mengikuti pimpian-pimpinan Roh yang baik itu. Dan sama seperti api akan padam jika disiram air, atau ditimbun dengan banyak kotoran, demikian pula kita harus berhati-hati agar tidak memadamkan Roh Kudus dengan memanjakan diri dengan hawa nafsu kedagingan, atau hanya memikirkan perkara-perkara duniawi.
- 5. Janganlah anggap rendah nubuat-nubuat (ay. 20). Sebab, jika kita mengabaikan sarana anugerah, maka kita akan kehilangan Roh anugerah. Yang dimaksudkan dengan nubuat di sini adalah mengajarkan firman, dan menafsirkan serta menerapkan Kitab Suci. Ini tidak boleh kita anggap rendah, tetapi harus kita hargai dan nilai tinggi, karena itu merupakan ketetapan Allah, yang ditetapkan oleh-Nya untuk memajukan dan mengembangkan diri kita dalam pengetahuan dan anugerah, kekudusan dan penghiburan. Kita tidak boleh menganggap rendah pengajaran, walaupun itu sederhana, dan tidak disampaikan dengan kata-kata indah hikmat manusia, dan walaupun kita tidak diberi tahu lebih daripada apa yang sudah kita ketahui sebelumnya. Sungguh bermanfaat, dan sering kali perlu, bila pikiran kita digugah, perasaan dan tekad hati kita dibangkitkan, kepada hal-hal yang sudah kita ketahui merupakan kepentingan dan kewajiban kita.
- 6. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik (ay. 21). Peringatan ini penting, untuk menguji segala sesuatu. Sebab, walaupun harus menghargai pengajaran, kita tidak boleh mempercayai begitu saja apa yang disampaikan oleh para pemberita, tetapi harus mengujinya dengan Kitab Suci dan kesaksian hidup. Kita harus menyelidiki Kitab Suci, untuk mencari tahu apakah yang mereka katakan itu benar atau tidak. Kita tidak boleh mempercayai setiap roh, tetapi harus menguji semua roh. Tetapi kita tidak boleh selalu menguji, tanpa menetapkan hati. Tidak, pada akhirnya kita harus menetapkan hati, dan memegang teguh apa yang baik. Apabila kita yakin bahwa suatu hal itu benar, betul, dan baik, kita harus teguh memegangnya, dan tidak melepaskannya, apa pun perlawanan atau penganiayaan yang kita hadapi demi itu. Perhatikanlah, ajaran-ajaran yang menyatakan bahwa ada manusia yang tidak bisa keliru, iman tanpa syarat, dan kepatuhan buta, bukanlah ajaran-ajaran Alkitab. Setiap orang Kristen mempunyai, dan harus mempunyai, penilaian yang bijaksana, dan harus melatih panca indra untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat, kebenaran dan kepalsuan (Ibr. 5:13-14). Dan membuktikan segala sesuatu haruslah dengan tujuan supaya dapat memegang teguh apa yang baik. Kita tidak boleh selalu mencari-cari, atau membiarkan pikiran terus berubah-ubah, seperti anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran.
- 7. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan (ay. 22). Ini merupakan sarana yang baik supaya kita tidak tertipu oleh rupa-rupa ajaran palsu, atau tidak menetap di dalam iman. Sebab Juruselamat kita sudah memberi tahu kita (Yoh. 7:17), barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu apakah suatu ajaran berasal dari Allah. Perasaan-perasaan bobrok yang dimanjakan di dalam hati, dan segala perbuatan jahat yang dibiarkan begitu saja di dalam hidup, akan cenderung menumbuhkan kesalahan-kesalahan yang mematikan di dalam pikiran. Sementara hati yang murni, dan hidup yang lurus, akan mencondongkan kita untuk menerima dan mencintai kebenaran. Oleh sebab itu, kita harus menjauhkan diri dari kejahatan, dan segala kemungkinan yang jahat, dari dosa, dan apa yang tampak sebagai dosa, yang mengantar pada dosa, dan yang bisa dikatakan sebagai dosa. Siapa yang tidak menjauh dari kemungkinan yang bisa menimbulkan dosa, yang tidak membenci peluang-peluang terjadinya dosa, dan yang tidak menghindari godaan-godaan yang mengarah pada dosa, maka tidak lama lagi akan benar-benar berbuat dosa.
Matthew Henry: 1Tes 5:23-28 - Doa Rasul Paulus untuk Jemaat Tesalonika Doa Rasul Paulus untuk Jemaat Tesalonika (5:23-28)
Dalam ayat-ayat di atas, yang merupakan penutup surat ini, amatilah,
I. Doa Paulus untuk ...
Doa Rasul Paulus untuk Jemaat Tesalonika (5:23-28)
- Dalam ayat-ayat di atas, yang merupakan penutup surat ini, amatilah,
- I. Doa Paulus untuk mereka (ay. 23). Ia sudah memberi tahu mereka, di bagian awal surat ini, bahwa ia selalu mengingat mereka dalam doa-doanya. Dan sekarang ketika ia sedang menulis kepada mereka, ia mengangkat hatinya kepada Allah di dalam doa untuk mereka. Perhatikanlah,
- 1. Kepada siapa Rasul Paulus berdoa, yaitu kepada Allah damai sejahtera. Dia adalah Allah anugerah, dan juga Allah damai sejahtera dan kasih. Dia pencipta kedamaian dan pencinta kerukunan. Dengan perdamaian dan persatuan jemaat Tesalonika, yang bersumber dari Allah sebagai penciptanya, maka semua yang didoakannya dapat dikabulkan.
- 2. Yang didoakannya untuk jemaat Tesalonika adalah pengudusan mereka, supaya Allah menguduskan mereka seluruhnya. Dan juga untuk pemeliharaan mereka, supaya mereka terpelihara sempurna dengan tak bercacat. Ia berdoa supaya mereka dikuduskan sepenuhnya, supaya diri manusia mereka seutuhnya dikuduskan, sehingga kemanusiaan mereka seutuhnya, yaitu roh, jiwa dan tubuh, dapat terpelihara. Atau, ia berdoa supaya mereka dikuduskan seluruhnya, yaitu secara lebih sempurna, sebab orang-orang terbaik sekalipun hanya dikuduskan secara sebagian selama masih ada di dunia ini. Dan karena itu, kita harus berdoa dan terus mendesak maju menuju pengudusan yang menyeluruh. Apabila pekerjaan anugerah yang baik sudah dimulai, maka pekerjaan itu akan diteruskan, dilindungi, dan dipelihara. Dan semua orang yang dikuduskan dalam Kristus Yesus akan dipelihara sampai kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita. Dan karena, jika Allah tidak melanjutkan pekerjaan baik-Nya di dalam jiwa, maka pekerjaan itu akan berlanjut ke arah yang salah, maka kita harus berdoa kepada Allah untuk menyempurnakan pekerjaan-Nya, dan memelihara kita sempurna dengan tak bercacat, bebas dari dosa dan noda, sampai pada akhirnya kita dibawa dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya.
- II. Keyakinannya yang menghibur bahwa Allah akan mendengar doanya: Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya (ay. 24). Kebaikan dan kasih Allah sudah tampak bagi mereka dengan dipanggil-Nya mereka untuk mengenal kebenaran-Nya. Dan kesetiaan Allah adalah jaminan untuk mereka bahwa mereka akan terus bertekun sampai pada akhirnya. Oleh karena itu, Rasul Paulus meyakinkan mereka bahwa Allah akan melakukan apa yang diinginkan-Nya. Ia akan menepati apa yang sudah dijanjikan-Nya. Ia akan menyempurnakan segala kebaikan-Nya terhadap mereka. Perhatikanlah, kesetiaan kita kepada Allah bergantung pada kesetiaan-Nya kepada kita.
- III. Permintaan Rasul Paulus akan doa mereka: Saudara-saudara, doakanlah kami (ay. 25). Kita harus saling mendoakan. Dan sesama saudara harus menyatakan kasih persaudaraan dengan berdoa. Rasul besar ini tidak merasa dirinya rendah dalam menyapa jemaat Tesalonika sebagai saudara-saudaranya, atau untuk meminta mereka berdoa bagi dia. Hamba-hamba Tuhan juga perlu didoakan oleh jemaatnya. Dan semakin banyak jemaat yang berdoa untuk hamba-hamba Tuhan yang melayani mereka, maka semakin banyak pula kebaikan yang bisa didapat hamba-hamba Tuhan dari Allah, dan semakin besar manfaat yang bisa diterima jemaat dari pelayanan mereka.
- IV. Salam Rasul Paulus: Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara dengan cium yang kudus (ay. 26). Demikianlah, Rasul Paulus mengirimkan salam persahabatan dari dirinya, Silwanus, dan Timotius, dan ingin supaya jemaat Tesalonika meneruskan salam mereka satu kepada yang lain. Demikianlah, ia ingin supaya mereka menunjukkan kasih dan perasaan mereka satu terhadap yang lain dengan cium kasih (1Ptr. 5:14, KJV), yang di sini disebut cium yang kudus, untuk menunjukkan betapa mereka harus berhati-hati supaya jangan ada kecemaran dalam menjalankan adat kebiasaan ini, yang biasa dilakukan pada waktu itu. Jangan sampai ciuman itu seperti ciuman pengkhianatan Yudas, tetapi juga jangan sampai seperti ciuman berahi perempuan sundal (Ams. 7:13).
- V. Perintahnya yang sungguh-sungguh supaya surat ini dibacakan (ay. 27). Ini bukan hanya nasihat, melainkan juga kehendak dari Tuhan. Surat ini harus dibacakan kepada semua saudara yang kudus. Orang awam bukan hanya diperbolehkan membaca Kitab Suci, dan tidak boleh dilarang oleh siapa pun, tetapi juga itu merupakan kewajiban mereka yang tidak bisa dikesampingkan, dan mereka harus didorong untuk melakukannya. Supaya ini tercapai, sabda-sabda suci ini tidak boleh dibiarkan tersembunyi dalam bahasa yang tidak dikenal, tetapi harus diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa sehari-hari, supaya semua orang, yang memang berkepentingan untuk mengenal Kitab Suci, bisa membacanya, dan mengenalnya dengan baik. Pada waktu dulu, pembacaan Kitab Taurat di depan umum merupakan salah satu bagian dari ibadah Sabat di kalangan orang Yahudi di tempat ibadah mereka. Demikian pula halnya, Kitab Suci harus dibacakan di depan kumpulan jemaat Kristen.
- VI. Berkat kerasulan yang biasa disampaikan dalam surat-surat lain: Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu! (ay. 28). Tidak ada lagi yang kita perlukan untuk membuat kita bahagia selain mengetahui anugerah yang sudah dinyatakan Yesus Kristus Tuhan kita, berkepentingan dalam anugerah yang sudah diperoleh-Nya itu, dan ikut ambil bagian dalam anugerah yang berdiam di dalam Dia sebagai Kepala jemaat. Inilah sumber anugerah yang senantiasa mengalir dan melimpah ruah, yang memenuhi segala kebutuhan kita.
SH: 1Tes 5:1-11 - Hari Tuhan seperti pencuri. (Senin, 17 November 1997) Hari Tuhan seperti pencuri.
Pencuri pada umumnya bekerja waktu orang sedang lengah; kebanyakan malam hari. Kedatangan Tuhan Yesus diumpamakan seperti...
Hari Tuhan seperti pencuri.
Pencuri pada umumnya bekerja waktu orang sedang lengah; kebanyakan malam hari. Kedatangan Tuhan Yesus diumpamakan seperti pencuri (ayat 2), yaitu ketika orang lengah dalam damai dan kenikmatan hidup semu (ayat 3). Orang yang memang tidak menghendaki kedatangan-Nya atau yang karena tidak beriman tidak percaya akan kedatangan-Nya, akan kecolongan. Orang beriman yang tahu kebenaran ini dan berjaga-jaga, memiliki sikap hidup yang berbeda (ayat 4-7).
Bagaimana menanti kedatangan Tuhan? Bila tak seorang pun tahu saat Tuhan datang, apa sebaiknya sikap seorang Kristen? Berjaga dan sadar (ayat 6). Kewaspadaan adalah ungkapan kesadaran bahwa kita adalah milik Tuhan, bukan milik dunia. Di dalam Tuhan kerohanian kita telah dibangunkan. Karena itu sikap dan cara hidup seperti orang dunia yang perbuatannya dalam gelap kita tanggalkan. Sebaliknya seperti prajurit yang siap berperang melawan kejahatan, kita mengenakan baju zirah iman dan kasih, serta ketopong keselamatan (ayat 8, bdk.
Renungkan: Banyak orang masa kini menganggap Kristus segera akan datang. Kita harus menolak kecenderungan meramal tanpa harus menolak kesiagaan dan pengharapan berjumpa Tuhan!
SH: 1Tes 5:1-11 - Berjaga-jaga (Rabu, 29 Oktober 2003) Berjaga-jaga
Permasalahan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di jemaat
Tesalonika ternyata bukan masalah tanggal, atau hari dalam
ka...
Berjaga-jaga
Permasalahan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di jemaat Tesalonika ternyata bukan masalah tanggal, atau hari dalam kalender. Sebab kualitas kehidupan setiap orang yang percaya tidak dikendalikan oleh kalender, tetapi ditentukan oleh Kristus yang bangkit. Setiap orang yang mencintai Yesus, hidupnya pasti akan dikendalikan oleh kasih cinta Yesus, dan itu menghidupi sebuah kualitas kehidupan yang benar-benar indah. Itulah sebabnya teks ini menganjurkan agar jemaat Tesalonika selalu berjaga-jaga (ayat 6).
Hal yang paling penting saat ini untuk orang-orang Kristen pahami ialah bukan kapan langit terbuka dan Kristus turun dari langit, tetapi apakah kita telah memiliki iman yang hidup, berani memihak kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak benar, memiliki hati yang tenang dan siap melayani (ayat 8)? Kedatangan Tuhan menghadirkan sukacita besar dan bukan saat-saat yang menakutkan. Pertanyaannya ialah apakah kita semua sedang berjaga-jaga, siap seperti prajurit yang lengkap dengan segala persenjataan dan siap untuk bertempur, atau sedang tertidur lelap?
Iman kita, orang-orang percaya saat ini pun tidak boleh dibangun di sekitar hal-hal yang tidak penting seperti tanggal dan hari. Tetapi iman kita harus menyikapi serius hal-hal yang urgen sehingga kita akan bereaksi tepat dan tanggap. Masalahnya ialah sudah terlambat mempersiapkan diri untuk ujian ketika kertas ujian sudah ada di depan kita. Sudah terlambat untuk membangun rumah yang kokoh, kalau badai topan sedang melanda kehidupan. Jangan seperti lima anak dara yang bodoh, yang harus kehabisan minyak sehingga pada waktu kedatangan sang mempelai, saat dimana pelita tersebut memang benar-benar dibutuhkan, pelita mereka padam.
Renungkan: Orang yang punya waktu untuk menghitung-hitung hari dan waktunya, berarti sedang tidak bekerja melayani Tuhan. Andakah orangnya itu?
SH: 1Tes 5:1-11 - Sikap Menyambut Kedatangan Kristus (Kamis, 8 Oktober 2015) Sikap Menyambut Kedatangan Kristus
Dari zaman ke zaman ada saja orang Kristen yang terus meramal dan memprediksikan, bahwa Kristus akan datang pada t...
Sikap Menyambut Kedatangan Kristus
Dari zaman ke zaman ada saja orang Kristen yang terus meramal dan memprediksikan, bahwa Kristus akan datang pada tanggal sekian dan sekian. Walaupun apa yang mereka prediksikan tidak pernah terjadi, tetapi ada saja orang yang tetap percaya kepada perkataan mereka.
Fenomena demikian juga terjadi pada zaman Paulus. Ia mengingatkan jemaat Tesalonika tidak berusaha mencari tahu kapan Kristus datang kembali. Alasannya karena Kristus akan datang seperti pencuri pada malam hari (1-2). Artinya, Kristus akan datang secara tiba-tiba, dan tidak bisa diperkirakan waktunya. Karena itu, mereka yang tidak siap dan berjaga-jaga pada waktu Kristus datang kembali akan mengalami kebinasaan (3). Karena itu, Paulus menasihati mereka untuk tidak hidup dalam dosa dan kegelapan, agar hari penghukuman itu tidak secara tiba-tiba datang menimpa mereka (4). Mereka adalah anak-anak terang, maka mereka harus hidup dalam terang dan menerangi hidup orang lain, agar mereka yang melihat terang (perbuatan baik) itu percaya kepada Tuhan Yesus (5-6). Sebagai anak-anak terang, mereka juga tidak boleh bermalas-malasan atau masa bodoh. Mereka harus berjaga-jaga dan tetap sadar serta tidak hidup dalam dosa dan pesta pora, agar mereka siap menyambut kedatangan Kristus (7).
Untuk itu, mereka harus senantiasa memelihara iman, agar bertahan terhadap serangan panah api Iblis. Hidup penuh kasih dan tetap fokus pada pengharapan akan keselamatan final yang dijanjikan kepada mereka (8). Pengharapan itu harus mereka miliki sehingga tidak mengalami murka Allah (9). Hal ini begitu penting sehingga mereka harus saling menasihati dan membangun, agar siap menyambut Kristus datang kembali.
Kristus akan datang kembali, tetapi kita tidak boleh percaya segala nubuat bahwa Yesus akan datang pada tanggal sekian. Sikap kita ialah tetap hidup kudus dalam terang, berjaga-jaga sambil berdoa dan bekerja, hidup penuh iman, kasih dan pengharapan. [CJ]
SH: 1Tes 5:1-11 - Bangun! (Kamis, 28 April 2022) Bangun!
Pernahkah Anda mendengar perkataan bahwa menjadi orang Kristen itu enak karena tidak perlu mencari keselamatan? Perkataan itu didasarkan pada...
Bangun!
Pernahkah Anda mendengar perkataan bahwa menjadi orang Kristen itu enak karena tidak perlu mencari keselamatan? Perkataan itu didasarkan pada pemahaman bahwa keselamatan adalah anugerah. Namun, perkataan itu rawan disalahartikan bahwa orang Kristen tidak lagi perlu melakukan apa-apa untuk memelihara keselamatannya.
Rasul Paulus menyinggung hal ini menjelang akhir suratnya. Di tengah pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, Paulus mengingatkan bahwa waktunya memang tak terduga, seperti datangnya pencuri (1-2). Namun, orang percaya tidak akan "kecurian" karena telah diselamatkan dan dipersiapkan oleh Tuhan (4-5). Sekalipun demikian, kita tetap harus waspada (6-8). Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah saling menasihati dan membangun (11). Jadi, semua dalam keadaan terjaga, bukan tertidur, apalagi mabuk (6-8).
Nasihat Rasul Paulus itu menegaskan bahwa memang keselamatan adalah anugerah. Akan tetapi, keselamatan itu tentu perlu dipelihara. Bagai orang yang dihadiahi pelita untuk berjalan di tengah kegelapan, ia tetap harus waspada menjaga api pelita agar senantiasa menyala. Itulah yang disebut Paulus sebagai tetap terjaga.
Persekutuan orang-orang percaya memegang peran penting dalam hal ini. Tak jarang orang percaya pun lengah atau lelah dalam memelihara keselamatan yang telah dianugerahkan. Dengan demikian, peran saudara seiman untuk menegur, menasihati, dan membangun sangat penting. Setiap orang memiliki tanggung jawab seorang terhadap yang lain. Ketika ada yang mulai terlena sehingga menjauhi persekutuan, sudah menjadi tugas saudaranya untuk menegurnya. Ketika ada yang berbuat dosa dan melalaikan kehendak Tuhan, sudah menjadi tugas saudaranya untuk mengingatkannya.
Mari saling menegur, mengingatkan, dan menasihati; bukan karena merasa diri lebih baik, melainkan karena itu adalah tanggung jawab antar orang percaya. Jadi, jangan ragu menegur saudara kita: "Bangun!" supaya ia terjaga dan waspada. [KRS]
SH: 1Tes 5:12-22 - Siapa layak beroleh dukungan dana? (Selasa, 18 November 1997) Siapa layak beroleh dukungan dana?
Ada orang yang layak beroleh dukungan secara finansial, ada yang tidak. Siapa sajakah mereka? Yang layak kita duku...
Siapa layak beroleh dukungan dana?
Ada orang yang layak beroleh dukungan secara finansial, ada yang tidak. Siapa sajakah mereka? Yang layak kita dukung secara finansial ialah para hamba Tuhan yang bekerja keras. Sebagian dari mereka yang bekerja keras itu seringkali tidak beroleh dukungan dana memadai. Sikap hormat kita hendaknya juga diwujudkan dalam bentuk memperhatikan kebutuhan mereka akan dana. Yang tidak layak didukung ialah mereka yang karena bersikap ekstrim tentang kedatangan Tuhan, lalu tidak bekerja dan hidup tidak tertib.
Gereja Tuhan belum sempurna. Gereja Tuhan belum ada dalam kemuliaan. Orang-orang beriman bukan para malaikat yang sempurna, belum mengalami kebangkitan tubuh. Itu sebabnya di dalam gereja masih kita jumpai orang yang tawar hati, yang lemah, yang berbuat salah, yang kebiasaan ibadahnya salah, dlsb. Justru karena kita sedang menuju Hari kedatangan Tuhan, hari ketika Gereja dimuliakan, maka kita harus saling melayani agar kelemahan-kelemahan itu tidak berkepanjangan. Kekuatan untuk menjadi umat yang penuh daya tahan dan daya juang itu hanya terdapat dalam Roh Kudus. Jadi, jangan abaikan Roh Kudus, jangan abaikan karya dan karunia-karunia-Nya (ayat 19-22).
SH: 1Tes 5:12-28 - Kerjasama jemaat dan berkat Tuhan (Kamis, 30 Oktober 2003) Kerjasama jemaat dan berkat Tuhan
Ada sebuah papan promosi sebuah produk yang menjelaskan produk
tersebut dengan sebuah kalimat: "Mungkinkah per...
Kerjasama jemaat dan berkat Tuhan
Ada sebuah papan promosi sebuah produk yang menjelaskan produk tersebut dengan sebuah kalimat: "Mungkinkah perkerjaan yang besar dan berat dapat selesai jika dikerjakan sendirian?" Ini bukan rangkaian kalimat berkonotasi pesimis. Kalimat ini hanya mengingatkan bahwa kerja sama dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan itu adalah hal yang sangat penting.
Tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada orang-orang Kristen di Tesalonika sama beratnya dengan tugas dan tanggung jawab umat Tuhan saat ini. Jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri mustahil semua tugas dan tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan. Maka, jemaat Tuhan harus bahu membahu untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab itu (ayat 12-22) dan memohonkan berkat Tuhan untuk memberikan kemampuan serta motivasi (ayat 23-28).
Nasihat-nasihat terakhir Paulus yang ditujukan kepada jemaat
Tesalonika berisikan tentang beberapa hal penting: [1] supaya
jemaat menghormati dan mendukung dalam kasih para pemimpin
jemaat yang sudah bekerja keras, memimpin dan menegor mereka
(ayat 12-13); [2] para pemimpin agar tegas terhadap mereka yang
tidak tertib, dan berlaku adil terhadap yang lemah (ayat 14-15);
[3] keseluruhan komunitas jemaat agar mereka tekun dalam doa dan
syukur, mengembangkan karunia dan menjauhi kejahatan (ayat
Akhirnya, jemaat memerlukan kekuatan dan pertolongan dari Tuhan supaya mereka dapat dengan tuntas menunaikan tugas dan tanggung jawab pelayanan mereka. Itu sebabnya Paulus menyampaikan berkat Allah kepada mereka.
Renungkan: Tunaikan tugas dan panggilanmu dengan setia dan bertanggung jawab. "Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga yang akan menggenapinya."
SH: 1Tes 5:12-28 - Sikap Hidup Orang Percaya (Jumat, 9 Oktober 2015) Sikap Hidup Orang Percaya
Sikap hidup orang percaya dalam bergereja maupun kehidupan sehari-hari begitu penting. Dalam mengakhiri suratnya, Paulus me...
Sikap Hidup Orang Percaya
Sikap hidup orang percaya dalam bergereja maupun kehidupan sehari-hari begitu penting. Dalam mengakhiri suratnya, Paulus memberikan beberapa nasihat demikian. Pertama, agar memiliki sikap yang benar terhadap pemimpin mereka dengan menghormati, menaati, mengasihi, dan mendoakan mereka (12), karena para pemimpin telah bekerja keras dalam memimpin dan melayani mereka. Sikap demikian akan membuat persekutuan mereka hidup dalam damai.
Kedua, dalam hubungan dengan saudara seiman, mereka harus saling peduli dan menguatkan. Mereka harus berani dan penuh cinta kasih menegur mereka yang berbuat onar dan salah; memghibur mereka yang sudah bertobat agar tidak tawar hati dan terpuruk dalam rasa bersalah mereka; membela dan menguatkan jemaat yang putus asa dan lemah iman (13-14). Sabar terhadap semua orang, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi dengan kebaikan (15).
Ketiga, dalam hubungan dengan diri sendiri, mereka harus hidup penuh sukacita, tetap berdoa, dan bersyukur apapun masalah dan kesulitan yang mereka alami (16-18). Sikap demikian jelas berkenan kepada Allah. Dalam kehidupan kerohanian, mereka tidak boleh memadamkan karya Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui mereka (19); tidak menolak firman Tuhan, dan harus menguji segala ajaran yang muncul (20); memegang yang benar dan menjauhi segala kejahatan (21-22).
Untuk menguatkan dan meneguhkan mereka, Paulus memohon agar Allah menguduskan dan memelihara totalitas hidup mereka, sehingga sempurna dengan tidak bercacat cela sampai Kristus datang kembali (23).
Dalam dunia yang semakin individualisme, kita sebagai umat pilihan Tuhan tetap belajar menghormati, menaati, mengasihi, dan mendoakan para pemimpin rohani kita. Peduli terhadap saudara seiman agar mereka terus bertumbuh serupa dengan Kristus. Kita secara pribadi senantiasa berdoa, bersyukur, serta belajar firman Tuhan setiap hari. [CJ]
SH: 1Tes 5:12-22 - Rupa-rupa (Jumat, 29 April 2022) Rupa-rupa
Apakah Anda pernah merasa bahwa hal besar lebih penting daripada hal kecil? Benarkah hal spektakuler lebih berharga daripada keseharian yan...
Rupa-rupa
Apakah Anda pernah merasa bahwa hal besar lebih penting daripada hal kecil? Benarkah hal spektakuler lebih berharga daripada keseharian yang biasa saja? Nasihat di akhir suratnya menunjukkan bahwa Rasul Paulus memberi perhatian pada hal yang kecil dan biasa.
Setelah selesai menyinggung mengenai hal-hal khusus yang berkaitan dengan pergumulan jemaat Tesalonika, Rasul Paulus menambahkan rupa-rupa nasihat umum. Pendek-pendek tulisannya, tetapi semuanya itu penting untuk kehidupan orang percaya dan jemaat. Tampak bahwa Rasul Paulus tidak hanya peduli kepada hal-hal besar. Dia tetap memberi perhatian kepada hal-hal kecil dan keseharian seperti yang tampak dalam rupa-rupa nasihat itu. Dua di antaranya adalah berdoa (17) dan mengucap syukur (18).
Kadang-kadang orang bisa terlalu berfokus pada hal-hal besar, sehingga melupakan hal-hal kecil yang juga penting. Tak jarang, orang hanya melihat gambar besar tanpa memedulikan detail-detail kecil. Sering kali orang berpikir bahwa yang perlu mendapat perhatian adalah perkara besar, sementara perkara keseharian sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Namun, rupa-rupa nasihat Rasul Paulus ini mengingatkan bahwa hal-hal kecil dan keseharian pun perlu selalu diberi perhatian. Sekalipun disinggung dengan amat pendek, tetapi semuanya mendapat perhatian penuh. Kalau diabaikan, bukan tak mungkin pada suatu saat nanti kita kehilangan makna dari hal-hal kecil itu, atau bahkan melupakannya sama sekali.
Ambillah satu contoh, berdoa misalnya. Berdoa adalah hal yang wajar dilakukan oleh orang percaya. Namun, kalau tidak mendapat perhatian serius, kita bisa berdoa hanya sebagai kebiasaan dan kita melakukannya secara mekanis, sekadar kewajiban. Bisa pula kita lalai berdoa karena merasa bahwa itu hanya hal kecil.
Ingat, Tuhan menciptakan manusia tidak hanya bentuk besarnya, tetapi juga dengan memberi perhatian kepada rupa-rupa detail yang ada. Mari kita pun memberi perhatian kepada rupa-rupa yang kecil tetapi penting dalam relasi kita dengan Tuhan dan sesama. [KRS]
SH: 1Tes 5:23-28 - Tampil layak bagi Kristus. (Rabu, 19 November 1997) Tampil layak bagi Kristus.
Hubungan orang beriman sebagai Gereja atau umat Tuhan dengan Kristus, diumpamakan seperti pengantin perempuan dan penganti...
Tampil layak bagi Kristus.
Hubungan orang beriman sebagai Gereja atau umat Tuhan dengan Kristus, diumpamakan seperti pengantin perempuan dan pengantin pria (bdk. 2Kor.11:2). Baik pengantin wanita maupun pria, sama-sama ingin pasangannya dalam keadaan murni, indah, pada hari pernikahannya, bukan? Demikianlah Kristus ingin pada kedatangan-Nya kelak, kita dalam keadaan kudus. Allah sendiri menguduskan kita seluruhnya sebagai Gereja dan seutuhnya sebagai pribadi dengan segala kapasitas kita (ayat 23).
Teruskan firman Allah. Allah bukan saja ingin agar Gereja-Nya sempurna, tetapi juga berkembang dan bertumbuh secara dinamis. Dua hal yang Paulus singgung mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan kehidupan Gereja. Pertama, kehidupan doa Gereja (ayat 25). Gereja yang berdoa syafaat adalah gereja yang tumbuh. Kedua, persekutuan dalam firman (ayat 27). Gereja yang warganya diajar dan saling berbagi firman adalah gereja yang menyala-nyala bagi Tuhan oleh api kebenaran-Nya.
Renungkan: Tuhan memproses Gereja-Nya untuk menjadi Gereja yang kudus, am, dan rasuli secara sempurna pada Hari kedatanganNya. Terbukalah bagi operasi Roh-Nya
Doa: Mampukan kami menjadi Gereja sesuai dengan ideal Tuhan.
SH: 1Tes 5:23-28 - "Kumohon ..." (Sabtu, 30 April 2022) "Kumohon ..."
Ada tiga ungkapan yang sering disebut ajaib, yaitu "terima kasih", "maaf", dan "tolong". Ketiganya dipercaya sebagai kata-kata penting ...
"Kumohon ..."
Ada tiga ungkapan yang sering disebut ajaib, yaitu "terima kasih", "maaf", dan "tolong". Ketiganya dipercaya sebagai kata-kata penting dalam pergaulan. Sayangnya, tidak semua orang bisa begitu mudah mengucapkan ketiga kata itu, terlebih ketika merasa diri lebih tinggi daripada orang lain.
Di akhir suratnya, Rasul Paulus menuliskan doa bagi jemaat yang menerima suratnya itu (23-24). Selain itu, Rasul Paulus memohon supaya jemaat mendoakan dirinya dan teman-teman sepelayanannya (25), menyampaikan salam kepada saudara-saudara dengan cium kudus (26), dan membacakan surat itu kepada semua saudara (27).
Rasul Paulus, seorang yang berkarisma dan dihormati oleh jemaat, memohon kepada jemaat yang dikiriminya surat. Hal ini menunjukkan kerendahan hati Rasul Paulus. Dia tidak merasa diri lebih tinggi atau lebih hebat daripada jemaat yang diajar dan dinasihati olehnya. Dia memohon supaya didoakan karena mengakui bahwa doa-doa jemaat sangat berharga bagi dia dan teman-teman. Dia memohon supaya salamnya disampaikan kepada saudara-saudara yang lain karena sadar bahwa dia terbatas, tidak bisa menjangkau atau menyebutkan nama semua orang. Dia memohon supaya surat itu dibacakan, bahkan dengan kata-kata: "Demi nama Tuhan, aku minta dengan sangat ..." karena mengakui bahwa jemaat memiliki otoritas atas tindakan yang mereka lakukan. Rasul Paulus tak bisa memaksa, hanya memohon.
Semua hal itu mengajarkan kerendahan hati kepada kita sekalian. Seberapa pintar, kaya, atau tingginya kedudukan kita di mata manusia, di hadapan Tuhan, kita dan sesama adalah setara. Dengan demikian, tak ada hak untuk memerintah orang lain agar menuruti kata-kata kita. Sebaliknya, tak ada yang salah untuk memohon, termasuk meminta tolong kepada orang lain, ketika kita tak mampu melakukan sesuatu.
Dengan memohon, kita mengakui kesetaraan antarsesama. Kita pun mengakui otoritas mereka terhadap tindakan yang dipilih. Jadi, setiap kali diperlukan, janganlah ragu untuk berkata: "Kumohon ..." [KRS]
Utley: 1Tes 5:1-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:1-111 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, 2 karena kamu sendiri tahu benar-...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:1-11
1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, 2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. 3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman — maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin — mereka pasti tidak akan luput. 4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, 5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. 6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. 7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. 8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. 9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, 10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. 11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
1Tes 5:1 "Tetapi tentang" Subyek tentang Kedatangan Kedua berlanjut, tapi sebuah aspek baru dari peristiwa ini didekati: penghakiman orang-orang kafir.
- NASB "zaman dan masa"
- NKJV, NRSV "masa dan musim"
- TEV "masa dan kesempatan"
- NJB "masa dan musim"
Meskipun orang percaya tidak harus mencari waktu tertentu (lih. Mat 24:36), mereka perlu mengenali kecenderungan sejarah (lih. Kis 1:7; Mat 24:32-33). Kata Yunani chronōn, yang diterjemahkan "kali / masa," menjawab pertanyaan, "Berapa lama?" Ini berbicara tentang berlalunya waktu. Kata "kronologi" berasal dari akar Yunani ini. Kairōn, yang diterjemahkan "zaman," menjawab pertanyaan, "kapan?" Ini berbicara tentang peristiwa- peristiwa khusus.
□ "saudara-saudara" Ini sering digunakan oleh Paulus untuk menandai transisi ke subyek baru (lihat 1Tes 4:1).
□ "tidak perlu dituliskan kepadamu" Paul belum bisa memberikan informasi yang luas dan berkepanjangan tentang Kedatangan Kedua. Ingat, ia hanya tinggal dalam waktu singkat di Tesalonika, tapi dia pasti telah berkhotbah tentang subyek ini beberapa kali. Frasa ini tidak berarti menyiratkan bahwa orang percaya di Tesalonika dengan sempurna memahami semua aspek dari peristiwa akhir zaman, tetapi bahwa Roh akan memimpin mereka dan memberitahu mereka di bidang-bidang yang diperlukan (lih. Yoh 14:26; 16:13; 1Yoh 2:20,27) terutama kebenaran yang berhubungan dengan: (1) Injil, dan (2) kehidupan Kristen.
Kemungkinan yang lain adalah bahwa hal itu menunjuk pada Perjanjian Baru dari Yer 31:31-34, khususnya ay. 33-34. Zaman Baru kebenaran ditandai oleh orang-orang yang mengenal Allah dengan cara-cara pribadi yang intim. Mereka tidak akan perlu seorang guru karena Allah telah menuliskan firman-Nya di dalam hati mereka dengan melalui Roh.
1Tes 5:2 "hari Tuhan" ini berkaitan dengan sebuah frasa PL yang merujuk pada Tuhan atau Mesias-Nya yang masuk ke dalam sejarah untuk mendirikan zaman baru kebenaran (lih. Yoel 1:15; 2:11,31; Am 5:18; Yes 2:12). Dalam PL kedatangan Tuhan bisa untuk berkat atau penghakiman. Bagi orang percaya itu akan menjadi puncak dari keselamatan tetapi untuk orang-orang kafir penyempurnaan dari penghakiman.
Penekanan eskatologis tentang suatu hari kedatangan yang khusus ketika manusia akan bertemu dengan Yesus ini (sebagai Juruselamat atau Hakim) disebut dengan beberapa sebutan dalam tulisan-tulisan Paulus:
- 1. "Hari Tuhan kita Yesus Kristus" (lih. 1Kor 1:8)
- 2. "Hari Tuhan" (lih. 1Kor 5:5; 1Tes 5:2; 2Tes 2:2)
- 3. "Hari Tuhan Yesus" (lih. 2Kor 1:14)
- 4. "Hari Yesus Kristus" (lih. Fili 1:6)
- 5. "Hari Kristus" (lih. Fili 1:10; 2:16)
- 6. "Hari-Nya (Anak Manusia)" (lih. Luk 17:24)
- 7. "Hari Anak Manusia dinyatakan" (lih. Luk 17:30)
- 8. "Penyataan Tuhan kita Yesus Kristus" (lih. 1Kor 1:7)
- 9. "Ketika Tuhan Yesus akan diungkapkan dari surga" (lih. 2Tes 1:7)
- 10. "Di hadapan Tuhan Yesus pada kedatangan-Nya" (lih. 1Tes 2:19)
Dalam PL penulis melihat dua zaman, zaman jahat dan zaman yang akan datang kebenaran, yaitu zaman Roh. Allah akan campur tangan dalam sejarah melalui Mesias-Nya untuk menyiapkan zaman baru ini. Peristiwa ini dikenal sebagai "Hari Tuhan." Perhatikan bahwa penulis PB mengatributkan hal ini kepada Kristus. Kedatangan pertama-Nya, Inkarnasi, diramalkan dalam banyak naskah-naskah PL. Orang-orang Yahudi tidak mengharapkan seorang Illahi, melainkan hanya suatu campur tangan Illahi. Kedua kedatangan dari Mesias, pertama sebagai hamba yang menderita dan penyelamat, yang lain sebagai Hakim dan Tuhan, tidak tampak jelas dalam PL. Lihat Topik Khusus: Dua Zaman dalam Gal 1:4.
□ "datang seperti pencuri pada malam" Ini adalah sebuah PRESENT TENSE yang digunakan sebagai suatu FUTURE. Kedatangan kembali "setiap-saat" ini adalah tema berulang dalam PB (lih. Mat 24:42-44; 25:13, Luk 12:40,45; 21:34-36; 2Pet 3:10; Wahy 3:3; 16:15). Lihat Topik Khusus pada 1Tes 4:15.
Ada sebuah tradisi Yahudi bahwa Mesias akan datang pada tengah malam pada hari Paskah seperti Malaikat Kematian di Keluaran.
1Tes 5:3 "Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman" Ini adalah pesan dari para nabi palsu di zaman Yeremia (lih. Yer 6:14; 8:11). Kehidupan manusia dan masyarakat akan tampak normal sebelum intervensi Allah (lih. Mat 24:37-38; Luk 17:26-27). Mereka tidak akan mengharapkan Mesias.
- Penekanan PB ini adalah bahwa akan ada penderitaan yang intens sebelum Kedatangan Kedua (lih. Mat 24:21; Mr 13:19-20).
□ "maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan" Bagian ini dengan tajam mengkontraskan "mereka" (ay. 1Tes 5:3) dan "saudara" (ay. 1Tes 5:4). Kehancuran ini tidak menunjuk pada pemusnahan, tetapi adalah sebuah metafora alkitabiah untuk penghakiman Allah (lih. 2Tes 1:9; Dan 12:2).
"Tiba-tiba" hanya ditemukan di sini dan di catatan Lukas tentang wacana Olivet Yesus (lih. Luk 21:34). Ini menyiratkan sebuah peristiwa tiba-tiba dan tak terduga.
□ "sakit bersalin" Metafora penghakiman PL ini (lih. Yes 13:6-8; Yer 4:31) menjadi sebuah sebuah metafora PB (yaitu, sakit bersalin zaman baru, lih. Mat 24:8; Mr 13:8; Rom 8:22). Ini berbicara tentang ketiba-tibaan namun pasti dari suatu peristiwa, serta juga kesakitan parah yang terlibat.
- NASB "dan mereka tidak akan melarikan diri"
- NKJV "mereka pasti tidak akan luput"
- NRSV "dan akan ada jalan keluar"
- TEV "Mereka tidak akan melarikan diri"
- JB "dan tidak akan ada jalan bagi siapa pun untuk menghindarinya"
Ini adalah sebuah DOUBLE NEGATIVE yang tegas: "Tidak pernah, tidak, tidak pernah dalam keadaan apapun."
1Tes 5:4 "Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan," Allah telah mengungkapkan— melalui para nabi PL, Yesus, dan para penulis PB—garis besar dasar peristiwa akhir zaman sehingga orang-orang beriman yang masih hidup tidak akan terkejut dengan apa yang terjadi. Ini adalah salah satu cara bahwa Allah telah memberikan keberanian kepada para pengikut-Nya di tengah-tengah kesulitan hidup ini dan periode kesusahan zaman akhir.
Salah satu alasan untuk kebingungan berulang di antara orang percaya tentang peristiwa ini adalah bahwa setiap generasi orang percaya telah mencoba untuk memaksakan peristiwa ini ke dalam sejarah mereka.
Lihat topik khusus TOPIK KHUSUS: ESKATOLOGI — MENGAPA ORANG KRISTEN MEMPUNYAI BEGITU
1Tes 5:5 "anak-anak terang dan anak-anak siang" Ini adalah dua ungkapan Semit untuk orang benar (lih. Luk 16:8, Yoh 1:4-9; 3:17-21; 8:12; 11:9-10; 12:35-36,46; Ef 5:8; 1Yoh 1:5,7; 2:8-10). Dualisme metafora terang vs kegelapan ini adalah karakteristik dari Timur Dekat Kuno. Ini adalah sebuah tema berulang dalam tulisan-tulisan Rasul Yohanes dan dalam Naskah Laut Mati.
1Tes 5:6 "janganlah kita tidur" Ini adalah kata yang berbeda dari 1Tes 4:13 dst. Ini sering digunakan dalam PB untuk penyama-rataan moral (lih. Mr 13:36; Ef 5:14). Perhatikan ketiga penggunaan yang berbeda dari "tidur" (katheudō): (1) kurangnya kewaspadaan moral, (ay. 1Tes 5:6), (2) istirahat fisik, (ayat 1Tes 5:7); (3) kematian, (ay. 1Tes 5:10).
- NASB, NKJV, NRSV "seperti orang-orang lain"
- TEV "seperti orang-orang yang lain"
- NJB "seperti yang dilakukan orang lain"
- Ini secara harfiah adalah "sisanya" atau "selebihnya." Ini adalah istilah yang sama dengan yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang kafir yang tidak memiliki harapan di 1Tes 4:13.
□ "tetapi berjaga-jaga dan sadar" Ayat 1Tes 5:6 memiliki tiga PRESENT ACTIVE SUBJUNCTIVE. Yang pertama adalah NEGATIF, "jangan terus tertidur." Dua yang berikutnya adalah POSITIF, "tetaplah waspada dan sadar." Ini menekankan ketekunan yang terus-menerus, tetapi dengan unsur kontingensi. Beberapa orang percaya tertidur dan tidak waspada atau sadar. Kewaspadaan adalah tema umum dari PB untuk orang Kristen mengenai Kedatangan Kedua (lih. Mat 24:42-43; 25:13, Mr 13:34, Luk 21:34). Baik "waspada" dan "sadar" digunakan secara metaforis. "Sadar" dalam ay. 1Tes 5:6 & 8 digunakan untuk kewaspadaan mental atau pengendalian diri (lih. 2Tim 4:5; 1Pet 1:13; 4:7; 5:8).
1Tes 5:8 "berbajuzirahkan" Ini merupakan sebuah AORIST MIDDLE PARTICIPLE yang bisa dibaca "setelah sekali untuk semua diri kita mengenakan." Penggunaan ini sangat mirip dengan Rom 13:12; Ef 6:11-14, yang mencerminkan Yes 59:17. Paulus seringkali menggunakan metafora senjata militer, namun tidak selalu menggunakan baju besi ini untuk mewakili atribut Kristen yang sama. Orang percaya secara pribadi harus menyediakan diri untuk persenjataan rohani yang diberikan oleh Kristus. Perlindungan kedewasaan tidaklah otomatis (lih. ay. 1Tes 5:7).
□ "iman... kasih... pengharapan" Ini adalah tiga serangkai favorit Paulus tentang kebajikan Kristen (lih. Rom 5:2-5; Gal 5:5-6; Kol 1:4-5; 1Tes 1:3; Ibr 6:10-12; 1Pet 1:21-22). Mereka membentuk sebuah kaitan dari iman awal sampai kepada iman yang disempurnakan.
□ "pengharapan" Ini sering digunakan untuk merujuk pada Kedatangan Kedua, khususnya di I & II Tesalonika. Lihat Topik Khusus: Pengharapan di Gal 5:5.
1Tes 5:9 "untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" Kasih Allah mengalir kepada kita hanya melalui Kristus. Dia adalah satu-satunya jalan (lih. Yoh 14:6); pintu (Yoh 10:1-3); satu-satunya perantara (1Tim 2:5).
1Tes 5:10 "yang sudah mati untuk kita" Ini mengungkapkan korban penebusan perwakilan Yesus atas nama kita (lih. Yes 53; Mr 10:45; 2Kor 5:21).
□ "entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur" Ada dua pilihan interpretatif: (1) gereja prihatin tentang anggota persekutuan mereka yang telah meninggal atau (2) Yesus mati bahkan untuk orang-orang beriman yang tidak waspada dan tidak berjaga.
□ "kita hidup bersama-sama dengan Dia" Surga pasti adalah suatu tempat (lih. Yoh 14:2-3a), tetapi yang terutama adalah bersama dengan Yesus ini (lih. Yoh 14:3c; 2Kor 5:6,8). Surga, seperti keselamatan, adalah hubungan pribadi!
1Tes 5:11 "nasihatilah seorang akan yang lain" Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. "Menguatkan" adalah dari akar yang sama sebagai "paraklētos" (lih. Yoh 14; 15; 16; 1Yoh 2:1). Pembahasan Paulus tentang Pengangkatan (lih. 1Tes 4:13-18) berakhir dalam pengajaran, pelayanan yang etis (lih. 1Kor 15:58; Ef 4:13). Doktrin harus mendorong kehidupan yang saleh (lih. Luk 12:48).
□ "saling membangunlah" Ini adalah satu lagi PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Harapan kedatangan kembali Kristus dan surga harus memotivasi kita untuk melayani satu sama lain, bukan bersaing memperebutkan sistem eskatologis manusia!
Utley: 1Tes 5:12-22 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:12-2212 Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang mem...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:12-22
12 Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; 13 dan supaya kamu sungguh- sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. 14 Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. 15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang. 16 Bersukacitalah senantiasa. 17 Tetaplah berdoa. 18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 19 Janganlah padamkan Roh, 20 dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. 21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. 22 Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
1Tes 5:12 "saudara-saudara" Ini sering digunakan oleh Paulus untuk menunjukkan transisi ke suatu subyek baru (lih. 1Tes 4:13; 5:1), meskipun tidak selalu (lih. 1Tes 5:14,25,26). Di sini ini menunjukkan bahwa Paulus sedang ber seluruh gereja.
- NASB "menghargai"
- NKJV "mengenali"
- NRSV "menghormati"
- TEV "menghormati secara pantas"
- NJB "menjadi perhatian"
Ini adalah sebuah PERFECT INFINITIVE, yang secara harfiah "mengenal," yang digunakan dalam pengertian "menghargai," "menunjukkan rasa hormat kepada orang," "untuk mengakui nilai" atau "tahu nilai." Orang percaya harus merespon dengan tepat dan hormat terhadap kepemimpinan yang dipanggil Allah (lih. 1Kor 16:18; Fili 2:29; 1Tim 5:17).
- NASB "mereka yang bekerja keras di antara kamu"
- NKJV, NRSV "orang yang bekerja yang di antara kamu"
- TEV "bagi mereka yang bekerja di antara kamu"
- NJB "mereka yang bekerja di antara kamu"
Istilah untuk "kerja" ini berarti "usaha keras" (lih. 1Kor 16:16). Seluruh bagian ini tampaknya menunjuk pada masalah sikap dari gereja terhadap kepemimpinannya.
- 1. "Yang rajin kerja di antara kamu" (PRESENT ACTIVE PARTICIPLE)
- 2. "Yang bertanggung jawab atas kamu" (PRESENT MIDDLE PARTICIPLE)
- 3. "Yang memberi petunjuk (PRESENT ACTIVE PARTICIPLE). Ada satu ARTICLE dalam naskah Yunani yang diikuti oleh tiga frasa deskriptif ini, semua PARTICIPLE ini menunjuk pada kepemimpinan.
□ "yang memimpin kamu dalam Tuhan" Ini secara harfiah adalah "harus ditetapkan sebelumnya." Mereka akan memberikan pertanggung-jawaban kepada Tuhan untuk pelayanan mereka (lih. 1Kor 3:10-17; Ibr 13:17).
□ "yang menegor" Ini secara harfiah adalah "menjadikan masuk akal." Ini biasanya diterjemahkan " menasihati orang yang sulit diatur."
1Tes 5:12-22 Ada serangkaian lima belas PRESENT IMPERATIVE yang mendesak orang percaya untuk hidup pantas di dunia yang jatuh di ambang kehancuran. Kehidupan saleh kita harus mengarahkan orang yang terhilang kepada Kristus.
- NASB NKJV, NRSV "sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih"
- TEV "Perlakukan mereka dengan hormat dan kasih yang terbesar"
- NJB "Memiliki rasa hormat dan rasa sayang yang terbesar untuk mereka"
KATA KERJANYA adalah sebuah PRESENT INFINITIVE yang menekankan tindakan pribadi yang terus-menerus. KATA KETERANGAN nya adalah istilah majemuk lipat tiga yang digunakan tiga kali oleh Paulus (lih. Ef 3:20; 1Tes 3:10). Orang percaya harus menghormati pemimpin mereka (lih. 1Kor 16:18; Fili 2:29; 1Tim 5:17). Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Majemuk Huper di Gal 1:13.
□ "karena pekerjaan mereka" Kepemimpinan adalah suatu hadiah dari Allah (lih. Ef 4:11-13). Ketika Dia memberikan tugas, Ia menghormati tugas tersebut, belum tentu orang yang menerimanya. Istilah yang diterjemahkan "bekerja" dalam ay. 1Tes 5:13 ini berbeda dari yang ada di ay. 1Tes 5:12. Kelompok pemimpin yang bekerja keras ini mungkin telah dibandingkan dengan mereka yang menolak untuk bekerja (lih. ay. 1Tes 5:14 dan 2Tes 3:6-11).
□ "Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE, sebuah perintah terus-menerus untuk orang percaya percaya dan suatu seruan lazim PB (lih. Mr 9:50; Rom 12:18; 2Kor 13:11). Ini mencerminkan masalah umum dalam gereja-gereja. KeKristenan memeluk laki-laki dan perempuan dari banyak latar belakang yang berbeda (lih. Rom 14:01-15:13; 1Kor 8:1-13; 10:23-33).
1Tes 5:14 "saudara-saudara" Ayat ini bisa merujuk terutama kepada para pemimpin (lih. ay. 1Tes 5:27), tetapi hal-hal yang disebut ini akan berlaku untuk semua orang percaya. Ini juga berlaku dengan 1Tim 3. KeKristenan Perjanjian Baru tidak membuat perbedaan antara "pendeta" dan "awam." Kita semua dipanggil oleh Tuhan, pelayan Yesus yang dikaruniai oleh Roh (lih. Ef 4:11-13). Di dalam keluarga pelayan berkarunia ini Allah tidak memilih pemimpin!
- NASB "menasihati orang yang tidak tertib"
- NKJV "tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib"
- NRSV "menasihati orang pemalas"
- TEV "memperingatkan pemalas"
- NJB "memperingatkan para pemalas"
Ini memulai serangkaian PRESENT IMPERATIVE, yang menunjukkan tindakan yang terus menerus atau kebiasaan. Ada lima belas IMPERATIVE dalam ay. 12-22. Yang satu ini bisa memiliki salah satu dari dua arti: (1) istilah militer untuk perilaku tidak tertib; atau (2) digunakan dalam papirus bahasa Yunani Koine dari Mesir untuk "pemalas." Konotasi yang terakhir ini jauh lebih sesuai dengan konteks surat ini (lih. 2Tes 3:7-16).
- NASB, NRSV "kuatkanlah mereka yang tawar hati"
- NKJV "hiburlah mereka yang tawar hati"
- TEV "kuatkanlah mereka yang penakut"
- NJB "berikanlah keberanian bagi mereka yang memprihatinkan"
Sebuah PRESENT MIDDLE (deponent) IMPERATIVE, ini secara harfiah adalah, "berpikiran kerdil." KJV memiliki "lemah pikiran," tetapi itu benar-benar digunakan dalam arti "tawar hati" atau "iman kerdil" (lih. Rom 14:1-15:13; 1Kor 8; 10:23-33). Ini mungkin sebuah rujukan terhadap Yes 35:4 dalam Septuaginta.
□ "belalah mereka yang lemah" PRESENT MIDDLE IMPERATIVE ini digunakan dalam arti lemah dalam tubuh dan/ atau pikiran. Ini dapat menunjuk jenis orang Kristen yang sama sebagaimana dicirikan dalam Rom 14:1-15:13 (yaitu, 1Kor 8:7; 9:22) atau mungkin menunjuk pada masalah fisik.
□ "sabarlah terhadap semua orang" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Ini adalah suatu perintah untuk terus menjadi panjang sabar, bukan pemarah (lih. 1Kor 13:4; Ef 4:2). Ini ditujukan baik pada pemimpin dan rakyat. Ini juga memberi kita jendela ke dalam masalah gereja mula-mula.
Ada dua istilah Yunani yang diterjemahkan "kesabaran": (1) makrothomia dan (2) hupomone. Mereka disebut bersama-sama dalam 2Kor 6:6; Gal 5:22; Kol 1:11; 2Tim 3:10. Yang pertama digunakan dalam naskah ini. Hal ini dapat merujuk pada karakteristik dari Allah (lih. LXX dari Yes 57:15; Rom 2:4; 9:22; 1Pet 3:20; 2Pet 3:9). Orang percaya harus meniru karakter (gambar) dari Bapa mereka.
Ini juga digunakan untuk kesabaran dengan (1) sesuatu, lih. Ibr 6:12; Yak 5:7,8 atau (2) seseorang. lih. Mat 18:26,29; 1Kor 13:1, 1Tes 5:14, Yak 5:10. Ini adalah bukti dari kedewasaan rohani dan hidup serupa Kristus.
1Tes 5:15 "Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat" Ini adalah satu lagi PRESENT ACTIVE IMPERATIVE (lih. Mat 5:44; Rom 12:17-21; 1Pet 3:9). Orang percaya harus merespon secara berbeda daripada orang-orang kafir. Orang percaya harus bertindak dalam kasih, tidak bereaksi dalam kemarahan. Situasi sulit dan tidak adil justru sering merupakan kesempatan bersaksi yang paling efektif.
- NASB "selalu mencari apa yang baik"
- NKJV "selalu mengejar apa yang baik"
- NRSV "usahakanlah senantiasa yang baik"
- TEV "setiap saat jadikan tujuanmu untuk berbuat baik"
- NJB "kamu semua harus memikirkan apa yang terbaik"
IMPERATIVE PRESENT ACTIVE ini diterjemahkan secara harfiah "terus mengejar yang baik" (lih. ay. 1Tes 5:21; Rom 12:9). Istilah "baik" di sini adalah agathos, yang biasanya menekankan kualitas moral. Tapi orang bertanya bagaimana hal ini berkaitan dengan frasa berikutnya "kepada satu sama lain dan kepada semua orang." Istilah kalos(baik atau indah) digunakan dalam ay. 1Tes 5:21. Ada sebuah ketumpang tindihan semantik yang besar antara kedua istilah ini dalam bahasa Yunani Koine. Apakah ini dimaksudkan untuk menjadi perbedaan? Kedua konteks langsungnya menunjuk pada "kejahatan" (lih. ay. 1Tes 5:15a,. 22). Ayat 1Tes 5:15 berkaitan dengan tindakan orang Kristen terhadap orang- orang percaya dan non-orang percaya (semua orang), tetapi ay. 1Tes 5:21 berhubungan dengan penganalisisan pemimpin atau karunia Kristen. Saat ini saya berpikir bahwa mereka bersinonim. Ada suatu penyederhanaan dalam tata bahasa dan kosa kata dalam bahasa Yunani Koine yang terjadi di zaman Paulus. Untuk diskusi yang baik dari kalos lihat Firman Perjanjian Baru dari William Barclay hal. 151-161.
□ "terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang" Ini sangat seperti ay. 1Tes 5:14; 3:12. Orang percaya harus menempatkan kebaikan dari masyarakat di atas kepentingan pribadi (lih. Rom 12:10; 1Kor 12:7; Fili 2:1-5). Bagaimana orang percaya memperlakukan orang percaya lainnya harus digeneralisasi sampai pada cara mereka memperlakukan orang kafir juga (lih. Gal 6:10).
1Tes 5:16 "Bersukacitalah senantiasa" PRESENT ACTIVE IMPERATIVE ini adalah tema dari kitab Filipi (lih. 1Tes 2:18; 3:1; 4:4,10). Ini adalah pandangan dunia yang didasarkan pada hubungan kita dengan Kristus dan hubungan perjanjian kita dengan orang Kristen lain, bukan pada keadaan (lih. Rom 8:31-39).
1Tes 5:17 "Tetaplah berdoa" Satu lagi PRESENT MIDDLE (deponent) IMPERATIVE, ini pasti merujuk pada doa gaya hidup, persekutuan dengan Allah dari waktu ke waktu (lih. 1Tes 1:3; 2:13). Paulus merasakan kebutuhan untuk berdoa dan percaya bahwa hal itu mempengaruhi pelayanannya (lih. ay. 1Tes 5:25; Ef 6:18-19; 2Tes 3:1).
- NASB NKJV "Mengucap syukurlah dalam segala hal"
- NRSV "bersyukur dalam segala situasi"
- TEV "bersyukur dalam segala keadaan"
- NJB "untuk semua hal yang bersyukur kepada Allah"
Ini adalah satu lagi PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Keadaan tidak boleh mendikte syukur kita atau sukacita kita (lih. Rom 8:26-30,31-39; Ef 5:20). Ingat bahwa syukur harus mengalir tidak "untuk semua hal," tetapi "dalam segala situasi." Lihat Topik Khusus: Pujian, Doa, dan Syukur Paulus di Gal 6:18. Lihat Topik Khusus: Mengucap Syukur di 1Tes 1:2.
□ "dikehendaki Allah" Ini secara harfiah adalah "kehendak Allah" seperti Ef 5:17. Kehendak Allah adalah bahwa manusia yang jatuh percaya pada Kristus (lih. Yoh 6:29). Setelah ini ada beberapa "kehendak" Allah. Salah satunya adalah untuk bersukacita dan bersyukur bahkan selama penganiayaan dan konflik. Lihat Topik Khusus pada 1Tes 4:3.
- NASB NKJV, NRSV "Janganlah padamkan Roh"
- TEV "Jangan menahan Roh Kudus"
- NJB "Jangan pernah mencoba untuk menekan Roh"
Ayat 19-20 adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE dengan NEGATIVE PARTICLE, biasanya berarti menghentikan suatu tindakan dalam proses. Terjemahan Williams mempunyai "berhenti menyesakkan Roh." Kelima IMPERATIVE dari ay. 19-22 harus berjalan bersama-sama. Dua NEGATIF IMPERATIVE yang pertama dari ay. 19 & 20 menetapkan batas-batas untuk tiga IMPERATIVE POSITIF dari 21-22. "Memadamkan" berarti "untuk mematikan api." Tindakan kita mempengaruhi pekerja dari Roh (lih. Yes 63:10; Ef 4:30).
- NASB "jangan menghina ucapan kenabian"
- NKJV "janganlah anggap rendah nubuat-nubuat"
- NRSV "Jangan menghina kata-kata para nabi"
- TEV "jangan menghina pesan terinspirasi"
- NJB "jangan pernah... memperlakukan karunia nubuat dengan penghinaan"
Definisi dari "nubuat" dalam PB telah banyak diperdebatkan. Karunia ini adalah termasuk dalam daftar karunia rohani dalam 1Kor 12:28-29 dan Ef 4:11. Bagaimana para nabi penulis Kitab Suci dari PL terkait dengan karunia "nubuat" pasca apostolik tidaklah pasti. Kebanyakan sarjana ingin membatasi inspirasi / wahyu untuk periode PB (lih. Yud 1:3,20).
Dengan jelas nabi NT tidak identik dengan nabi PL. Karunia PB biasanya berhubungan dengan masalah aplikasi praktis, bukan informasi perwahyuan yang baru. Namun demikian, ada suatu unsur prediktif dalam Kis 11:27-30; 21:10-11. Dalam I dan II Korintus nubuatan dan bernubuat (lih. 1Kor 13:1; 14:1,39) berarti mewartakan Injil. Persisnya bagaimana proklamasi ini diperbedakan di antara rasul-rasul, nabi, penginjil, gembala, dan guru tidak pasti.
Ayat 20 adalah dalam beberapa cara berhubungan dengan ay. 1Tes 5:19. Persisnya bagaimana ini cocok ke dalam gereja Tesalonika tidak pasti. Orang percaya harus menolak keras para pemimpin palsu, namun secara antusias merangkul para pemimpin yang saleh.
- NASB "Ujilah segala sesuatu"
- NKJV "uji cobalah semua hal"
- NRSV "menguji segala sesuatu"
- TEV "taruh semua hal untuk diuji"
- NJB "berpikirlah sebelum kamu melakukan apa pun"
Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Secara harfiah, ini adalah "dan semua hal membuktikan." Dalam konteks ini bisa merujuk pada (1) para pemimpin gereja, (2) karunia rohani, (3) sebuah pesan rohani, atau (4) doktrin. Kata ini (dokimazō, lihat Topik Khusus pada 1Tes 3:5) berarti "menguji dengan pandangan menuju persetujuan" (lih. 1Kor 12:10; 14:29; 1Yoh 4:1ff). Beberapa hal tampaknya rohani tetapi sebenarnya tidak (lih. Mat 7:21-23; Kol 2:16-23).
□ "peganglah yang baik" "Pegang erat" adalah satu lagi PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Tampaknya ini berhubungan dengan hal-hal yang diperiksa. Ini adalah istilah Yunani kalos(baik atau indah), bukan agathos seperti dalam ay. 1Tes 5:15.
1Tes 5:22 "Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan" "Jauhkanlah dirimu" adalah sebuah PRESENT MIDDLE IMPERATIVE. "Kejahatan" bisa MASKULIN atau NETRAL. Hal ini menyebabkan masalah di ayat seperti Mat 6:13, karena naskah ini bisa menunjuk pada Setan atau kejahatan pada umumnya. Dalam konteks ini bisa orang jahat atau kejahatan pada umumnya. Tidak ada penekanan pada guru-guru palsu dalam I Tesalonika, oleh karena itu, ini mungkin sejajar dengan "baik" generik dalam ay. 1Tes 5:21.
Frasa "segala jenis" ini bisa dipahami dalam dua cara: (1) KJV menerjemahkannya sebagai "segala jenis kejahatan," seperti dalam Luk 9:29. Ini juga merupakan cara para Bapa Gereja awal memahami istilah ini atau (2) Didache1Tes 3:1 tampaknya menggunakan istilah tersebut dalam suatu pengertian umum "segala kejahatan," bukan hanya tampaknya, tapi kejahatan senyatanya.
Utley: 1Tes 5:23-24 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:23-2423 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna d...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:23-24
23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. 24 Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.
1Tes 5:23 "Semoga Allah damai sejahtera" Ini adalah sebuah frasa umum dalam penutupan surat Paulus (lih. Rom 15:33; 16:20; 2Kor 13:11; Fili 4:6; 2Tes 3:16). Betapa suatu sebutan deskriptif untuk Tuhan yang indah,!
□ "menguduskan... terpelihara" Kedua kata ini adalah AORIST OPTATIVES, yang merupakan SUASANA berharap atau berdoa. Paulus berdoa agar orang-orang percaya dikuduskan dan dipelihara oleh Allah. Ini menunjukkan bahwa pengudusan adalah baik karunia pada saat keselamatan dan suatu tugas yang terus menerus. Lihat Topik Khusus: Pengudusan pada 1Tes 4:3.
□ "menguduskan kamu seluruhnya" Dalam kalimat ini, dua KATA SIFAT Yunani, "sepenuhnya" dan "lengkap," dikombinasikan dengan tiga kata benda, "roh, jiwa, dan tubuh," menggarisbawahi kelengkapan dari kemanusiaan kita, bukan bahwa manusia adalah terbagi atas tiga bagian menjadi seperti Tritunggal Allah. Dalam Luk 1:46-47 paralelisme ini menunjukkan bahwa jiwa dan roh adalah bersinonim. Manusia tidak memiliki jiwa- mereka adalah jiwa (lih. Kej 2:7). Frasa ini menekankan panggilan orang percaya untuk kekudusan di dalam setiap area kehidupan mereka (lih. Mat 5:48; Ef 1:4).
□ "semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna" Ini bukan comotan-naskah untuk suatu trikotomi ontologis dalam manusia (manusia adalah trinitas seperti Allah), namun manusia memiliki suatu hubungan ganda baik dengan planet ini dan dengan Allah. Kata Ibrani nephesh digunakan baik untuk manusia dan hewan dalam Kejadian (lih. Kej 1:24; 2:19), sedangkan "roh" (ruah) digunakan secara unik untuk manusia (nafas kehidupan). Ini bukan comotan-naskah pada sifat manusia sebagai makhluk tiga-bagian (trikotomi), tidak juga Ibr 4:12. Umat manusia terutama diwakili dalam Alkitab sebagai satu kesatuan (lih. Kej 2:7). Untuk ringkasan yang baik dari teori umat manusia sebagai yg dibagi atas tiga bagian, dikotomis, atau kesatuan, lihat Millard J. Erickson Teologia Kristen(edisi kedua) hal. 538-557 dan Frank Stagg Polaritas Dari Keberadaan Manusia Dalam Perspektif Alkitab.
□ "tak bercacat" Istilah ini hanya ditemukan di sini dalam PB. Telah ditemukan dalam prasasti-prasasti di Tesalonika. Ini berarti bebas dari kesalahan atau tuduhan, oleh karena itu, secara moral murni. Ini mungkin mencerminkan istilah PL "tidak bercacat" yang berarti bebas dari kecacatan dan, oleh karena itu, tersedia untuk pengorbanan. Lihat Topik Khusus pada 1Tes 2:10.
□ "pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita" Ini telah menjadi fokus teologis dari seluruh buku, yaitu Kedatangan Kedua (lih. 1Tes 1:10; 2:19; 3:13; 4:13). Lihat Topik Khusus: Kedatangan Kembali Yesus di 1Tes 2:19; 3:13.
1Tes 5:24 "Ia yang memanggil kamu adalah setia" Ini berfungsi baik sebagai sebutan deskriptif yang kedua (lih. Ul 7:9; Yes 49:7; 1Kor 1:9; 10:13, 2Kor 1:18; 2Tes 3:3) dan sebagai karakteristik dari YHWH (lih. Mazm 36:5; 40:10; 89:1,2,5,8; 92:2; 119:90). Keyakinan orang percaya 'adalah dalam karakter yang tak berubah dari YHWH (lih. Mal 3:6).
□ "Ia yang memanggil... Ia juga akan menggenapinya" Sebutan deskriptif ketiga, "Dia yang memanggil," selalu menunjuk kepada Allah Bapa (lih. 1Tes 2:12; 4:7). Ayat ini menunjuk pada pemilihan orang beriman ditambah dengan pemuliaan (lih. Rom 8:29-34). Ini berfokus pada kedapat-dipercayaan Tuhan yang memprakarsai dan menyempurnakan (lih. Fili 1:6; 2:13). Pengharapan kita adalah di dalam keterpercayaan Tuhan untuk memenuhi janji-Nya.
Utley: 1Tes 5:25 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:2525 Saudara-saudara, doakanlah kami.
1Tes 5:25 "doakanlah kami" Paulus merasakan kebutuhan akan doa (lih. Rom 15...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:25
25 Saudara-saudara, doakanlah kami.
1Tes 5:25 "doakanlah kami" Paulus merasakan kebutuhan akan doa (lih. Rom 15:30; Ef 6:18-19; Kol 4:3-4; Fili 1:19). Doa entah bagaimana melepaskan kuasa Allah untuk pelayanan yang efektif. Allah yang berdaulat telah memilih untuk membatasi diri di beberapa bidang untuk doa-doa anak-anak-Nya (lih. Yak 4:2). Betapa suatu tanggung jawab yang ditempatkan oleh hal ini pada setiap kita sebagai orang Kristen. Lihat Topik Khusus: Doa Syafaat pada 1Tes 1:2.
Utley: 1Tes 5:26-27 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:26-2726 Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara dengan cium yang kudus. 27 Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat ...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:26-27
26 Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara dengan cium yang kudus. 27 Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu, supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara.
1Tes 5:26 "cium yang kudus" Hal "siapa", "di mana," dan "bagaimana" dari penggunaan gereja mula-mula dari jenis ucapan ini tidak pasti. Di kemudian hari, pria mencium pria dan wanita mencium wanita di pipi (lih. Rom 16:16; 1Kor 16:20; II Kor 13:23; 1Pet 5:14). Ciuman kudus dihentikan karena kesalahpahaman budaya dari orang-orang kafir.
Ini adalah tanda adat mereka tentang kasih, dukungan, dan masyarakat. Di zaman kita di dalam budaya Amerika, pelukan atau jabat tangan hangat berfungsi denan cara yang sama. Ini adalah simbol untuk mengakui kesatuan kita!
1Tes 5:27 Ayat ini ditujukan kepada para pemimpin. Surat-surat Paulus adalah untuk pembacaan di muka umum (lih. Kol 4:16) dan kemudian untuk diteruskan kepada gereja-gereja lain. Paulus memahami bahwa tulisan-tulisannya memiliki arti di luar latar belakang dan waktu aslinya.
Utley: 1Tes 5:28 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:2828 Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu!
1Tes 5:28 Paulus mungkin menulis ini sendiri untuk ...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Tes 5:28
28 Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu!
1Tes 5:28 Paulus mungkin menulis ini sendiri untuk mengotentikasikan surat ini (lih. 2Tes 3:17-18).
Topik Teologia: 1Tes 5:3 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Mengerjakan Pekerjaan Allah
Pekerjaan A...
- Yesus Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan dan Kejahatan
- Penghukuman Temporal Atas Orang-orang Fasik
- Pemeliharaan-Nya Menghantarkan Ketenangan
Topik Teologia: 1Tes 5:4 - -- Eskatologi
Kedatangan Kristus Kedua Kali
Sikap Orang Percaya Terhadap Kedatangan Yesus Kedua Kali
Orang Percaya Harus Waspada dan ...
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Sikap Orang Percaya Terhadap Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Orang Percaya Harus Waspada dan Berjaga-jaga
Topik Teologia: 1Tes 5:5 - -- Pengudusan
Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
Eskatologi
Kedatangan Kristus Kedua Kali
Sikap Orang Percaya Terhadap Kedata...
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Sikap Orang Percaya Terhadap Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Orang Percaya Harus Waspada dan Berjaga-jaga
Topik Teologia: 1Tes 5:6 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Buah Roh
Penguasaan Diri
Gal 5:22-23 1Te 5:6,8 2Ti 1:7 Tit 2:11-12...
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
- Buah Roh
- Penguasaan Diri
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Sikap Orang Percaya Terhadap Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Orang Percaya Harus Waspada dan Berjaga-jaga
Topik Teologia: 1Tes 5:7 - -- Dosa
Dosa-dosa Roh
Dosa-dosa Pemanjaan / Penyenangan Did
Kemabukan dan Penghamburan
Ula 21:20-21 Ams 20:1 Ams 21:17 A...
- Dosa
- Dosa-dosa Roh
- Dosa-dosa Pemanjaan / Penyenangan Did
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Kegemaran Diri Menghalangi Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
Topik Teologia: 1Tes 5:8 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Buah Roh
Penguasaan Diri
Gal 5:22-23 1Te 5:6,8 2Ti 1:7 Tit 2:11-12...
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
- Buah Roh
- Penguasaan Diri
- Dosa
- Dosa-dosa Roh
- Dosa-dosa Pemanjaan / Penyenangan Did
- Keselamatan
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Kematian Kristus adalah Satu-satunya Sarana Keselamatan
- Kematian Kristus adalah Cukup dan Tidak Kekurangan Apa pun
- Pengudusan
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Senjata Allah
- Kegemaran Diri Menghalangi Pengudusan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Kasih akan Allah adalah Suatu Perintah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
Topik Teologia: 1Tes 5:9 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Dosa
Sikap Allah Terhadap Dosa
Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
Kel 15:2 Maz 19:15 ...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Allah dan Keselamatan
- 1Ta 16:23 Maz 3:9 Maz 37:39 Maz 68:20-21 Maz 74:12 Maz 96:2 Yes 43:11 Yes 45:8,20-22 Yes 49:1 Yes 59:15-17 Yeh 34:11,22 Yun 2:9 Luk 1:68-69 Luk 3:6 Yoh 3:17 Kis 5:31 Kis 13:23 Rom 1:16 1Te 5:9 Tit 3:4-7 Ibr 2:3-4 1Yo 4:14 1Yo 5:11 Wah 19:1
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Pengudusan
- Eskatologi
- Kematian
- Orang Percaya dan Kematian
- Sikap Orang Percaya Terhadap Kematian
- Kematian Membawa Kita kepada Allah yang Berkuasa atas Kematian
Topik Teologia: 1Tes 5:10 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Mengerjakan Pekerjaan Allah
Pekerjaan A...
- Yesus Kristus
- Keselamatan
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Pengudusan
- Eskatologi
- Kematian Membawa Kita kepada Allah yang Berkuasa atas Kematian
- Maz 49:14-16 Yoh 11:9-11,14 Yoh 14:19 Rom 14:7-9 1Ko 15:20-23 1Ko 15:50-57 1Te 4:13-14 1Te 5:9-10 2Ti 1:10 2Ti 4:18 Wah 1:17-18
- Persekutuan dengan Kristus
Topik Teologia: 1Tes 5:11 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Sesama
Gereja
Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
...
Topik Teologia: 1Tes 5:12 - -- Pengudusan
Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
Pengudusan dan Anak
Kita Menjalani Hidup dalam Kristus
Kita Menjadi ...
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Menjalani Hidup dalam Kristus
- Kita Menjadi Atasan Orang Lain di dalam Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberikan Nasihat yang Baik Kepada Orang Lain
- Tugas Kita untuk Memberi Nasihat Kepada Orang Lain
- Kita Harus Saling Mengajar
- Gereja
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
- Rom 12:9-13,15-18,21 1Ko 16:14 2Ko 13:11 Efe 4:1-3 1Te 5:12-22 Ibr 12:14 1Pe 2:11-12,17 1Pe 3:8-9
- Organisasi dan Jabatan Gereja
Topik Teologia: 1Tes 5:13 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Buah Roh
Damai Sejahtera
Gal 5:22 Yoh 14:27 Rom 5:1 Rom 8:6 Rom 14...
- Roh Kudus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Hidup dalam Damai dengan Sesama
- Gereja
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
- Penatua Menjaga Umat Allah
Topik Teologia: 1Tes 5:14 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Buah Roh
Kesabaran
Gal 5:22 Rom 9:22 Rom 12:12 Efe 4:2 Kol 1:11 Ko...
- Roh Kudus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Gereja
- Kebodohan Rohani, dan Kelemahan
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
Topik Teologia: 1Tes 5:15 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
Mereka Mengekspresik...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
- Mereka Mengekspresikan Kebaikan Hati
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Sesama
- Dosa-dosa Kebencian
- Mengubah Kebaikan Menjadi Kejahatan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
Topik Teologia: 1Tes 5:16 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Buah Roh
Sukacita
Gal 5:22 Yoh 15:11 Yoh 16:24 Rom 14:17 Rom 15:13...
- Roh Kudus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kehendak Allah
- Kehendak Allah di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Suatu Sikap Pengucapan Syukur Terbentuk Sesuai dengan Kehendak-Nya
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Dikaruniai Berkat di Dalam Kristus
- Berkat Berupa Kehendak Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
Topik Teologia: 1Tes 5:17 - -- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Keputusan-keputusan Allah
Kehendak Allah
Kehendak Allah di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
...
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kehendak Allah
- Kehendak Allah di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Suatu Sikap Pengucapan Syukur Terbentuk Sesuai dengan Kehendak-Nya
- Pengudusan
- Berkat Berupa Kehendak Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Gereja
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
Topik Teologia: 1Tes 5:18 - -- Yesus Kristus
Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
Kristus Yesus
Rom 3:22-24 Rom 8:1 Rom 15:5 Rom 16:3 1Ko 1:2,30 Gal 2:16 ...
- Yesus Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kehendak Allah
- Kehendak Allah di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Suatu Sikap Pengucapan Syukur Terbentuk Sesuai dengan Kehendak-Nya
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Dikaruniai Berkat di Dalam Kristus
- Berkat Berupa Kehendak Allah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
- Mengucap Syukur kepada Allah
- Ragam Pengucapan Syukur
- Mengucap Syukur dalam Segala Hal
- Gereja
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
Topik Teologia: 1Tes 5:19 - -- Roh Kudus
Roh yang Dapat Dipadamkan
1Te 5:19
Memadamkan Roh
1Te 5:19
Gereja
Langkah-langkah Korektif y...
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
Topik Teologia: 1Tes 5:20 - -- Gereja
Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
Orang Kristen Berusaha Hidup H...
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
Topik Teologia: 1Tes 5:21 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
Mereka Mengekspresik...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
- Mereka Mengekspresikan Kebaikan
- Keselamatan
- Ketekunan
- Peringatan untuk Bertekun
- 1Ta 16:11 Ayu 17:9 Yeh 18:24 Hos 12:7 Mik 6:8 Mat 10:22 Mar 4:3-8 Luk 22:31-32 Yoh 8:31-32 Yoh 15:4-10,14 Kis 11:23 Kis 13:43 Kis 14:21-22 Rom 2:6-8 1Ko 10:12-13 1Ko 15:1-2,58 1Ko 16:13 2Ko 13:5 Gal 5:1-4 Gal 6:9 Efe 6:13,16,18 Fili 1:27 Fili 3:12-16 Fili 4:1 Kol 1:22-23 Kol 2:5-7 1Te 5:21 2Te 2:15-17 1Ti 6:11-12 2Ti 2:12 2Ti 3:14 2Ti 4:7-8 Ibr 2:1 Ibr 3:14 Ibr 4:14 Ibr 6:4-6,11-12 Ibr 10:23,35-36 Ibr 11:27 Ibr 12:1-13 Yak 1:2-4 Yak 1:12 Yak 5:10-11 1Pe 1:5-7 2Pe 1:10-11 2Pe 3:17 Yud 1:21 Wah 2:10 Wah 2:17 Wah 3:5 Wah 3:11-12 Wah 3:21 Wah 14:12 Wah 16:15 Wah 21:7 Wah 22:11
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
Topik Teologia: 1Tes 5:22 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Manusia Mengalami Kedongkalan Moral
Mereka Dapat Menjadi Dongko...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Mengalami Kedongkalan Moral
- Mereka Dapat Menjadi Dongkol Terhadap Kejahatan
- Pengudusan
- Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
- Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
- Sarana Pertumbuhan
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Penuntutan Kesucian
- Ayu 28:28 Maz 19:14 Maz 24:3-6 Maz 37:27-28 Maz 97:10 Maz 119:1-3 Ams 16:17 Yes 51:1 Mat 5:6,8 Kis 24:16 Rom 6:1-23 Rom 13:12-14 Rom 16:19 1Ko 3:16-17 1Ko 5:6-8 1Ko 9:24-27 2Ko 7:1 2Ko 11:2 Gal 5:22-25 Efe 4:1 Efe 5:8-11 Fili 2:14-16 Fili 3:12-14 Fili 4:8 1Te 4:3-4,7 1Te 5:22 1Ti 5:22 1Ti 6:11-12 2Ti 2:19-22 Ibr 12:1-2 Ibr 12:14-15 Yak 1:21,27 1Pe 1:14-16 1Pe 2:9-12 1Pe 3:10-11 1Pe 4:1-2 2Pe 3:11-13 1Yo 2:1,29 1Yo 3:2-3 1Yo 5:21 3Yo 1:11 Wah 14:4-5
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menghubungkan Teologi dengan Kehidupan
- Orang Kristen Berusaha Hidup Harmonis
Topik Teologia: 1Tes 5:23 - -- Allah yang Berpribadi
Allah Sumber Damai Sejahtera
Rom 15:33 Rom 16:20 1Te 5:23 Ibr 13:20
Allah itu Setia dan Dapat D...
- Allah yang Berpribadi
- Allah Sumber Damai Sejahtera
- Allah itu Setia dan Dapat Dipercaya
- Yesus Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
- Pemeliharaan-Nya Menjaga Orang-orang percaya
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Keselamatan
- Ketekunan
- Jaminan Keamanan Kekal
- Maz 37:23-24 Maz 138:8 Yer 32:40 Yoh 5:24 Yoh 6:37,39-40 Yoh 6:68-69 Yoh 10:27-30 Yoh 16:27,29-33 Yoh 17:8,11 Kis 1:3 Rom 4:9,20-22 Rom 5:1-5 Rom 8:15-17,28-30,33-35,37-39 Rom 11:29 1Ko 1:8 2Ko 1:21-22 Gal 4:6 Efe 1:4-5 Efe 4:30 Fili 1:6 Fili 2:12-13 Kol 2:2 1Te 5:23-24 2Ti 1:12 2Ti 4:18 Ibr 6:11 Ibr 7:24-25 Ibr 10:14 Ibr 10:22-23 Ibr 11:1 1Pe 1:3-5 1Pe 5:10 1Yo 2:1-2 1Yo 3:9,14,18-20 1Yo 4:13 1Yo 5:10-11,13,18 Yud 1:1 Yud 1:24
- Pengudusan
- Fakta dan Kebutuhan Pertumbuhan
- Rom 12:1-2 2Ko 3:18 Efe 4:11-15 Fili 3:12 Kol 1:6 Kol 1:10 Kol 2:18-19 1Te 4:3-7 1Te 5:23-24 Ibr 6:1-3 Ibr 12:14 1Pe 2:1-3 2Pe 3:18
- Kesempurnaan Moral Secara Total
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Berdoa kepada Allah
- Unsur-unsur Doa
- Syafaat
- Syafaat untuk Orang-orang Percaya oleh Pemimpin-pemimpin Kristen
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
Topik Teologia: 1Tes 5:24 - -- Allah yang Berpribadi
Dia yang Memanggil
Rom 9:11-12 Gal 1:6 Gal 5:8 1Te 5:24 1Pe 1:15 1Pe 2:9
Allah itu Setia dan Dapat ...
- Allah yang Berpribadi
- Dia yang Memanggil
- Allah itu Setia dan Dapat Dipercaya
- Roh Kudus
- Keselamatan
- Kepastian
- Jaminan Keamanan Kekal
- Maz 37:23-24 Maz 138:8 Yer 32:40 Yoh 5:24 Yoh 6:37,39-40 Yoh 6:68-69 Yoh 10:27-30 Yoh 16:27,29-33 Yoh 17:8,11 Kis 1:3 Rom 4:9,20-22 Rom 5:1-5 Rom 8:15-17,28-30,33-35,37-39 Rom 11:29 1Ko 1:8 2Ko 1:21-22 Gal 4:6 Efe 1:4-5 Efe 4:30 Fili 1:6 Fili 2:12-13 Kol 2:2 1Te 5:23-24 2Ti 1:12 2Ti 4:18 Ibr 6:11 Ibr 7:24-25 Ibr 10:14 Ibr 10:22-23 Ibr 11:1 1Pe 1:3-5 1Pe 5:10 1Yo 2:1-2 1Yo 3:9,14,18-20 1Yo 4:13 1Yo 5:10-11,13,18 Yud 1:1 Yud 1:24
- Pengudusan
- Fakta dan Kebutuhan Pertumbuhan
- Rom 12:1-2 2Ko 3:18 Efe 4:11-15 Fili 3:12 Kol 1:6 Kol 1:10 Kol 2:18-19 1Te 4:3-7 1Te 5:23-24 Ibr 6:1-3 Ibr 12:14 1Pe 2:1-3 2Pe 3:18
- Kesempurnaan Moral Secara Total
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Kepentingan Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Kepentingan bagi Orang Percaya
- Orang Percaya akan Dipelihara
Topik Teologia: 1Tes 5:25 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Berdoa kepada Allah
Unsur-unsur Doa
Syafaat
...
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Berdoa kepada Allah
- Unsur-unsur Doa
- Syafaat
- Syafaat untuk Hamba-hamba Tuhan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Berdoa untuk Sesama
TFTWMS -> 1Tes 5:1-11; 1Tes 5:23-28
TFTWMS: 1Tes 5:1-11 - Ajaran Tentang Kedatangan Kristus Yang Kedua AJARAN TENTANG WAKTU KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA (1 Tes 5:1-11)
1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, ...
AJARAN TENTANG WAKTU KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA (1 Tes 5:1-11)
1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, 2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. 3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman— akan tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin—mereka pasti tidak akan luput. 4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, 5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. 6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. 7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. 8 Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. 9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, 10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. 11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
Ayat 1. Paulus prihatin terhadap sikap jemaat Tesalonika tentang orang-orang kekasih mereka yang telah meninggal, tapi ia bahkan lebih prihatin dengan pemahaman mereka sendiri tentang kedatangan Kristus yang kedua. Akibatnya, ia beralih kepada "kapan" kedatangan itu terjadi dan kepada nasihat untuk bersiap diri. Ia berkata bahwa ia tidak perlu menuliskan tentang zaman dan masa (lihat bahasa yang sama di 4:9), karena secara jelas informasi tertentu tentang kedatangan Kristus yang kedua hanya Allah saja yang tahu.
"Zaman" berasal dari kata Yunani cro/noß (chronos), yang darinya kita mendapat kata "kronologi," yang artinya "urutan waktu." Arti chronos mirip dengan kata "zaman" dan mudah diterjemahkan. "Masa" berasal dari kata Yunani kairo/ß (kairos) dan lebih sulit diterjemahkan. Kata itu mengacu kepada "periode yang pasti dan tertentu," yang adalah "waktu yang berkualitas," dengan penekanan pada kualitas daripada kuantitas atau durasi. Oleh karena itu, pada akhirnya arti kata itu adalah sesuatu yang mirip dengan kata "kesempatan."1Istilah-istilah Yunani yang tepat ini juga digunakan dalam Kisah 1:7.
Ayat 2. Jemaat Tesalonika sudah tahu benar-benar tentang beberapa kebenaran mengenai peristiwa akbar ini, jelasnya dari ajaran pribadi Paulus ketika ia menetap di sana. A. T. Robertson percaya bahwa Paulus mengatakan bahwa mereka "benar-benar" tahu bahwa mereka tidak bisa mengetahui "zaman dan masa" itu (ay. 1) karena, seperti yang ia sudah ajarkan ketika ia berada si sana, mereka tetap tidak mengetahui informasi seperti itu karena hanya Allah saja yang mengetahuinya.2Menurut Leon Morris, ini adalah penafsiran yang memungkinkan.3
Mengenai "benar-benar" (aÓkribw◊ß, akribōs), yang juga bisa berarti "secara akurat, lebih tepatnya," Robert Jewett berpendapat, … Paulus mungkin sedang merespon pertanyaan jemaat Tesalonika [seperti halnya], "Beritahu kami secara tepat kapankah parousia akan terjadi." Pandangan yang terungkap dalam pertanyaan seperti itu tampaknya mengandung penolakan atau ketidakmampuan untuk menerima pengajaran tradisional yang darinya Paulus mengingatkan mereka dalam 1 Tesalonika 5:1-2 (bdk. juga 2 Tesalonika 2:5). Peringatan tentang rasa aman yang palsu (1 Tesalonika 5:3) tampaknya akan menunjukkan bahwa jemaat itu mengesampingkan kemungkinan penghakiman di masa depan. Mereka tampaknya menolak untuk mempertahankan keadaan siap yang diperlukan untuk hidup dalam bayang-bayang parousia (1 Tesalonika 5:6-8). Mereka tampaknya merasa bahwa berdasarkan keterpilihan mereka sebagai anggota zaman baru (1 Tesalonika 1:4), mereka seharusnya memiliki status aman. Tapi kesulitan yang mereka alami tampaknya bertentangan dengan prinsip kehadiran zaman baru. Oleh karena itu, mereka cocok dengan gambaran di 1 Tesalonika 5:14 sebagai "lemah," yaitu mereka "tawar hati," dan … "tidak sabar terhadap ketidakpastian" (NASB). Pengalaman hebat mereka tentang eskatologi yang terpenuhi, katakanlah seperti itu, menopang ketidakmauan untuk hidup dengan ketidakpastian tentang eskatologi masa depan.4
Hari Tuhan sering dibicarakan di dalam Perjanjian Lama. Bahkan, ungkapan ini digunakan di zaman Amos (c. 750 S. M.) untuk mengacukan hari "terang," atau berkat, tapi nabi itu memperingatkan bahwa oleh karena kejahatan mereka maka itu akan menjadi waktu "kegelapan," atau penghukuman (Amos 5:18). Kadang-kadang "hari Tuhan" harus berada dalam waktu keberadaan manusia di bumi sini, seperti penghancuran Yerusalem pada tahun 70 M., tapi semua hari ini melambangkan satu "hari Tuhan" yang akbar—penghakiman terakhir pada akhir sejarah, hal yang sama yang dibicarakan di sini (lihat juga 1 Korintus 1:8; 5:5; Filipi 1:6). Itu akan menjadi hari "murka" atau penghukuman bagi sebagian orang (Roma 2:5), dan hari "penebusan" bagi orang lain (Efesus 4:30.).
Apa yang mereka sudah ketahui tentang hari ini adalah bahwa hari itu akan datang seperti pencuri pada malam. Paulus secara jelas mengajarkan kebenaran ini kepada mereka ketika ia tinggal bersama mereka. Pencuri datang tiba-tiba, mengintai kita ketika kita sedang tidak berjaga-jaga. Demikian juga, Yesus akan datang dengan tiba-tiba dan dengan tidak terduga (Matius 24:43, 44; 2 Petrus 3:10). Sebagaimana sudah dicatat, hanya Bapa yang tahu kapan Ia akan datang lagi (Matius 24:36; Markus 13:32), tetapi memang bisa dipastikan bahwa Ia akan datang pada suatu waktu, jadi kita harus menjaga diri kita selalu siap (Wahyu 16:15; Ibrani 10:31).
I. Howard Marshall menambahkan nasihat yang tepat di sini:
Patut diulas bahwa banyak orang sekarang ini mendambakan informasi yang rinci tentang waktu dan jalannya pelbagai peristiwa terakhir, dan ada banyak penulis yang siap menjawab pertanyaan itu secara sangat rinci dan dengan khayalan yang besar. Beberapa pendukung ajaran "dispensasional" tentang kedatangan Yesus yang kedua secara khusus cenderung menawarkan jadwal yang lengkap dan rumit tentang pelbagai peristiwa masa depan. Tidak begitu halnya [dengan] Paulus.
Ketika dimintai informasi yang rinci, ia tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan selain yang ia katakan di dalam nas ini. Guru-guru Kristen di zaman kini akan berbuat baik bila mengikuti teladannya dan dengan begitu terhindar dari "melampaui apa yang tertulis" (1 Korintus 4:6, terjemahan literal).5
Ayat 3. Pada abad ketujuh S. M., ketika nabi Yeremia meramalkan kehancuran dan penawanan Yerusalem (Yeremia 6:1), ada nabi-nabi palsu dan orang lain yang membantah dia, yang secara yakin menubuatkan "kedamaian" (Yeremia 6:14). Begitu juga halnya, sampai waktu kedatangan Kristus tiba untuk menghukum mereka yang tidak taat, banyak guru yang tidak setia akan tetap mengatakan "damai dan aman." (Bandingkan dengan "pengejek-pengejek" dari 2 Petrus 3:3-9.)
Paulus mengatakan bahwa sama seperti nabi-nabi palsu di zaman Yeremia salah, ketika Babel menghancurkan Yerusalem pada tahun 586 S. M., mereka juga akan salah pada zaman ini. Yesus akan datang untuk menghukum orang yang tidak taat. Faktanya, mereka [akan] ditimpa oleh kebinasaan. "Kebinasaan," dari kata Yunani o‡leqroß (olethros) tidak berarti lenyap, tapi tetap berwujud dalam keadaan hancur dan tidak berfungsi. Kata yang sama ini digunakan dalam 2 Tesalonika untuk "kebinasaan selama-lamanya " atas "mereka yang tidak mematuhi Injil Yesus, Tuhan kita" (2 Tesalonika 1:8, 9). Bandingkan juga "kebinasaan tiba-tiba" yang ditimbulkan oleh ajaran sesat, menurut Petrus (2 Petrus 2:1).6
Lagi, "kebinasaan" di sini bukan berarti pemusnahan. Faktanya, olethros juga digunakan dalam 1 Korintus 5:5 di mana kata itu tidak bisa berarti kebinasaan dalam arti pemusnahan, yang akan melibatkan kematian fisik pemberontak itu. Hal seperti itu akan sudah menghalangi kemungkinan roh itu "diselamatkan pada hari Tuhan." David J. Williams mengatakan, "Kebinasaan ini harus dipahami dalam hal keterpisahan dari Allah daripada pemusnahan oleh Allah."7(Lihat pembahasan tentang 2 Tesalonika 1:9)
"Kebinasaan" akan menimpa orang yang tidak taat dengan tiba-tiba atau tak terduga, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin. Satu menit sebelumnya mungkin saja perempuan hamil itu baik-baik saja, tapi dalam beberapa kasus sakit persalinan itu datang begitu cepat sehingga bahkan tidak ada waktu untuk membawa dia ke rumah sakit. Waktu kedatangan Tuhan juga tidak terduga. Sekali lagi, satu hal adalah pasti: Ia akan datang, dan bersama Dia "kebinasaan akan menimpa" orang yang tidak taat. Oleh karena itu, sama seperti sakit persalinan pada perempuan hamil pasti akan datang, Yesus akan datang, dan orang yang tidak taat pasti tidak akan luput dari vonis dan penghukuman (2 Tesalonika 1:6-10). Baik orang tak percaya dan orang Kristen yang tidak setia akan ditimpa kebinasaan pada waktu itu. Mereka "tidak akan luput."
Ayat 4. Bentuk jamak dari kata ganti orang kamu "memiliki tempat penekanan yang dialokasikan dua kali baginya di dalam ayat ini, untuk menandai dengan lebih jelas lengkapnya perbedaan antara tujuan akhir orang Kristen dan tujuan akhir dunia yang tidak percaya."8
Sekali lagi Paulus menekankan kasih sayangnya bagi mereka dengan menyapa mereka sebagai saudara-saudara. Kata "saudara" dan "saudara-saudara" ditemukan sebanyak dua puluh kali dalam 1:4; 2:1, 9, 14, 17; 3:2, 7; 4:1, 6, 9, 10 (dua kali), 13; 5:1, 4, 12, 14, 25, 26, and 27.
Saudara-saudara Paulus itu tidak hidup di dalam kegelapan seperti orang-orang tidak percaya di ayat 3. Kegelapan adalah "ranah kejahatan." Mereka tidak berada dalam kejahatan atau kegelapan karena mereka telah memutuskan untuk mengikut Yesus yang adalah "Terang dunia." Siapa saja yang mengikut Dia tidak akan pernah "berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yohanes 8:12). Mereka, sebagaimana jemaat Kolose, juga telah "diselamatkan … dari kuasa kegelapan, dan dipindahkan … ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih" (Kolose 1:13; NASB). Oleh karena itu, hari kedatangan Kristus ini (lihat ay. 2) tidak akan tiba-tiba mendatangi mereka. Apakah ini berarti bahwa mereka, berbeda dengan orang yang tidak taat, akan mengetahui hari dan saatnya? Tidak, menurut Kitab Suci. Tidak ada orang—tidak juga Kristus—tahu "hari atau saat itu" (Markus 13:32). Faktanya, orang-orang yang taat juga digambarkan sebagai sedang melakukan pekerjaan normal mereka pada waktu kedatangan-Nya, seperti halnya orang yang "diambil" dari ladang di dalam Matius 24:39-41. Mereka tidak akan siap dalam arti mengharapkan Dia pada hari itu.
Lalu, dalam pengertian apakah kedatangan-Nya itu tidak "tiba-tiba mendatangi" mereka seperti pencuri? Mereka akan siap secara rohani dan tidak diambil "saat lengah" pada waktu kedatangan-Nya. Mereka tidak akan "kedapatan" sedang melanggar kehendak-Nya. Maksud sebagian besar nasihat tentang kedatangan Kristus yang kedua adalah bahwa kedatangan-Nya mungkin mendapatkan kita sedang berjaga-jaga dan siap sedia (ay. 6; Matius 24:42; 25:13).
Ayat 5. Karena kamu semua kemungkinan menekankan fakta bahwa setiap anggota tercakup. J. E. Frame menulis bahwa istilah "semua," dari kata Yunani pa¿nteß (pantes) "khusus menunjuk kepada orang-orang penakut untuk mendapatkan dorongan khusus."9Leon Morris berpendapat bahwa kata "semua" di sini mencakup anggota yang lemah.10
Seperti yang sudah disiratkan dengan kiasan "terang dan kegelapan," yang sudah umum di dalam Perjanjian Baru, terutama dalam tulisan-tulisan Yohanes (misalnya, Yohanes 1:1-9), kegelapan dianggap sebagai "ranah kejahatan," sementara terang adalah simbol kebenaran atau perilaku yang benar. Mengapa ini benar? Pertama, ketika orang melakukan sesuatu yang ilegal, lebih mudah terhindar untuk ditangkap pada malam hari. Kedua, di saat gelap itu, bahkan pendosa yang sangat memberontak mungkin masih punya cukup perasaan malu sehingga mereka melakukan sebagian dari minum-minum, mabuk-mabukan, dan kemesuman mereka di balik tabir kegelapan (lihat Kisah 2:15; 2 Petrus 2:13). Orang-orang tidak percaya oleh karenanya berasal dari malam atau kegelapan karena mereka menolak terang. Mereka kadang-kadang mung-kin berkata bahwa mereka bukan milik malam atau kegelapan, tapi Yesus berkata, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku" (Matius 12:30). Oleh karena itu, jika orang bukan anak terang, maka ia, pada kenyataannya, berada di dalam kerajaan kegelapan, di mana Iblis adalah rajanya (Yohanes 8:44; 12:31).
Jemaat Tesalonika dahulu, dan semua orang Kristen sekarang ini adalah anak-anak terang dan anak-anak siang karena mereka mengikuti "Terang dunia" (Yohanes 8:12). Oleh karena itu, mereka adalah orang-orang yang tinggal di dalam terang dan bersedia hidup mereka diteliti dengan cermat. Mereka adalah milik siang sebagaimana orang jahat adalah milik malam. Dalam bahasa seperti bahasa Ibrani, menjadi "anak dari" sesuatu berarti dicirikan oleh sesuatu itu. Sehingga menjadi "anak terang" berarti dicirikan oleh terang. Dalam Lukas 16: 8, Yesus juga mengacukan umat Allah sebagai "anak-anak terang." Dalam nada yang sama inilah kaum Essene, yang bertanggung jawab atas Gulungan Laut Mati, menulis kitab berjudul Peperangan Anak-anak Terang
Melawan Anak-Anak Kegelapan. Namun begitu, mereka bicara tentang perang sungguhan, sedangkan Yesus tidak pernah menganjurkan kekuatan fisik.
Ayat 6. Orang-orang yang tidak percaya—"orang-orang lain" dari 4:13—tidak siap dan akan terkejut terhadap "hari Tuhan" (lihat ay 2). Secara rohani, mereka itu "tertidur," benar-benar tidak menyadari perintah Tuhan. Tidur rohani ini diharapkan oleh anak-anak malam, tetapi harus jangan menjadi ciri-ciri orang Kristen yang adalah "anak-anak siang." Mereka harus tetap terjaga secara rohani, sebagaimana layaknya "anak-anak terang."
Selagi memberi nasihat berdasarkan pada apa yang baru saja ia ajarkan, Paulus berkata, Baiklah … kita berjaga-jaga (grhgore÷w, grēgoreō). "Berjaga-jaga" adalah kebalikan dari tertidur atau terhuyung-huyung dan mungkin mengandung gagasan tentang tekad untuk tetap terjaga, mungkin karena orang menyadari bahaya dalam tidur. Jika orang Kristen membiarkan dirinya tertidur, ia harus "bangun" (Roma 13:11; NIV) dan berjaga-jaga lagi. Orang Kristen harus juga sadar (nh/fw, nēphō). Kata ini biasanya berarti "tidak mabuk," tetapi juga memiliki arti yang lebih umum, yang adalah kendali seseorang atas panca inderanya. Faktanya, tanpa mengendalikan panca indera orang mustahil bisa berjaga-jaga secara efektif. Mungkin inilah maknanya di sini. Alkitab NIV menulis "menguasai diri" ketimbang "sadar."11
Ayat 7. "Tidur" dari ayat 6 adalah kiasan, tidur rohani, tapi di sini, Paulus beralih ke fakta sebenarnya di balik kiasan yang baru saja ia gunakan. Dalam ayat 7, ia sedang bicara tentang tidur harfiah dan mabuk dalam arti harfiah juga. Meski ada pengecualian, dua istilah ini umumnya dianggap sebagai kegiatan di malam hari (Kisah 2:15).
Secara harfiah, teks itu berbunyi "mereka yang mabuk, mequ¿w (methuō) di malam hari mabuk mequ¿skw (methuskō)." Menurut Robertson, "tidak ada perbedaan nyata dalam arti antara methuskō and methuō … kecuali bahwa methuskō … berarti mabuk."12
Ayat 8. Orang-orang siang sudah dijelaskan (lihat ay. 5), begitu juga dengan sadar (lihat ay. 6). Di sini Paulus menjelaskan bagaimana kita dapat menguasai diri: dengan mengenakan iman, kasih, dan pengharapan, tiga karunia agung orang Kristen (lihat 1:3;
1 Korintus 13:13). Iman, atau percaya kepada Allah bahkan ketika beberapa hal tam- paknya tidak berjalan benar, dan kasih (aÓga¿ph, agapē), keinginan yang kuat untuk menolong mereka yang butuh bantuan bahkan jika mereka mengejek Anda, menjadi semacam baju zirah, bagian defensif dari kiasan itu, senjata rohani yang membantu melindungi kita ketika Iblis mencoba "menggapai kita." Bagian lain persenjataan ini adalah pengharapan [atau ekspektasi kuat untuk mendapatkan] keselamatan. "Keselamatan" ini adalah keselamatan akhir dari dosa dan adopsi akhir sebagai anak-anak di sorga (bandingkan dengan Roma 8:22-25). F. F. Bruce mencatat adanya kesamaan antara "harapan keselamatan" di sini dan "harapan kebenaran" dalam Galatia 5:5.13
"Harapan keselamatan" ini membentuk bagian senjata defensif lain untuk kita, berupa ketopong untuk melindungi kepala kita. Sesungguhnya, ketika harapan sorga ini kuat di dalam dada kita maka kita bisa menangkis godaan terkuat yang Iblis lemparkan kepada kita. Dengan bersikap saleh, kita dapat dipersiapkan—sebagaimana seharusnya selalu terjadi pada prajurit yang baik—untuk hari Tuhan, sehingga hari itu tidak akan mendapatkan kita sedang tidak siap seperti yang mungkin terjadi pada kasus pencuri.
Bagian persenjataan orang Kristen yang Paulus sering sebut (Efesus 6:11-17) tidak selalu melambangkan sifat yang sama pada orang Kristen. Misalnya, dalam Efesus "baju zirah" adalah "kebenaran," sedangkan di sini itu adalah "iman dan kasih." Ini tidak berarti ada semacam kontradiksi. Misalnya, di dalam Kitab Suci dikatakan bahwa kita dilahirkan ke dalam keluarga Allah (Yohanes 3:5) dan diadopsi ke dalam keluarga itu (Roma 8:15; KJV). Meski dua gagasan ini akan bertentangan di ranah harfiah, namun mereka tidak bertentangan di ranah kiasan. Mereka semata-mata hanya menggambarkan pelbagai aspek yang berbeda dari keanakan kita.
Ayat 6 sampai 8 memiliki banyak kesamaan dengan Roma 13:11-14: 1 Tesalonika 5:6-8 ay. 6 —berjaga-jaga (secara rohani) ay. 8 —menguasai diri (sadar) ay. 8 —mengenakan senjata rohani Roma 13:11-14 ay. 11 —tetap berjaga-jaga (secara rohani) ay. 12 —buang perbuatan buruk (kegelapan) ay. 12 —mengenakan senjata (terang) ay. 13, 14 —bersikap sopan (tidak berontak)
Ayat 9. Saudara-saudara ini harus mengenakan tiga kebajikan agung Kristen yang disebutkan dalam ayat 8 untuk melindungi diri mereka dari "hari Tuhan" (ay. 2), karena Allah tidak menetapkan kita untuk [menanggung] murka. Rencana Allah tidak meminta kita untuk menanggung "murka"-Nya. "Murka" melambangkan penghukuman pada hari itu (1:10; Roma 2:5-11). Rencana Allah memang memanggil orang-orang yang tidak taat untuk menanggung murka, tetapi orang Kristen yang setia akan menerima keselamatan akhir dan adopsi sebagai anak-anak sorga (Roma 8:22-25). Hal ini dimungkinkan melalui Tuhan kita Yesus Kristus (lihat Efesus 1:7). Tanpa kematian-Nya di kayu salib, kita tidak akan punya kesempatan untuk diselamatkan.14
Ayat 10. Kita diselamatkan melalui Yesus, dan hal itu dimungkinkan karena Ia sudah mati untuk kita. Paulus dan saudara-saudara di Tesalonika termasuk "banyak" orang yang kepada siapa Yesus berkata bahwa darah-Nya harus "dicurahkan" (Matius 26:28). Sewaktu berada di Tesalonika, Paulus memberitakan bahwa "Kristus harus menderita" untuk keselamatan manusia (Kisah 17:3; lihat 1 Petrus 2:24). Ia menderita, kata Paulus, agar kita hidup bersama-sama dengan Dia. Artinya, Kristus menderita untuk melenyapkan dosa yang memisahkan kita dari Dia supaya kita bisa didamaikan dengan Dia (2 Korintus 5:18, 19) dan hidup bersama Dia selamanya (4:17). Bruce mencatat bahwa di sini "bentuk aorist zh¿swmen [zēsōmen, "kita boleh hidup"] menyiratkan bahwa kehidupan yang umat Kristus terima … adalah kehidupan kebangkitan yang akan dimasuki pada waktu parousianya."15Manfaat ini akan menjadi milik kita pada "hari Tuhan" entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur ketika hari itu datang. "Berjaga-jaga" berarti hidup secara fisik, dan "tertidur" berarti mati secara fisik. Paulus tidak tahu apakah ia akan masih hidup pada kedatangan Kristus, dan ia benar-benar tidak peduli. Ia tahu bahwa yang mana saja keadaannya, ia dan semua orang Kristen akan berbagi pelbagai peristiwa mulia yang mengelilingi kedatangan-Nya. Jemaat Tesalonika tidak punya alasan untuk mencemaskan orang-orang yang mereka kasihi yang telah meninggal.
Ayat 11. Karena ini adalah fakta-fakta tentang kedatangan Kristus, Paulus berkata, Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain ["saling menyemangati satu sama lain" ; NEB] dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan. Mereka sudah melakukannya, tetapi Paulus ingin mereka melakukan aktivitas itu dengan lebih bersungguh-sungguh lagi (lihat 4:1). Kata Yunani yang diterjemahkan "membangun" adalah oi˙kodome÷w (oikodomeō) dan "berlaku secara tepat bagi hal-hal seperti membangun rumah, tetapi Paulus biasa menggunakannya secara kiasan, membangun orang Kristen dalam iman."16
Ini bukan kali pertama dalam surat ini Paulus menasihati saudara-saudara ini, dan dengan demikian secara tidak langsung menegur kita, untuk "hiburkanlah seorang akan yang lain" (lihat 4:18). Ini menekankan tanggung jawab Kristen kita terhadap satu sama lain. Ketika seorang saudara sedang jatuh, itu adalah masalah kita, juga, dan ketika kita kekurangan secara rohani, itu masalahnya juga. Setiap orang Kristen yang memahami dengan serius Firman Allah yang diilhamkan akan juga bertanggung jawab secara serius kepada saudaranya.
TFTWMS: 1Tes 5:23-28 - Hal-hal Penutup HAL-HAL PENUTUP (1 Tes 5:23-28)
23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna den...
HAL-HAL PENUTUP (1 Tes 5:23-28)
23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. 24 Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya. 25 Saudara-saudara, doakanlah kami. 26 Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara dengan cium yang kudus. 27 Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu, supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara. 28 Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu!
Ayat 23. Paulus merumuskan doa yang indah mengenai keselamatan akhir jemaat Tesalonika. Selama ini ia telah mendesak jemaat Tesalonika untuk melakukan beberapa hal tertentu (seperti menghindari kejahatan). Di sini ia menunjukkan bahwa sumber sebenarnya kekuatan adalah Allah, sehingga Paulus berdoa kepada Allah atas nama jemaat Tesalonika. Dengan demikian, ia menyebut Dia Allah damai sejahtera. Di banyak tempat lain, Ia juga disebut "Allah damai sejahtera" (Roma 15:33; lihat 2 Korintus 13:11).
Pastinya ada beberapa acuan kepada ayat 12 sampai 22, di mana ia mendesak mereka untuk menghormati dan mengasihi para pemimpin mereka dan "hidup … dalam damai seorang dengan yang lain" (ay. 13). Di sini ia memberitahu mereka bahwa Allah adalah "Allah damai sejahtera," atau bahwa Ia disifatkan dengan sikap damai, yang menuntun Dia untuk berusaha mendamaikan manusia dengan diri-Nya bahkan ketika manusia itu adalah musuh-Nya dan secara tidak adil menuduh penciptanya (Roma 5:8). Kedua Korintus 5:19 bicara tentang Allah yang "mendamaikan dunia dengan diri-Nya" di dalam Kristus. Karena Ia telah mendamaikan orang Kristen dengan diri-Nya sendiri, maka logis untuk menyimpulkan bahwa Ia ingin kita memiliki sikap pendamaian yang sama ini terhadap satu sama lain. Jika kita mengikuti teladan pendamaian-Nya, kita melenyapkan segala ketegangan antara diri kita sendiri dan orang lain ketika kita mencoba "berdamai dengan semua orang" (Roma 12:18).
Doa Paulus adalah bahwa "Allah damai sejahtera" ini menguduskan (aJgia¿zw, hagiazō) jemaat Tesalonika. "Menguduskan" adalah "memisahkan" untuk pelayanan atau tujuan tertentu atau "melenyapkan apa yang tidak sesuai dengan kekudusan."21
Orang Kristen mulai dikuduskan pada waktu perubahan hidup mereka (1 Korintus 6:11; 1:2), tapi proses itu berlanjut terus sepanjang hidup kita (4:3) seraya kita melewati tingkat kedewasaan yang lebih tinggi. Doa Paulus adalah semoga proses pengudusan ini berlanjut terus, semoga mereka dikuduskan seluruhnya. Hanya dengan cara ini keselamatan seseorang terjamin pada waktu kedatangan Kristus yang kedua.
Setelah mendoakan jemaat Tesalonika supaya dikuduskan "sepenuhnya" (NIV), Paulus lalu mengulang doanya: Ia ingin mereka tak bercacat, atau tidak dapat dituduh secara benar, dan karena itu dinyatakan benar sejauh menyangkut keseluruhan roh, jiwa, dan tubuh mereka. Orang Yunani membagi manusia menjadi tiga bagian: roh— bagian kekal manusia yang khas, yang mirip dengan Allah; jiwa—sifat binatang yang lebih rendah termasuk gairahnya; dan tubuh. Tampaknya tidak mungkin bahwa di sini Pau-lus setuju dengan gagasan itu. Morris berkomentar, "Pada titik ini Paulus tidak sedang memberikan gambaran tentang sifat komposisi manusia, tetapi sedang terlibat dalam doa. Ia menggunakan bentuk yang jelas ini dengan cara menegaskan bahwa yang terlibat adalah keseluruhan manusia, dan bukan beberapa bagiannya saja."22
Pada dasarnya, bagi Paulus, ada "manusia lahiriah," yang binasa, dan "manusia batiniah," yang, dalam kasus orang Kristen, "dibaharui dari sehari ke sehari" (2 Korintus 4:16). Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa ia sekedar memakai setiap istilah pada waktu itu yang kemudian digunakan untuk menggambarkan bagian-bagian manusia (roh, jiwa, tubuh) untuk menekankan bahwa keinginannya adalah agar totalitas setiap orang Kristen harus dijaga "tak bercacat," atau tidak bisa dikecam. Bandingkan ini dengan Markus 12:30, 31, di mana diragukan bahwa "hati," "jiwa," "pikiran," dan "kekuatan" bisa dibedakan secara jelas. Yesus sekedar menggunakan semua ini untuk menekankan totalitas.
Doa Paulus untuk pengudusan penuh, atau tanpa cacat mereka, difokuskan di sekitar waktu itu yang sudah ia bahas dengan panjang lebar (4:13-5:11)—waktu kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Pada waktu kedatangan-Nya yang kedua kali Ia akan memanggil orang yang telah mati, membenarkan orang-orang yang dikuduskan, dan menghukum orang-orang jahat (Yohanes 5:25-29). Doa Paulus adalah semoga jemaat Tesalonika akan menjadi salah satu orang yang dibenarkan di sisi kanan Yesus (Matius 25:33) dan disambut masuk ke sorga.
Paulus dengan perasaan sayang menyebut Dia "Tuhan kita Yesus Kristus." Dalam arti, menjadi "Tuhan kita" memberi harapan besar bahwa hari kedatangan-Nya, yang akan menjadi hari murka bagi beberapa orang (5:9), malah akan menjadi hari "penebusan" yang mulia (Efesus 4:30) bagi umat Kristen. Pokok pikiran ini meringkas tujuan Paulus dalam surat ini: bahwa para mualaf Tesalonikanya hidup dengan cara yang sedemikian rupa sehinga "tak bercacat" pada waktu kedatangan Kristus yang kedua.
Ayat 24. Dalam ayat sebelumnya, Paulus memanjatkan doa semoga Allah akan mendapatkan setiap orang Kristen di Tesalonika kedapatan setia dan "tak bercacat" pada hari penghakiman ketika Yesus datang kembali. Paulus berkata bahwa Allah akan menjalankan peranan-Nya untuk memastikan bahwa kasusnya memang seperti itu. Ia memulai dengan mengatakan bahwa Allah adalah [Ia] yang memanggil kamu. Ungkapan serupa ditemukan dalam 2:12, di mana Paulus menulis, "Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya." Bagaimanakah Allah memanggil? Apakah Ia memanggil masing-masing orang secara langsung dalam suatu penglihatan dari sorga seperti yang terjadi dalam kasus Paulus (Kisah 9)? Tidak. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat Tesalonika, Paulus berkata, "Ia telah memanggil kamu oleh Injil" (2 Tesalonika 2:14). Oleh karena itu, waktu "pemanggilan" mereka dan kita, adalah waktu ketika orang mendengar injil. Ketika orang mendengar injil yang diberitakan hari ini, ia sedang dipanggil langsung oleh Allah untuk datang kepada Dia dan melayani Dia dan mendapatkan pengampunan dosa melalui ketaatan.
Penekanan Paulus di sini adalah bahwa Allah tidak "memanggil" kita melalui beberapa kehendak-Nya dan kemudian dengan cara yang tidak konsisten melupakannya. Allah tidak hanya "memanggil," Ia juga mengikuti sampai akhir. Ia akan menggenapinya. Ia bertindak. Ia akan melaksanakan janji-Nya. Seperti yang Bileam katakan dalam Bilangan 23:19, "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" Jawaban itu tersirat secara jelas di sini. Tidak Allah tidak berjanji tanpa menepati. Ia akan menggenapinya, seperti kata Paulus di sini, karena Ia setia.
Penegasan yang sama ini bahwa Allah "adalah setia" muncul berkali-kali di dalam Kitab Suci.23Apakah itu berarti hati Allah adalah penuh dengan iman atau kepercayaan? Tidak, Sebaliknya itu berarti Anda dapat bergantung pada Dia untuk menepati segala janji-Nya. "Setia" berasal dari bahasa Yunani pisto/ß (pistos), dan berarti "yang memanggil dan yang akan melaksanakan (Filipi 1:6)."24Apa pun yang Ia katakan Ia akan selalu menjaganya, dan Ia akan melaksanakannya. Ini adalah seruan iman Paulus kepada Allahnya yang sudah sering kali membantu dia sehingga ia bisa berkata, "Aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan" (2 Timotius 1:12). Keyakinan Paulus adalah kepada sifat Allahnya. Ia tahu bahwa Allah akan "menggenapi" bagi dia secara pribadi dan untuk umat Kristen di Tesalonika, menjaga mereka "tak bercacat" untuk hari penghakiman. Betapa suatu pemikiran yang menghibur bagi semua orang Kristen yang setia!
Tentu saja, Allah kita akan menguduskan kita sepenuhnya dan menopang kita pada hari terakhir hanya jika kita melakukan apa yang Ia telah minta untuk kita lakukan. Kita harus menjaga janji kesetiaan kita kepada Dia, sama seperti Ia adalah setia kepada kita. Kita harus, seperti yang Yudas katakan, "[memelihara] diri [kita] … dalam kasih Allah" (Yudas 21). Peter mengingatkan kita bahwa itu "karena iman" kita "dipelihara dalam kekuatan Allah … [untuk] keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir" (1 Petrus 1:5), tetapi jika kita "mengandaskan" iman kita (seperti yang Paulus katakan dilakukan oleh beberapa orang; 1 Timotius 1:19), maka tanpa kerjasama kita Allah tidak akan menjaga kita tanpa cacat. Kita juga harus setia sama seperti Ia "setia." Mengenai peranan Allah, Paulus berkata kita tidak perlu cemas, "Ia akan menggenapinya." Jika kita melaksanakan peranan kita, maka:
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis:
"Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita (Roma 8:33-37).
Sesungguhnya, Allah kita adalah setia, dan, jika kita tetap setia, Ia akan memberi kita kemenangan pada hari itu.
Ayat 25. Paulus minta saudara-saudara di Tesalonika mendoakan dia dan rekan-rekan sekerjanya. Ia sering membuat permintaan seperti itu (2 Tesalonika 3:1; Kolose 4:3; Efesus 6:19). Dalam Roma 15:30 ia berkata, "Tetapi demi Kristus, Tuhan kita, dan demi kasih Roh, aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, untuk bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku." Dalam 2 Korintus 1:11, ia meyakinkan jemaat Korintus dengan mengatakan bahwa mereka "turut membantu mendoakan [dia]."
Kata untuk "berdoa" adalah proseu/comai (proseuchomai), dan bentuknya adalah present imperative (lihat pembahasan tentang ay. 17). Present tense menunjukkan kemungkinan tindakan yang berkelanjutan selama suatu periode waktu. Dengan kata lain Paulus bisa berkata, "Berdoalah terus untuk kami." Morris menulis bahwa Paulus meminta agar mereka "berdoa terus-menerus ( bentuk continuous tense)."25
Ketika kita berpikir tentang Paulus, kita sering kali percaya ia begitu kuat dan mandiri sehingga ia tidak punya masalah, atau ia tidak butuh doa orang lain, tetapi konsep ini salah. Paulus tentunya tidak menganggap dirinya seperti itu. Dalam 1 Korintus 9:27, ia secara terbuka mengaku bahwa ia harus menaklukkan tubuhnya dan menguasai tubuhnya sepenuhnya sehingga setelah ia berkhotbah kepada orang lain, ia tidak akan didiskualifikasi untuk mendapatkan hadiah. Dalam 2 Korintus 7:8, ia menunjukkan bahwa ia takut bahwa ia telah bersikap terlalu keras terhadap jemaat Korintus. Ia ragu apakah ia telah menangani kesulitan mereka dengan cara yang benar. Ia butuh doa mereka untuk menghadapi pencobaan pribadinya serta untuk menjalankan pekerjaannya bagi Tuhan. William Barclay mengatakan:
Sungguh suatu hal yang indah bahwa santo terbesar dari semua santo harus merasa bahwa ia dikuatkan oleh doa orang-orang Kristen yang rendah hati. Pernah ada seorang negarawan besar, yang telah terpilih menduduki jabatan tertinggi yang ditawarkan negaranya, diberi ucapan selamat oleh dua orang temannya dan ia dengan cepat menjawab, "Jangan beri aku ucapan selamat kalian; berikanlah doa kalian." Bagi Paulus, doa adalah rantai emas di dalam mana ia berdoa untuk orang lain dan mereka berdoa untuk dia.26
Ayat 26. Dalam kata-kata terakhirnya, kita menemukan pendapat Paulus tentang salam dengan cium yang kudus. Nasihat untuk menyalami dengan cium yang kudus sudah diberikan beberapa kali oleh Paulus di banyak kesempatan lain: sekali untuk saudara-saudara di Roma (Roma 16:16), dan dua kali untuk saudara-saudara di Korintus (1 Korintus 16:20; 2 Korintus 13:12). Petrus tentu saja juga bicara tentang jenis salam yang sama ketika ia menyurati saudara-saudara di pelbagai belahan Asia Kecil, memberitahu mereka untuk "Berilah salam seorang kepada yang lain dengan cium yang kudus" (1 Petrus 5:14). Oleh karena itu, seperti yang dapat kita lihat, kata itu digunakan di zaman rasul-rasul di Asia Kecil, Yunani, dan Italia. Itu juga merupakan cara umum untuk menyalami kerabat seseorang dan teman-teman karib di seluruh dunia Romawi sebelum kedatangan agama Kristen. Robertson mengatakan bahwa itu adalah "salam kebiasaan bagi para rabi."27Namun begitu, salam itu tentunya tidak terbatas pada para rabi di belahan dunia itu.
Paulus dan Petrus bukan orang yang memulai "salam Kristen," mereka hanya mengambil salam yang sudah ada dan mengatakan bahwa ketika orang Kristen menggunakan salam itu, ia harus memastikan salam itu "kudus," atau tulus, atau seperti yang Petrus katakan, "dari kasih." Dengan kata lain, mereka tidak boleh bersikap ramah dan baik di hadapan seorang saudara, memberi dia ciuman, dan kemudian bicara negatif tentang dia di belakang punggungnya. Yang seperti itu akan menjadi cium yang tidak kudus, serupa dengan cium yang Yudas berikan kepada Kristus (Matius 26:49). Morris mencatat bahwa "dalam perjalanan waktu kaum laki-laki dan kaum perempuan saling memberi ciuman; yang secara jelas hal ini menimbulkan pemandangan yang tidak diinginkan,"28yang mungkin membuat Paulus lebih perlu untuk menekankan bahwa cium apapun harus menjadi cium yang kudus.
Paulus mengatakan bahwa mereka harus [menyampaikan] salam kepada semua saudara bagi dia. "Semua" dari saudara-saudara itu harus disalami, bahkan mereka yang secara moral longgar (4:1) dan mereka yang malas (4:1, 11, 12). Ia masih mengasihi bahkan orang yang lemah dan berharap mereka akan bertobat. Dalam sebagian besar nas lainnya, orang Kristen diberitahu untuk menyalami "satu sama lain" dengan penuh kasih sayang dan dengan tulus atas nama mereka sendiri.
Dengan menerapkan ajaran ini kepada kebiasaan jabat tangan kita sendiri, kita mengerti mengapa Paulus berkata untuk membuat jabat tangan itu "kudus" dan tulus "karena kasih," dengan menghindari kemunafikan orang dunia yang menjabat tangan seseorang dan kemudian, sering kali, secara kiasan "menikamnya dari belakang."
Ayat 27. Paulus sangat prihatin sehingga setiap saudara di gereja Tesalonika mendengar isi suratnya di mana ia berkata, Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu untuk membacakan isi surat itu. Ini adalah bahasa yang keras. Paulus pada dasarnya berkata, "Aku menempatkan kamu di bawah sumpah," atau kewajiban yang serius "demi nama Tuhan," atau dengan Tuhan sebagai saksi kita, yang mengikat kamu untuk memastikan bahwa semua saudara mendengar isi surat ini. Menurut Robertson, "minta," dari e˙norki÷zw (enorkizō) adalah "kata majemuk terkini untuk kata lama oJrki¿zw (horkizō; Markus 5:7), untuk menempatkan seseorang di bawah sumpah."29Kata "kamu" yang Paulus gunakan di sini mencakup setiap saudara di jemaat itu tetapi, jelasnya, para pemimpin yang disebut di ayat 12 akan memiliki tanggung jawab yang bahkan lebih berat.
Tampak jelas bahwa perlunya setiap saudara memiliki kontak pribadi dengan suratnya itu sangat penting bagi Paulus. Seperti yang ia katakan dalam 1 Korintus 14:37, apa yang ia sedang tulis kepada mereka adalah "perintah Tuhan," dan masing-masing orang Kristen memiliki tanggung jawab untuk membaca atau mendengar secara pribadi perintah itu. Surat ini adalah salah satu dari surat-surat Perjanjian Baru yang paling awal, ditulis sekitar tahun 51 M., dan surat itu menekankan prinsip ini, seperti halnya kitab Wahyu, yang ditulis oleh Yohanes di penghujung tahun 100 M. Faktanya, Yohanes menulis dalam surat itu, "Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini" (Wahyu 1:3). Dalam Kolose 4:16, Paulus kembali memerintahkan pembacaan surat itu.
Kata dibacakan, yang Paulus gunakan di sini, adalah kata yang sering kali berarti "membaca secara terbuka." Apakah artinya seperti itu atau bukan dalam konteks ini adalah pertanyaan yang terbuka. Tempat paling logis untuk melakukan pembacaan yang ia perintahkan akan berupa perhimpunan Kristen mereka pada setiap hari Tuhan.
Paulus ingin memastikan bahwa saudara-saudara yang malas (4:11, 12) mendengar isi suratnya, dan mereka yang longgar secara moral (4:1-8) punya akses kepada surat itu. Kata-kata yang ia tulis adalah obat Roh Kudus untuk masalah mereka, dan ia ingin mereka mendengarkan kata-kata milik Roh itu sendiri daripada mungkin mendapatkan versi palsu kata-kata itu, seperti yang kadang-kadang terjadi di zaman Paulus (bandingkan dengan 2 Tesalonika 2:2; 3:17). Bahkan sekarang ini Firman Allah dapat dipalsukan.
Ayat 28. Ini adalah jenis doa penutup yang dengannya Paulus pada umumnya mengakhiri surat-suratnya. Faktanya, dalam 2 Korintus 13:14 ia berkata, "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian." Ia berdoa semoga jemaat Tesalonika bisa memiliki semua berkat yang Kristus, dalam kebaikan kasih-Nya, dapat berikan.
Pada dasarnya, kasih karunia (ca¿riß, charis, "kebaikan," "kasih karunia," atau "niat baik") adalah apa yang menimbulkan sukacita. Sukacita ini timbul karena Allah memberikan apa yang tidak layak kita terima, atau apa yang kita tidak upayakan. Tentunya Paulus pasti sudah banyak bicara tentang kasih karunia Allah oleh karena kesadarannya yang tinggi tentang bagaimana ia telah berdosa dalam menganiaya orang Kristen. Meski ia adalah "orang [yang]paling berdosa" (1 Timotius 1:15; NIV), ia menerima rahmat Allah dan bahkan dipilih oleh Allah untuk memberitakan pesan-Nya kepada orang lain. Kebaikan semacam ini, tentu saja, diberikan pada orang-orang berdosa yang percaya dan taat. Itu diberikan melalui Tuhan kita Yesus Kristus, yang adalah satu-satunya jalan, kebenaran, dan hidup. Faktanya, tidak ada orang yang bisa datang kepada Bapa tanpa melalui Kristus (Yohanes 14: 6).. Williams menulis, Paulus biasanya mengaitkan kasih karunia dengan Tuhan Yesus Kristus (2 Tes. 1:2, 12; 2:16; 3:18). Ia juga biasanya mempekerjakan seorang amanuensis untuk menuliskan surat-suratnya, tetapi pada titik ini ia mengambil pena itu dan menuliskan kata-kata terakhir dengan tangannya sendiri (bdk. 2 Tes. 3:17; Gal. 6:11). Orang pertama tunggal dari ayat 27 mungkin menandakan perubahan itu.30
Paulus tidak pernah berhenti mengagumi fakta bahwa Allah bisa memakai seseorang yang sama buruknya dengan dirinya dan memberi dia "karunia cuma-cuma dari Allah," yang adalah hidup yang kekal (Roma 6:23). Ia berdoa semoga kasih karunia yang sama akan menyertai para mualafnya dari Tesalonika.
James Denney berkata, Apapun yang Allah harus katakan kepada kita—dan di dalam semua surat Perjanjian Baru terdapat hal-hal yang menyelidik hati dan membuatnya terguncang— dimulai dan diakhiri dengan kasih karunia.… Segala hal yang Allah pernah lakukan untuk manusia dalam Yesus Kristus terangkum di dalamnya: semua kelembut-an dan keindahan-Nya, semua kehalusan dan kesabaran-Nya, semua gairah kudus kasih-Nya, dihimpun dalam kasih karunia. Hal lain apa lagikah yang satu jiwa bisa inginkan selain daripada kasih karunia Tuhan Yesus Kristus harus menyertainya?31
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus ...
Penulis : Paulus
Tema : Kedatangan Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang
Tesalonika terletak sekitar seratus enam puluh kilometer di sebelah barat daya Filipi; kota ini adalah ibu kota dan pelabuhan yang paling terkemuka dari Makedonia, sebuah propinsi Romawi. Di antara penduduk yang berjumlah sekitar 200.000 jiwa adalah masyarakat Yahudi yang kuat. Ketika Paulus mendirikan gereja Tesalonika pada perjalanan misionernya yang kedua, pelayanannya yang berhasil di wilayah itu dihentikan sebelum waktunya karena permusuhan kalangan Yahudi (Kis 17:1-9).
Karena terpaksa meninggalkan Tesalonika, Paulus pergi ke Berea di mana sekali lagi pelayanan singkat yang berhasil dihentikan oleh penganiayaan yang timbul karena orang Yahudi yang mengikuti dia dari Tesalonika (Kis 17:10-13). Kemudian Paulus pergi ke Atena (Kis 17:15-34), di mana Timotius bergabung dengannya. Paulus mengutus Timotius kembali ke Tesalonika untuk menyelidiki keadaan jemaat yang masih muda itu (1Tes 3:1-5) sedangkan Paulus pergi ke Korintus (Kis 18:1-17). Setelah menyelesaikan tugasnya, Timotius pergi ke Korintus untuk melaporkan pada Paulus mengenai gereja di Tesalonika (1Tes 3:6-8). Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, Paulus menulis surat ini, mungkin tiga sampai enam bulan setelah gereja itu dimulai.
Tujuan
Karena Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dengan tiba-tiba karena penganiayaan, orang yang baru bertobat itu hanya menerima sedikit pendidikan mengenai kehidupan Kristen. Ketika Paulus mengetahui dari Timotius mengenai keadaan mereka saat itu, dia menulis surat ini
- (1) untuk mengungkapkan sukacitanya tentang keteguhan iman dan ketekunan mereka di tengah-tengah penganiayaan,
- (2) untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan yang saleh, dan
- (3) untuk menerangkan beberapa kepercayaan, khususnya mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.
Survai
Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan sukacita memuji jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan (1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus menanggapi kecaman dengan mengingatkan mereka akan kemurnian motivasinya (1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka (1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah mereka (1Tes 2:9-12).
Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan Kristen. Orang percaya harus kudus (1Tes 3:13; 1Tes 4:1-8; 1Tes 5:23-24), dan Injil harus disertai kuasa dan penyataan Roh Kudus (1Tes 1:5). Paulus mendorong jemaat itu supaya jangan mereka memadamkan api Roh dengan meremehkan penyataan-Nya, khususnya nubuat (1Tes 5:19-20).
Tema yang menonjol adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari murka Allah di atas muka bumi ini (1Tes 1:10; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11). Rupanya beberapa anggota jemaat sudah meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keikutsertaan mereka dalam keselamatan terakhir yang akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Oleh karena itu, Paulus menerangkan rencana Allah bagi orang kudus yang sudah dipanggil pulang bila Kristus kembali bagi gereja-Nya (1Tes 4:13-18) dan menasihatkan mereka yang masih hidup tentang pentingnya kesiagaan ketika Kristus datang (1Tes 5:1-11). Paulus menutup surat ini dengan berdoa untuk kekudusan dan pemeliharaan mereka (1Tes 5:23-24).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini adalah salah satu dari kitab-kitab PB yang pertama ditulis.
- (2) Itu berisi bagian-bagian penting mengenai orang-orang kudus yang sudah mati yang dibangkitkan oleh Allah ketika Kristus kembali untuk mengangkat gereja (1Tes 4:13-18) dan tentang "hari Tuhan" (1Tes 5:1-11).
- (3) Kelima pasal ini berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan artinya bagi orang percaya (1Tes 1:10; 1Tes 2:19; 1Tes 3:13; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11,23).
- (4) Surat ini memberikan wawasan yang unik
- (a) mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi penuh semangat dan
- (b) mengenai mutu pelayanan Paulus sebagai perintis pemberitaan Injil.
Full Life: 1 Tesalonika (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(1Tes 1:1)
I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13)
A....
Garis Besar
- Salam Kristen
(1Tes 1:1) - I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika
(1Tes 1:2-3:13) - A. Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di Dalam Kristus
(1Tes 1:2-10) - 1. Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka
(1Tes 1:2-3) - 2. Pertobatan Mereka yang Sejati
(1Tes 1:4-6) - 3. Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain
(1Tes 1:7-10) - B. Mengenangkan Peranannya Dalam Hidup Mereka
(1Tes 2:1-3:8) - 1. Meninjau Kembali Pelayanannya
(1Tes 2:1-12) - 2. Mengingat Tanggapan Mereka
(1Tes 2:13-16) - 3. Memelihara Perhatiannya
(1Tes 2:17-3:8) - C. Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali Serta Kemajuan Rohani
dan Kemantapan Mereka Dalam Kekudusan
(1Tes 3:9-13) - II. Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika
(1Tes 4:1-5:22) - A. Mengenai Kekudusan Seksual
(1Tes 4:1-8) - B. Mengenai Kasih Persaudaraan
(1Tes 4:9-10) - C. Mengenai Kerja yang Jujur
(1Tes 4:11-12) - D. Mengenai Kedatangan Kristus
(1Tes 4:13-5:11) - 1. Keadaan Mereka yang Mati Dalam Kristus
(1Tes 4:13-18) - 2. Kesiagaan Mereka yang Hidup Dalam Kristus
(1Tes 5:1-11) - E. Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani
(1Tes 5:12-13) - F. Mengenai Kehidupan Kristen
(1Tes 5:14-18) - G. Mengenai Pengenalan Rohani
(1Tes 5:19-22) - Penutup
(1Tes 5:23-28) - A. Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Mereka
(1Tes 5:23-24) - B. Permohonan Terakhir dan Berkat
(1Tes 5:25-28)
Matthew Henry: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kot...
- Tesalonika dulunya merupakan kota utama di wilayah Makedonia. Sekarang kota itu bernama Tesalonika, dan merupakan kota terpadat dan salah satu kota terbaik untuk berdagang di Levant. Setelah maksudnya untuk mengunjungi wilayah-wilayah yang disebut provinsi-provinsi Asia terhalang, dan diarahkan secara luar biasa untuk memberitakan Injil di Makedonia (Kis. 16:9-10), Rasul Paulus dalam kepatuhannya terhadap panggilan Allah pergi dari Troas ke Samotrake, lalu dari sana ke Neapolis, dan dari situ ke Filipi. Di Filipi pelayanannya berhasil, tetapi ia menjumpai banyak kesulitan, karena di sana ia dilempar ke penjara bersama-sama dengan Silas, kawan sekerja dan seperjalanannya. Namun, mereka dilepaskan dari penjara secara menakjubkan, dan menghibur saudara-saudara di sana, dan setelah itu berangkat lagi dari sana. Setelah melewati Amfipolis dan Apolonia, mereka sampai di Tesalonika. Di sana Rasul Paulus menanam jemaat yang terdiri atas beberapa orang Yahudi yang percaya dan banyak orang bukan Yahudi yang sudah bertobat (Kis. 17:1-4). Tetapi karena ada kekacauan di kota itu yang ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan para penduduk setempat yang jahat dan rendah, maka demi keselamatan, Paulus dan Silas dilarikan saat malam hari ke Berea. Setelah itu Paulus diantar ke Atena, dengan meninggalkan Silas dan Timotius, tetapi memberi perintah agar mereka lekas-lekas menyusulnya. Setelah mereka berdua sampai, Timotius dikirim ke Tesalonika, untuk mencari tahu keadaan jemaat di sana dan meneguhkan iman mereka (1Tes. 3:2). Dan, setelah kembali kepada Paulus sewaktu ia tinggal di Atena, Timotius diutus lagi, bersama-sama dengan Silas, untuk mengunjungi jemaat-jemaat di Makedonia. Jadi Paulus, setelah ditinggal sendirian di Atena (1Tes. 3:1), pergi dari situ ke Korintus, di mana ia terus tinggal selama satu setengah tahun. Di sela-sela waktu itulah Silas dan Timotius kembali kepadanya dari Makedonia (Kis. 18:5). Lalu Rasul Paulus menulis surat ini kepada jemaat Kristus di Tesalonika, yang walaupun ditempatkan setelah surat-surat lain, dianggap merupakan surat yang pertama-tama ditulis Paulus, dan ditulis sekitar tahun 51 M. Maksud utama dari surat ini adalah untuk mengungkapkan betapa rasul ini bersyukur atas keberhasilannya memberitakan Injil di antara mereka, untuk meneguhkan iman mereka, dan mengajak mereka untuk berperilaku kudus.
Jerusalem: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk
sekedar mend...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA UMAT TESALONIKA
KATA PENGANTAR
Sebelum membatja surat ini baik batjalah dahulu Kis. Ras. 17:1-10, untuk sekedar mendapat gambaran latar-belakang surat ini. Dizaman Paulus, Tesalonika adalah ibu kota propinsi Romawi Masedorna. Berkat letaknja pada teluk Termai, jang djayh masuk kedarat dan sebab itu merupakan pelabuhan jang teduh sekali, lagi letaknja disebelah darat pada djalan raja "Via Egnasia", jang menghubungkan Timur dengan Eropa Barat, kota itu mendjadi kota perniagaan jang ramai dan makmur. Penduduknja sebagian terbesar orang Junani. Golongan Jahudi disitu rupanja amat besar djuga. Diantara mereka Paulus berhasil sedikit sadja. Hanja "beberapa" orang jang bertobat, sedangkan orang Junani jang bertobat djumlahnja sangat besar. Hal ini menimbulkan dengki dan bentji orang Jahudi, sampai mereka membangkitka pergolakan jang amat hebat diantara rakjat djelata, sehingga pemerintah taku terdjadi pemberontakan, dan Paulus dipaksa meninggalkan kota.
Paulus lalu pergi ke Berea, suatu kota jang 55 km djaraknja dari Tesalonika. Disitu sikap orang Jahudi terhadap Paulus dan Indjil baik sekali, sehingga banjak orang bertobat. Hasil Paulus diantara penduduk-penduduk lain, chususnja diantara orang-orang terkemuka lumajan djuga. Tetapi sesudah hal ini kedengaran oleh orang Jahudi di Tesalonika, mereka segera datang dan mengasut rakjat kota ini djuga dan berhasil mengadakan hiru-hara jang akibatnja Paulus diusir. Paulus lalu meninggalkan Silas dan Timoteus di Masedonia dan sendiri pergi ke Atena. la diantar beberapa orang Masedonia. Setiba di Atena mereka pulang dengan membawa pesan Paulus, supaja Silas dan Timoteus datang ke Atena. Mereka datang dan rupanja membawa kabar tentang umat-umat di Masedonia jang sangat mentjemaskan, chususnja tentang umat di Tesalonika. Paulus segera menjuruh Timoteus kembali kesitu untuk mengadjar dan meneguhkan iman umat, jang memang banjak mengalami gangguan karena agamanja.
Rupanja Timoteus tinggal agak lama disitu, kemudian pergi bersama dengan Silas membantu Paulus di Korintus.
Kabar jang dibawa Timoteus dalam keseluruhannja sangat menggembirakan, seperti njata sekali dalam suasana mereka jang meliputi seluruh surat irn. Tetapi ada masih kekurangan dilapangan kesusilaan djuga, lagi persoalan- persoalan jang menggelisahkan tentang kebangkitan orang mati dan kedatangan Kristus pada achir zaman. Rupanja mereka kurang atau salah mengerti pengadjaran Paulus tentang kedua. adjaran itu. Tentu sadja pengadjaran Paulus mengenai hal itu belum lengkap djuga, sebab ia tiba-tiba terpaksa memutuskan pengadjarannja. Mereka tentu mengharapkan keterangan resmi dari Paulus sendiri. Hal ini dan berita Timoteus jang lain mendjadi alasan bagi Paulus untuk segera menulis surat jang pertama kepada umat Tesalonika ini.
Surat ini pula adalah jang pertama dari segala surat Paulus jang diturunkan kepada kita, ditulis di Korintus dalam tahun 51 atau 52.
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) PENERAPAN(1 Tes 5:1-11)
Dalam pasal ini, Paulus melanjutkan penerapan praktis ajaran yang bersifat doktrin yang telah ia sajikan di bagian awal surat...
PENERAPAN(1 Tes 5:1-11)
Dalam pasal ini, Paulus melanjutkan penerapan praktis ajaran yang bersifat doktrin yang telah ia sajikan di bagian awal surat itu.
Dalam paragraf terakhir pasal 4, Paulus telah menekankan bahwa orang yang mati dalam Kristus tidak akan ditinggalkan ketika Yesus datang kembali. Oleh karena itu, di bagian awal pasal ini, ia melanjutkan untuk membahas waktu kedatangan-Nya dan pelbagai implikasi yang kedatangan ini akan miliki pada kehidupan orang Kristen.
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Kapankah Yesus Akan Datang Lagi? (1 Tes 5:1-3)
Dengan mengingat pembahasan Paulus sebelumnya, maka wajar untuk bertanya, "Kapankah Tuhan akan da...
Kapankah Yesus Akan Datang Lagi? (1 Tes 5:1-3)
Dengan mengingat pembahasan Paulus sebelumnya, maka wajar untuk bertanya, "Kapankah Tuhan akan datang kembali?" Paulus sudah melewati pertanyaan itu tanpa memberikan jawaban, karena ia sudah memberitahu jemaat Tesalonika tentang hal itu. Tidak diragukan lagi, kebenaran ini telah diberitakan kepada mereka ketika gereja didirikan. Ia berkata bahwa mereka sudah tahu dengan baik tentang waktu kedatangan Tuhan. Jemaat Tesalonika tahu karena Paulus telah memberitakannya kepada mereka.
Paulus menggunakan ilustrasi kedatangan seorang pencuri untuk menyampaikan kebenaran penting tentang waktu kedatangan-Nya. Ilustrasi-Nya itu menunjukkan kemendadakan dan ketidakterdugaan. Kita tidak akan menerima tanda-tanda atau peringatan terlebih dahulu selain fakta bahwa Ia bisa datang kapan saja.
Dengan menimbang bahwa Kristus akan datang kembali seperti seorang pencuri, bagaimanakah kita harus hidup?
Dalam keadaan siap. Kita harus siap setiap saat. Allah menunjukkan hikmat-Nya yang besar dengan melindungi kita dari pengetahuan tentang waktu kapan Kristus akan datang kembali. Jika kita tahu dengan pasti, kita mungkin tergoda untuk mengambil keuntungan dari kasih karunia-Nya. Ia ingin kita hidup seperti peziarah yang hanya melintasi dunia ini dan menyadari bahwa hari apa saja bisa menjadi hari terakhir kita.
Mengabaikan penegasan apa saja yang dunia mungkin berikan mengenai keadaan segala sesuatu. Orang-orang mengatakan, "Kita ini dalam damai sejahtera dan kita tidak perlu khawatir tentang apa saja. Tidak ada hal luar biasa yang akan terjadi!" Kita tahu bahwa pernyataan mereka itu tidak menciptakan kebenaran. Kita harus mengabaikan apa yang mereka katakan karena kita tahu hari apa saja bisa menjadi hari terakhir.
Jangan membuat rencana jangka panjang tanpa mengatakan, "Jika Allah kehendaki." Kita tidak dijanjikan hari lain atau bahkan menit lain. Yesus telah berjanji bahwa Ia akan datang kembali (Yohanes 14:1-3), tetapi Ia telah membiarkan waktu kembali-Nya itu ditutup secara rahasia. Dua ilustrasi digunakan untuk menyampaikan kemendadakan dan ketidakterdugaan kedatangan-Nya: pencuri di malam hari dan sakit bersalin perempuan yang melahirkan anak. Gambaran itu secara jelas menyatakan bahwa Yesus bisa datang kapan saja.
Lalu bagaimanakah seharusnya kita hidup? Kita harus menjadi peziarah di dunia ini, selalu siap bagi kedatangan kembali Juruselamat kita. Kita harus hidup "seolah-olah Yesus mati kemarin, bangkit pagi ini, dan akan datang kembali malam ini."
Eddie Cloer
Mengantisipasi Akhirnya (1 Tes 5:1-3)
Dua ilustrasi ini (penampakan tiba-tiba seorang pencuri dan sakit bersalin yang menimpa perempuan yang melahirkan anak) menekankan dua kebenaran yang berbeda tentang kedatangan Yesus. Mereka mungkin menekankan dua kebenaran yang paling penting yang dapat kita ketahui tentang kedatangan-Nya.
Ketidakterdugaan kedatangan-Nya. Jika kita tahu kapan pencuri akan datang, kita akan siap menyambut dia. Jelasnya, ilustrasi ini digunakan untuk mengekspresikan ketidakpastian waktu kedatangan-Nya.
Keniscayaan kedatangan-Nya. Seorang perempuan hamil tiba-tiba saja mulai mengalami sakit bersalin. Ia tahu saat melahirkan akan datang. Pelahiran itu tak terelakkan. Gambaran pencuri menggambarkan kemendadakan, tapi ilustrasi ini menyiratkan keniscayaan.
Begitu juga dengan kedatangan Kristus. Dunia boleh saja berkata bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang akan berubah, tetapi mereka salah. Ketika mereka berkata, "Damai dan aman!" kehancuran akan tiba-tiba datang menimpanya.
Hanya dua ilustrasi yang diperlukan untuk mempersiapkan diri kita bagi kedatangan Yesus. Pandangan yang Alkitabiah, seimbang tentang kedatangan kembali Kristus adalah bahwa Ia akan niscaya datang, tapi tidak ada orang yang tahu kapan Ia akan datang. Di sini di hadapan kita terdapat kepastian dan ketidakpastian kedatangan-Nya.
Eddie Cloer
"Hari Itu" (1 Tes 5:1-3)
Ungkapan, "hari Tuhan," sering ditemukan di dalam Perjanjian Lama. Sebelum era Perjanjian Baru, ungkapan itu mengacu kepada hari apa saja ketika Allah menjatuhkan penghakiman atau berkat-berkat khusus-Nya ke atas pelbagai bangsa, kota, atau kaum. Ungkapan itu juga diterapkan pada penghancuran Allah atas sebuah kota atau pendisiplinan atas umat-Nya. Ungkapan yang Paulus gunakan menemukan latar belakangnya di dalam Perjanjian Lama.
Namun begitu, dalam ayat 2 Paulus sedang menulis tentang hari atas segala hari, hari terakhir bagi waktu dan hari kiamat. Hari penting ini diacukan dalam beberapa cara di dalam Perjanjian Baru. Memperhatikan cara-cara ini mungkin bisa membantu kita untuk menempatkan hari ini dalam perspektif yang tepat.
Oleh karena kaitannya dengan Tuhan, hari itu akan menjadi "hari Tuhan." Paulus menyebutnya "hari Tuhan" karena Tuhan akan menjadi pusat hari itu. Yang orang Kristen cari bukan peristiwa; mereka mencari kedatangan seseorang, Penebus agung mereka. Setiap minggu kita bertemu pada Hari Tuhan sambil kita mencari hari Tuhan lainnya, hari terakhir. Jadi kita memandang hari itu sebagai "hari Allah" (2 Petrus 3:12), sebagai "hari Kristus Yesus" (Filipi 1:6), atau "hari Tuhan kita Yesus Kristus" (1 Korintus 1:8).
Karena hubungannya dengan orang jahat, hari itu akan menjadi "hari murka." Paulus menyebutnya "hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan" (Roma 2:5). Itu akan menjadi semacam hari itu bagi orang yang tidak taat dan jahat. Allah ingin semua orang diselamatkan dan mengetahui kebenaran (1 Timotius 2:4). Ia menawarkan keselamatan kepada semua orang, tapi ketika tawaran-Nya ditolak hari murka yang hebat menanti orang yang telah menolak kasih-Nya.
Karena hubungannya dengan orang-orang benar, hari itu akan menjadi "hari keselamatan." Paulus menyebutnya "hari penebusan" (Efesus 4:30). Pada hari ini penebusan kita akan diumumkan, dan kita akan masuk ke dalam penebusan kekal.
Karena hubungannya dengan akhir segala sesuatu, hari itu hanya disebut "hari itu." Paulus menyebutnya "hari itu" (2 Tessalonika 1:10), Yesus menyebutnya "akhir zaman" (Yohanes 6:39 ), dan Yudas menyebutnya "hari besar" (Yudas 6). Ini adalah hari ke arah mana seluruh waktu bergerak, dan memang tepat untuk mengacukannya sebagai "hari itu." Setiap orang Kristen memiliki "hari itu" pada kalendernya yang ke arah sana segala sesuatu melihat.
Pertanyaan terbesar yang siapa saja dapat tanyakan adalah ini, "Apakah Anda siap menghadapi hari penghakiman?" Keadaan jiwa kita akan menentukan jenis hari apakah hari itu. Jika kita bagian dari orang-orang yang ditebus, hari itu akan menjadi hari penebusan; jika kita bagian dari orang-orang yang memberontak, hari itu akan menjadi hari murka.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Hari Tuhan (1 Tes 5:1-11)
Gereja abad pertama sangat banyak berfokus pada kedatangan kembali Kristus. Mereka memiliki fokus ini karena para rasul tel...
Hari Tuhan (1 Tes 5:1-11)
Gereja abad pertama sangat banyak berfokus pada kedatangan kembali Kristus. Mereka memiliki fokus ini karena para rasul telah mengajar mereka soal itu. Lagu Elbert Bailey "Berjaga-jaga dan Berdoalah" mencerminkan semangat ini:
Berjaga-jaga dan berdoalah, karena Tuhan akan datang, Suatu hari nanti dalam awan-awan Ia datang; Dalam air penyucian jubahmu basuhlah, Berjaga-jaga, oh, berjaga-jaga dan berdoalah.
…………………………
Hai jiwa, peringatan sang Juruselamat perhatikanlah, Dan firman-Nya yang berbahagia taatilah, Bersiaplah, ketika Ia datang, untuk menyongsong Dia, Berjaga-jaga, oh, berjaga-jaga dan berdoalah.17
Paulus mengajarkan saudara-saudara di Tesalonika untuk memiliki pandangan ini. Dalam 1 Tesalonika 4:13-18, ia mengajarkan bahwa orang-orang kekasih mereka yang sudah meninggal tidak akan melewatkan kedatangan Kristus yang kedua. Dalam 5:1-11, Paulus menunjukkan kepedulian yang lebih tentang memiliki pemahaman yang tepat mengenai kedatangan Kristus.
Dalam ayat-ayat ini, Paulus bicara tentang "zaman" dan "masa." "Zaman" mengacu kepada jangka waktu yang tidak terbatas atau periode yang diperpanjang.
"Masa" mengacu kepada periode tertentu atau khusus. Paulus menulis, "Kamu tidak butuh apapun untuk dituliskan kepadamu [tentang hal-hal seperti itu]"(ay. 1; NASB). Ini sejalan dengan kata-kata Yesus dalam Kisah 1:7: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya." Jelasnya, beberapa orang menekankan lebih banyak rincian tentang kapan Kristus akan datang kembali.18Paulus tidak memberi jemaat Tesalonika informasi yang sangat ingin mereka ketahui, tetapi ia memang memberi apa yang mereka butuhkan. Hal apakah yang ia ajarkan tentang "hari Tuhan" yang agung, bersejarah?
Hari itu akan datang "seperti pencuri." Paulus menulis, "Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam" (ay. 2). Ia menggunakan kata-kata "tahu benar-benar" karena Paulus telah mengajarkan hal ini ketika ia tinggal bersama gereja itu.
Gambaran "pencuri di malam hari" adalah penting. Pada malam hari lebih mudah menyembunyikan gerakan seseorang, dengan demikian mengejutkan korbannya. Seorang pencuri tidak mengumumkan kedatangannya. Ia menyelinap secara diam-diam sehingga tidak ada orang yang bisa mengambil senjata atau memanggil polisi. Ia menodong korbannya dengan pistol sambil mengambili barang-barangnya yang paling berharga.
Kristus jangan dibandingkan dengan pencuri dalam hal ingin menyakiti. Sebaliknya, perbandingan ini untuk menekankan sifat ketidakterdugaan dan kemendadakan. Ia akan datang dengan "tiba-tiba," ketika tidak seorang pun, "bahkan tidak juga malaikat-malaikat sorga" mengantisipasinya (ay. 3; Matius 24:36; 2 Petrus 3:10).
Hari itu adalah peristiwa penting bagi semua orang. Kedatangan kembali Yesus akan mempengaruhi semua orang. Mereka yang tidak siap untuk hari itu akan terkejut dengan hati resah. Dalam ayat 3, Paulus menulis bahwa orang-orang seperti itu akan mengatakan (atau mengharapkan), "Damai dan aman!" Pada tahun 1975, ketika saya harus berkhotbah tentang kedatangan Kristus yang kedua di Catania, Sisilia, saudara-saudara di sana berkendara menyusuri jalan-jalan dengan pengeras suara, "Kapankah Kristus akan datang?" Sering kali, jawaban dari pejalan kaki adalah "Tidak akan datang kembali!" Mereka percaya mereka aman .
Orang-orang seperti itu adalah orang-orang "malam" dan "kegelapan" yang tidak siap (ay. 5), hidup dalam dosa, dalam kegelapan rohani. Mereka adalah orang-orang yang "tidur" secara rohani (ay. 6) dan tidak menyadari kenyataan. Mereka adalah orang-orang yang melakukan hal-hal jahat yang biasanya dianggap sebagai kegiatan malam hari.
Kenyataannya adalah bahwa "kebinasaan" ada di atas mereka. "Maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan"(ay. 3). Ini tidak berarti pemusnahan, namun keberadaan yang berkelanjutan dalam keadaan hancur. Ini adalah kebinasaan neraka.
Kebinasaan akan datang tiba-tiba, "seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin" (ay. 3). Jadi itu akan terjadi seperti kebinasaan telah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia. Pertimbangkanlah manusia di zaman Nuh. Orang yang tidak siap mengira mereka sudah aman, tapi ketika tiba-tiba mulai hujan, Allah menutup bahtera (1 Petrus 3:20). Jatuhnya Babel ke tangan Persia terjadi tiba-tiba pada 538 S. M. Persia datang secara diam-diam di malam hari melalui pintu-pintu air sungai ketika penduduk Babel sedang tidur.19Kedatangan Kristus akan terjadi tiba-tiba seperti ini bagi mereka yang tidak siap.
Meski Yesus akan datang kembali seperti pencuri di malam hari, orang Kristen seharusnya jangan tidak siap bagi kedatangan-Nya. "Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri" (ay. 4). Orang Kristen "tidak dalam kegelapan." Mereka telah memutuskan untuk mengikut Yesus, yang berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan" (Yohanes 8:12). Kristus telah "melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan-[Nya]" (Kolose 1:13). Apakah ini berarti kita akan mengetahui hari atau saat kedatangan-Nya? Tidak. Tidak satu orang pun tahu tetapi Allah tahu (Matius 24:36; Markus 13:32). Itu juga tidak berarti bahwa kita akan mengantisipasi Dia pada hari Ia datang.
Beberapa orang akan berada "di ladang" sedang bekerja (Matius 24:39-41).
Bagaimanapun, itu berarti kedatangan Yesus akan menjadi kejutan yang menyukakan kita. Orang Kristen yang setia akan siap secara rohani. Orang Kristen yang setia adalah "anak-anak terang" (ay. 5). Orang Kristen yang setia akan didapatkan "hidup di dalam terang … beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan [mereka] dari pada segala dosa" (1 Yohanes 1:7). Orang yang benar-benar siap akan berkata "Maranatha!" yang artinya "ya Tuhan, datanglah!" (1 Korintus 16:22).
Orang Kristen harus melakukan persiapan lebih lanjut untuk hari itu. Paulus berkata, "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain" (ay. 6a). Artinya, janganlah kita secara rohani "lelah," tidak dapat membedakan bahaya. Jika seorang Kristen membiarkan dirinya tertidur, ia harus bangun! Dalam Roma 13:11, Paulus menulis, "Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya."
Paulus menasihati, "[Marilah kita] berjaga-jaga dan sadar" (ay. 6b). Ini adalah kebalikan dari keadaan lelah. Sikap itu melibatkan tekad untuk tetap terjaga karena adanya bahaya dari jatuh tertidur. Itu seperti "orang pagi hari," yang bangun dengan mudah dan dengan cepat mengendalikan secara penuh panca inderanya. Kita bisa menjaga diri kita tetap waspada dengan membaca Alkitab dan berdoa.
Orang Kristen harus siap dengan mengenakan perlengkapan senjata Allah, yang terdiri dari iman, pengharapan, dan kasih (ay. 8). Pertama, Paulus menyebut "berbajuzirahkan iman dan kasih." "Iman" pastinya kepada Allah, khususnya pada waktu pencobaan dan kesulitan (lihat Yakobus 1:1-4). "Kasih" adalah keinginan yang kuat untuk melakukan apa yang baik kepada sesama bahkan ketika mereka berniat jahat kepada kita. Iman dan kasih membentuk "baju zirah" yang melindungi kita ketika Iblis mencoba untuk melukai kita.
Berikutnya, Paulus menyebut "berketopongkan pengharapan keselamatan." Harapan adalah antisipasi untuk mendapatkan sesuatu. Harapan kita adalah memiliki "keselamatan," rekonsiliasi akhir dengan Allah dalam rumah sorgawi. Ini adalah bagian persenjataan yang melindungi kepala. Ketika kita menyimpan sorga dalam pikiran kita, kita akan mengingat harapan kita ketika Iblis menyerang kita dengan pelbagai pencobaan.
Persenjataan Allah akan membantu kita untuk siap bagi kedatangan Kristus. Kita tidak akan menunggu bersama-sama di puncak gunung dengan memakai jubah putih, tapi kita akan hidup bagi Dia dengan iman yang kuat di dalam hati kita:
Prajurit Kristus, bangkitlah Dan persenjataanmu kenakanlah;
Kuat dalam kekuatan yang Allah berikan, Melalui Anak-Nya yang kekasih.20
Orang Kristen akan menyadari nasib mereka pada kedatangan Kristus yang kedua. Paulus berkata, "Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita" (ay. 9). Tersirat di sini adalah bahwa orang yang tidak setia ditetapkan tertimpa murka. "Ditetapkan" berarti Allah telah memisahkan mereka untuk hal seperti itu dalam rencana-Nya. "Murka" adalah emosi yang kuat terhadap sesuatu. Ini adalah reaksi Allah terhadap, atau perasaan Allah tentang, dosa. Dalam ayat ini "murka" melambangkan hukuman yang akan dijatuhkan kepada orang durhaka, yaitu, "hukuman kebinasaan selama-lamanya" (2 Tesalonika 1:9). Kebenarannya adalah bahwa Allah tidak ingin siapa saja dihukum (2 Petrus 3:9), itulah sebabnya Ia telah menyediakan jalan keluar. Umat Kristen adalah kaum yang memilih jalan keluar.
Orang Kristen "ditetapkan" kepada "keselamatan melalui Tuhan kita." Yesus adalah "jalan …. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui [Dia]" (Yohanes 14:6). Allah telah "menetapkan" kita untuk memiliki "keselamatan," atau rekonsiliasi dengan Dia di sorga. Ia telah melakukan ini sehingga "kita hidup bersama-sama dengan Dia" (ay. 10). Kita yang setia akan masuk sorga. Baik dalam keadaan hidup atau mati ketika Kristus datang kembali, semua orang beriman akan bertemu di sana.
"Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain" (ay. 11). Nasihatilah satu sama lain dengan ajaran tentang tujuan kita atau keselamatan kita ini. Jemaat Tesalonika sudah melakukan hal ini (ay. 11b), tapi Paulus meminta mereka untuk melakukannya dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Kita harus menasihati satu sama lain tentang masa depan kita yang sangat menakjubkan. Allah akan membantu kita untuk menjadi dan tetap setia.
Earl Edwards
Kehidupan Sejati
Dimanakah kehidupan? Dimanakah kehidupan sejati?
Bukan dalam ketidakpercayaan— Voltaire adalah orang kafir yang paling terkenal. Ia menulis: "Saya berharap saya tidak pernah dilahirkan."
Bukan dalam kesenangan— Lord Byron hidup dalam kesenangan, jika siapa saja pernah merasakannya. Ia menulis: "Yang saya miliki adalah cacing, kanker, dan kesedihan."
Bukan dalam uang— Jay Gould, jutawan Amerika, punya banyak uang. Ketika sekarat ia berkata: "Saya pikir sayalah orang yang paling sengsara di bumi."
Bukan dalam jabatan dan ketenaran— Lord Beaconsfield menikmati lebih banyak kedua hal itu. Ia menulis: "Masa muda adalah kesalahan; masa dewasa, perjuangan; masa tua, penyesalan."
Bukan dalam kegagahan militer— Alexander yang Agung menaklukkan dunia yang dikenal pada zamannya. Setelah melakukannya, ia menangis di tendanya, karena, katanya, "Tidak ada lagi dunia untuk ditaklukkan."
Lalu, dimanakah kebahagiaan ditemukan? Jawabannya sederhana: Dalam Kristus saja. Ia berkata, "Aku akan menjumpaimu lagi, dan hatimu akan bersukacita, dan tidak seorang pun dapat mengambil sukacitamu dari kamu."
"Hidup bersama Kristus adalah harapan tanpa akhir; tanpa Dia hidup adalah akhir tanpa harapan."21
Jika Yesus datang hari ini, akan bagaimanakah jadinya bagi kita? Akankah kita memiliki harapan tanpa akhir atau akhir tanpa harapan?
Earl Edwards
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Hari Atas Segala Hari (1 Tes 5:1-11)
Kedatangan kembali Yesus memberikan harapan bagi orang Kristen yang setia. Karena kedatangan itu memberikan hara...
Hari Atas Segala Hari (1 Tes 5:1-11)
Kedatangan kembali Yesus memberikan harapan bagi orang Kristen yang setia. Karena kedatangan itu memberikan harapan bagi masa depan, kedatangan itu juga memberikan kedamaian dan penghiburan pada masa kini.
Seraya kita mengantisipasi kedatangan Yesus, kita harus hidup dalam persiapan untuk menyambut hari yang mulia itu. Bagian pertama 1 Tesalonika 5 bicara tentang masalah ini. Pembahasan tentang kedatangan kembali Yesus ini dicantumkan di sini untuk membesarkan hati umat Kristen di Tesalonika, bukan karena mereka tidak tahu bahwa Yesus akan datang kembali atau karena mereka sedang menjalani kehidupan yang jahat dan tidak siap bagi kedatangan-Nya kembali. Bagian ini berawal dengan, "Kamu tidak butuh apa saja untuk dituliskan kepadamu" (5:1b;NASB) dan berakhir dengan "seperti yang memang kamu lakukan" (5:11c), menunjukkan bahwa mereka benar-benar mengetahui tentang hal kedatangan Yesus dan sedang menjalani kehidupan yang baik. Paulus sedang mendorong jemaat Tesalonika untuk tumbuh menuju kehidupan yang bahkan lebih efektif lagi, yang didasarkan pada apa yang mereka sedang lakukan.
Semakin banyak kita memahami fakta tentang kedatangan kembali Yesus, semakin baik kita dapat menggunakan hidup kita secara bijaksana dan bersiap diri bagi kedatangan-Nya. Akan seperti apakah kedatangan-Nya, dan bagaimanakah kita bisa mempersiapkan diri?
Bersiap Diri Bagi Kedatangan-Nya Kembali (5:1-3). Paulus sudah bicara tentang kepastian kedatangan Yesus (5:1). Ia juga sudah menyinggung tentang ketidakpastian waktu kedatangan itu. Kedua pesan ini sudah diterima oleh umat Kristen Tesalonika yang masih muda ini.
Kadang-kadang kita sebagai guru mengira bahwa setelah mengajarkan suatu hal berarti pengajaran lanjutannya tidak penting. Pesan ini tidak membosankan; itu adalah pesan yang Allah ingin untuk diulang. Pesan itu akan menolong jemaat itu bertumbuh dan menjadi dewasa.
Apakah pesannya? Itu tentang kedatangan Tuhan yang akan terjadi secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka, seperti pencuri yang datang di malam hari (5:2). Beberapa pemimpin agama yang telah mencoba meramalkan waktu kedatangan Yesus belum mau menerima nas ini. Pengakuan mereka itu hanya spekulasi kosong. Orang-orang yang mempercayai pengakuan seperti itu adalah orang yang beriman kepada manusia, bukan kepada Firman Allah. Sudah pasti mereka itu nantinya akan kecewa. Sebaliknya, para pemimpin ini, seperti Paulus, mempercayai pesan Allah tentang kepastian kedatangan Yesus dan ketidakpastian waktu kedatangan-Nya.
Ketika orang-orang Tesalonika itu menjadi Kristen, mereka tahu bahwa Yesus akan menyelamatkan mereka. Mereka tahu bahwa mereka akan berada di bawah kasih karunia Allah sehingga terhindar dari pelbagai akibat dosa mereka (lihat 1:10). Banyak orang lain menyatakan bahwa Yesus tidak akan datang kembali dan mereka tidak akan diminta bertanggung jawab atas dosa-dosa mereka. Mereka mengira bahwa tak ada satu hal pun yang dapat mengancam keamanan jiwa mereka. Kedatangan Yesus akan mendatangkan hukuman dan kebinasaan bagi orang-orang yang tidak percaya. Seperti perempuan hamil yang ditimpa sakit bersalin, kebinasaan itu akan datang secara tiba-tiba (5:3). Yesus akan datang untuk membawa mereka yang sudah beriman kepada Dia. Mereka yang tanpa iman akan menghadapi pelbagai akibat dosa mereka.
Penyebutan kedatangan Yesus yang tiba-tiba tidak dimaksudkan untuk membuat takut kelompok Kristen ini agar mereka taat. Mereka sudah mengetahui dengan baik kebenaran hal ini. Pesan ini untuk meyakinkan mereka kembali tentang pelbagai manfaat dalam berada di sisi Allah dan membiarkan Yesus mengurus masalah rohani mereka. Sementara itu, mereka akan dapat menjalani kehidupan yang Yesus inginkan.
Yakinkah kita terhadap kepastian kedatangan Yesus? Sadarkah kita bahwa kedatangan-Nya itu bisa terjadi kapan saja? Apakah kita selalu mengingat hal ini dalam kehidupan sehari-hari kita? Sungguh akan baik adanya untuk mengingatkan diri kita setiap minggu dan bahkan setiap hari tentang kebenaran mulia ini!
Jadilah Anak-Anak Terang! (5:4-7). Di dalam Perjanjian Baru, terang dan siang sering dikaitkan dengan Allah; kegelapan dan malam hari sering dikaitkan dengan Iblis. Kita diberitahu bahwa "Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan" (1 Yohanes 1:5b). Yesus disebut "terang dunia" (Yohanes 8:12). Orang-orang yang mengikut Allah disebut sebagai "anak-anak terang" (Efesus 5:8). Sebaliknya, Iblis memiliki "kuasa kegelapan" (Kolose 1:13), dan orang yang mengikut dia "berjalan dalam kegelapan" (Yohanes 12:35).
Pelbagai ungkapan ini menekankan perbedaan antara sifat Allah dan sifat Iblis. Firman Allah adalah selalu kebenaran (Yohanes 17:17), namun Iblis adalah pendusta dan bapak kebohongan (Yohanes 8:44). Surat ini mengingatkan kita sebagai orang Kristen bahwa karena Allah sudah mengadopsi kita sebagai anak, maka kita adalah "anak-anak terang dan anak-anak siang" (5:5a).
Sebagaimana ada perbedaan antara Allah dan Iblis, maka tentunya harus ada perbedaan antara mereka yang berada di sisi Allah dan mereka yang berada di sisi Iblis (5:5b-7). Jika kita benar-benar murid sejati Bapa kita di sorga, maka kita akan terlihat seperti Dia. Bagaimanakah kita bisa terlihat seperti Bapa kita? Dalam prilaku kita! Prilaku ini digambarkan sebagai "berjaga-jaga dan sadar" (ay. 6b). Sikap tak bertanggung jawab atau pikiran beracun akan mempersulit kita untuk membuat pilihan-pilihan yang benar dalam bagaimana berperilaku.
Di Tesalonika mereka yang sudah menjadi orang Kristen yang sedang dianiaya oleh karena iman mereka. Iblis sedang menggunakan segala cara yang bisa ia lakukan untuk membelokkan mereka dari mengikut Allah. Betapa mudah tentunya membujuk seseorang untuk bergabung dalam penyembahan berhala atau menyembah beberapa ilah palsu jika pikiran orang itu tidak berjaga-jaga dan tidak memegang kendali penuh akal sehatnya! Betapa mudah tentunya bagi seseorang untuk ambil bagian dalam kemesuman dan kejahatan ketika orang-orang di sekitarnya meminta dia bergabung dengan mereka dalam gaya hidup ini! Kembali lagi ke cara hidup yang lama tentunya akan mudah dan diterima baik.
Orang-orang Kristen itu butuh pikiran yang berjaga-jaga untuk melawan banyaknya godaan yang ada di sekitar mereka, untuk bersikap hati-hati agar setiap kata dan tindakan mereka menghormati Allah sejati. Mereka itu beda, dan orang-orang menganiaya mereka oleh karena perbedaan itu; namun dengan begitu mereka menunjukkan anak siapakah mereka itu—anak Allah.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita berjaga-jaga dan mengendalikan diri kita, atau apakah kita ini mudah dibujuk untuk menjudikan uang kita, menyebut nama Allah dengan sembarangan, atau menyurangi pekerja kita sebab orang lain juga melakukan hal yang sama? Kita akan terlihat beda jika kita memilih untuk tidak melibatkan diri kita dalam pelbagai perbuatan Iblis yang penuh pemborosan dan merusak yang memikat begitu banyak orang. Kita akan terlihat beda jika kita menolak narkoba atau alkohol sebab kita mau berjaga-jaga dan secara penuh mengendalikan pikiran sehat kita. Kita akan terlihat beda jika kita memilih untuk tidak memasuki tempat-tempat yang akan melemahkan pengaruh kita atau memberi teladan yang buruk. Kita akan menjadi perhatian orang jika kita hidup sebagai anak-anak siang dalam dunia kegelapan. Sebagaimana umat Kristen di Filipi diberitahu untuk membuktikan diri mereka, "… tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia" (2:15).
Orang-orang Kristen pada masa itu ditantang, seperti juga kita di masa kini, untuk menjadi seperti Allah, untuk hidup seperti Yesus hidup, untuk menjadi "peniru Allah, seperti anak-anak yang kekasih" (Efesus 5:1; NASB). Apakah kita terlihat seperti Bapa kita di sorga? Dapatkah orang melihat kita dan berkata, "Prilakunya itu seperti Bapa sorgawinya"? Itu akan menjadi pujian yang paling hebat!
Kenakanlah Persenjataan Allah! (5:8-10). Bagaimanakah jemaat Tesalonika itu dapat menyiapkan diri mereka untuk hidup dengan cara ini? Bagaimanakah mereka bisa tetap berjaga-jaga dan siap menghadapi tantangan Iblis? Dengan menggunakan seluruh sumber daya Allah. Menjadi seperti Allah tidak terjadi secara alami. Mereka tidak bisa mengikut Allah dengan mengikuti naluri mereka. Mereka tidak dapat menjadi anak-anak Allah dengan memuaskan pelbagai nafsu mereka. Mereka harus menggunakan senjata Allah, "berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan" (5:8b). Tujuan utama Allah bagi mereka adalah keselamatan mereka, dan tujuan ini harus menjadi tujuan utama mereka juga. Allah akan menolong mereka.
Allah menginginkan keselamatan kita juga, dan Ia akan memperlengkapi kita untuk menghadapai pelbagai ancaman dari kerajaan kegelapan. Senjata apakah yang Allah ingin kita gunakan? Iman, kasih, dan pengharapan.
Ketika kita mempercayai Allah, mengasihi Dia dan saudara-saudara rohani kita, dan bersandar pada Dia untuk keselamatan kekal kita, maka kita bercahaya seperti terang dalam dunia yang gelap. Kita menolak kerajaan kegelapan dan rajanya—Iblis. Sebagaimana anak-anak mengasihi, mempercayai, dan bergantung pada orang tua mereka bagi keselamatan mereka, kita juga harus meletakkan hidup kita dalam tangan Allah. Percayalah kepada Dia, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (1Petrus 5:7).
Saling Tolong-Menolong! (5:11). Karena Allah adalah Bapa kita, maka kita ini bersaudara dan bersaudari; kita adalah keluarga Allah. Menolong keluarga kita adalah peranan penting kita sebagai anggota gereja.
Allah sudah memberi kita arahan tentang cara menolong saudara dan saudari rohani kita: "nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu…" (5:11). Apakah itu tujuan kita? Dapatkah kita melihat saudara dan saudari kita dan berkata dalam hati, "Aku sedang berusaha menasihati orang ini agar ia bertumbuh"? Dapatkah kita berkata kepada mereka, secara pribadi dan dengan keyakinan kuat, "Aku sedang berusaha menasihati kamu supaya kamu dapat bertumbuh"? Dapatkah seorang teman Kristen berkata tentang salah seorang dari kita, "Orang itu adalah saudaraku atau saudariku yang sedang menasihatiku sehingga aku akan bertumbuh."
Dalam kerajaan terang yang dikelilingi oleh kegelapan, Allah ingin orang-orang Kristen ini terus-menerus diingatkan bahwa mereka bukan hanya bagian dari kerajaan Allah, tetapi bagian dari keluarga Allah. Dengan cara yang lebih baik bagaimanakah kita dapat diingatkan tentang hal ini selain dengan memiliki jemaat yang penuh dengan saudara dan saudari yang rela menolong kita, mendukung kita, mendorong kita, bersimpati dengan kita, mengingatkan kita, dan mengasihi kita?
Sebagai orang Kristen, kita harus jangan punya perasaan kesepian, jangan ada perasaan ditinggalkan, jangan ada pikiran bahwa orang lain tidak memperhatikan kita atau kita tidak bisa sejalan dengan mereka. Sesama teman Kristen kita punya peranan untuk memberi kita dukungan yang terus-menerus—bukan hanya agar kita bisa bertahan hidup, tetapi agar kita bisa dibangun dan dikuatkan, agar kita bisa bertumbuh dan menjadi dewasa.
Mengapakah hal ini tidak selalu terjadi di dalam gereja? Mungkin kita belum pernah diajarkan tentang pentingnya pertolongan ini. Mungkin kita sudah pernah diajarkan namun belum meresapi ajaran itu ke dalam hati kita. Mungkin kita pernah dibuat malu waktu mencari atau menawarkan pertolongan itu.
Melakukan apa yang Allah inginkan dalam hal ini sepatutnya harus menjadi kepedulian setiap orang Kristen, setiap keluarga, setiap gereja, setiap penatua, setiap pengkhotbah, setiap guru. Allah ingin setiap orang dalam keluarga-Nya menolong dan ditolong dengan hidup dengan cara ini. Bantuan ini ini akan mempersiapkan kita bagi kedatangan Kristus!
Kesimpulan. Kedatangan kembali Yesus akan menjadi puncak kehidupan ini dan awal kehidupan yang bahkan lebih baik bagi setiap orang Kristen yang setia. Berbagi berita tentang kedatangan kembali itu dan awal barunya harus menjadi tujuan setiap orang Kristen.
Apakah kita mengantisipasi peristiwa ini dengan sukacita? Kita harus menjawabnya bukan hanya dengan bibir kita atau pikiran kita, tetapi juga dengan hidup kita. Kita harus hidup sebagai anak-anak terang dan menolong saudara dan saudari rohani kita seraya mereka berjalan bersama kita dalam terang Allah.
Ted Paull
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Lihat, Kasih, Dan Hidup (1 Tes 5:1-25)
Pasal terakhir 1 Tesalonika ini menekankan tema hidup sebagai anak-anak terang. Orang Kristen adalah anak dari...
Lihat, Kasih, Dan Hidup (1 Tes 5:1-25)
Pasal terakhir 1 Tesalonika ini menekankan tema hidup sebagai anak-anak terang. Orang Kristen adalah anak dari sinar matahari kebenaran yang benderang. Ia yakin dan percaya diri terhadap masa depan. Ia tahu ke mana ia pergi karena ia tahu apa yang masa depan miliki untuk dia.
Lihat! Lihat Hari Itu (5:1-11). Anak-anak terang melihat kepada hari Kristus. Paulus berkata, "Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu" (ay. 1). Istilah "zaman" dan "masa" adalah istilah yang berkaitan dengan masalah akhirat, kedatangan Tuhan kita dan penghakiman terakhir.
Ia berkata, "tidak perlu [ku]tuliskan kepadamu." Dalam 4:9, ia menggunakan ungkapan serupa mengenai kasih persaudaraan saat ia berkata, "Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah." Ia tidak perlu menyurati mereka tentang masalah akhirat karena mereka tahu betul bahwa mereka tidak tahu kapan hari itu akan datang.
Juruselamat akan datang seperti pencuri di malam hari. Bagaimanakah pencuri datang? Apakah Anda dapat undangan lewat surat tentang kedatangannya? Tidak, ia menyerang tanpa terdeteksi dan tanpa pemberitahuan. Kedua Petrus 3:9, 10 berkata, "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri.…"
Ada hubungan, kesamaan yang menyatu, antara doktrin kedatangan kedua dan moralitas praktis. Ini terlihat dalam kata-kata Petrus tentang hari kedatangan Tuhan, "… [L]angit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup" (2 Pet 3:10, 11; huruf miring oleh saya).
Fakta Ia akan datang kembali perlu punya efek pada cara hidup kita. Kecuali kebenaran tentang kedatangan-Nya yang kedua berdampak pada cara hidup kita hari ini, maka kita sesungguhnya tidak meyakini pelajaran dari bagian ini.
Kasih! Kasihilah Mereka Yang Bekerja Keras Di Antara Kamu (5:12, 13). Anak-anak terang harus mengasihi mereka yang bekerja keras di antara mereka. Paulus berkata, "Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain"(ay. 12, 13). Tiga partisip dengan hanya satu kata sandang menunjukkan ia sedang bicara tentang orang-orang yang sama. Ketika ia bicara tentang orang-orang yang "bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu," ia sedang menunjukkan kerja lipat tiga mereka. Mereka "bekerja keras di antara kamu," "mereka memimpin kamu dalam Tuhan," dan mereka "menegor kamu" di dalam Firman Tuhan.
Ia berkata, "Hargailah mereka yang rajin bekerja di antara kamu." "Kerja keras" adalah bentuk kata yang yang pernah muncul di 1:3 yang diterjemahkan "usaha kasih." Itu adalah bentuk kata kopos, dan, seperti yang Anda lihat, kopos jauh dari "copout [berdalih tentang pekerjaan]." Itu adalah pekerjaan yang menguras tenaga. Itu adalah pekerjaan yang ini melelahkan, meletihkan. Paulus sering menggunakan kata ini ketika ia bicara tentang membuat tendanya sendiri. Di sini kata itu mengacu kepada pekerjaan mereka yang menggembalakan jiwa. Betapa kerja keras yang mulia! Dalam nas yang berkaitan, Ibrani 13:17, kita baca, "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu."
Kita juga harus "sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka" (ay. 13). Perhatikanlah bahwa Paulus tidak mengatakan bahwa kita harus menjunjung mereka karena mereka adalah orang yang sangat menyenangkan. Kita harus menjunjung mereka karena pekerjaan mereka. Tanggung jawab mereka sebagai pemimpin diringkas dalam tiga pokok pikiran: "kerja keras," "memimpin," dan "menegor." Tanggung jawab kita diringkas dalam tiga perintah: "menghargai," "menjunjung," dan "hidup dalam damai."
Hidup! Hidup Dengan Penuh Sukacita (5:14-25). Bagian akhir pasal ini menggambarkan dalam beberapa sapuan kuas kecil jenis gereja yang Roh inginkan untuk gereja Tesalonika miliki. Gereja itu haruslah gereja yang berdoa, gereja yang penuh sukacita, dan gereja yang ditandai dengan semangat kasih. Anak-anak terang harus hidup dengan penuh sukacita.
Paulus berkata, "hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah." Untuk "tawar hati" Alkitab KJV menulis "lemah pikiran." Itu mungkin bukan terjemahan yang baik. "Tawar hati" secara harfiah berarti "berjiwa kerdil" atau "berkecil hati." Tampaknya Paulus sedang mengacukan mereka yang "takut." Mereka yang mungkin takut oleh karena orang mati, mereka yang takut mengenai keselamatan mereka sendiri, mungkin adalah orang-orang yang sedang dibahas di sini. Ia berkata, "Belalah mereka yang lemah." "Lemah" dapat digunakan secara sangat luas. Beberapa orang percaya bahwa yang lemah adalah mereka yang belum melihat adanya hubungan antara injil dan moralitas. Mereka itu harus dibantu dan didukung; diajar dan dibawa kepada kedewasaan.
Kesimpulan. Apakah yang Paulus sudah katakan? Apakah isi pesannya? Ia berkata, "Lihat"—"Lihat kepada hari itu sebagai insentif bagi moralitas, kemurnian, dan kewaspadaan." Ia berkata, "Kasih"—"Kasihilah mereka yang bekerja keras di antara kamu dan junjunglah mereka dengan sungguh-sungguh." Ia berkata, "Hidup"—"Hiduplah dengan penuh sukacita."
Apakah Anda sedang kerjakan? Apakah Anda sedang memperhatikan? Apakah Anda sedang hidup dengan penuh sukacita? Kesadaran terhadap adanya pengharapan yang tinggi harus mencirikan diri kita. Itu merupakan semangat gereja mula-mula. Hal itu terlihat pada gereja Tesalonika. Apakah Anda siap untuk hari itu? Katakanlah Tuhan harus turun dengan seruan keras pada saat ini. Akankah kita siap? Akankah kita mencari Dia?
Avone Malone
TFTWMS: 1 Tesalonika (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat Leon Morris, The First and Second Epistles to the Thessalonians, The New International Commentary on the New Testament (Gran...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat Leon Morris, The First and Second Epistles to the Thessalonians, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1959), 149.
- 2 A. T. Robertson, The Epistles of Paul, vol. 4, Word Pictures in the New Testament (Nashville: Broadman Press, 1931), 34.
- 3 Lihat Morris, 151.
- 4 Robert Jewett, The Thessalonian Correspondence (Philadelphia: Fortress Press, 1966), 96-97.
- 5 I. Howard Marshall, 1 and 2 Thessalonians, New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1983), 132.
- 6 Untuk kajian lebih lanjut, lihat J. Schneider, "o¡leqroß" in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Friedrich, trans. and ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 5:169.
- 7 David J. Williams, 1 and 2 Thessalonians, New International Biblical Commentary: New Testament Series, vol. 12 (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1992), 87.
- 8 C. F. Hogg and W. E. Vine, The Epistles of Paul the Apostle to the Thessalonians (Shreveport, La.: Lambert Publishing Co., 1977), 157.
- 9 J. E. Frame, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistles of St. Paul to the Thessalonians, The International Critical Commentary (New York: Charles Scribner's Sons, 1912; reprint, Edinburgh: T. & T. Clark, 1988), 184.
- 10 Morris, 156.
- 11 Mengenai "berjaga-jaga dan sadar," Robertson berkata, "Mari kita berjaga-jaga (gregōrōmen). Present active subj. (ungkapan keinginan) lagi, mari kita bangun (verba terakhir dari grēgoreō dari perfect egrēgora). Sadar (nēphōmen). Present active subjunctive (ungkapan keinginan). Verba lama untuk jangan mabuk. Dalam Perjanjian Baru hanya dalam pengertian kiasan, menjadi kalem, berpikir tenang. Juga dalam ayat 8 dengan kiasan kemabukan sebagai pembeda" (Robertson, 35). Lihat juga Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 672.
- 12 Robertson, 35.
- 13 F. F. Bruce, 1 & 2 Thessalonians, Word Biblical Commentary, vol. 45 (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 112.
- 14 Lihat Raymond C. Kelcy, The Letters of Paul to the Thessalonians, The Living Word Commentary, vol. 13 (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1968), 112.
- 15 Bruce, 113-14.
- 16 Morris, 163. James Hope Moulton and George Milligan meneguhkan penggunaan ini The Vocabulary of the Greek Testament: Illustrated from the Papyri and Other Non-Literary Sources (Grand Rapids, Mich: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1952), 441.
- 17 Elbert Bailey, "Watch and Pray," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1977).
- 18 Jewett, 96-97.
- 19 Adam Clarke, The Holy Bible with a Commentary and Critical Notes, vol. 4, Isaiah to Malachi [New York: Abingdon-Cokesbury Press, n.d.], 79.
- 20 Charles Wesley, "Soldiers of Christ, Arise," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 21 "Where Is Life?," in Out of My Treasure, ed. Willie W. White (Joplin, Mo.: College Press, 1964), 1:13.
Pengarang: Earl D. Edwards
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Sebagai Anak-Anak Terang (1 Tes 5:4-11)
Karena Yesus akan datang seperti pencuri di malam hari, lalu bagaimanakah seharusnya kita hidup? Paulus denga...
Sebagai Anak-Anak Terang (1 Tes 5:4-11)
Karena Yesus akan datang seperti pencuri di malam hari, lalu bagaimanakah seharusnya kita hidup? Paulus dengan tepat mengungkapkan dua sifat karakter orang Kristen.
Kita harus berjaga-jaga. Kita tidak hidup dalam kegelapan, di mana tidak menyadari bahwa Yesus bisa datang lagi. Kita mengetahui kebenaran tentang kedatangan-Nya, sehingga kita berjalan dalam pengetahuan tentang kebenaran ini. Paulus mengatakan bahwa kita adalah "anak-anak terang" karena kita hidup dalam kebenaran dan ditandai oleh terang. Ia mengatakan bahwa kita adalah "anak-anak siang" karena kita menjalani hidup kita dengan menantikan hari Tuhan. Kita tahu hari itu akan datang, dan kita hidup dalam keadaan siap siaga untuk hari itu.
Kita harus sadar. Kita harus jangan tertidur, tapi terjaga dan waspada terhadap apa yang bisa terjadi kapan saja. Beberapa orang, katanya, adalah seperti orang mabuk di malam hari. Mereka tidak serius terhadap kehidupan dan tidak menyadari pelbagai kemungkinan. Orang Kristen menikmati hidup, tapi ia memiliki kesadaran. Ia tahu bahwa setiap saat ia bisa melihat akhir segala sesuatu.
Setiap orang Kristen di setiap zaman harus hidup seolah-olah Yesus bisa datang kapan saja. Kita harus berjaga-jaga dan sadar.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Hidup Dengan Sadar (1 Tes 5:8-11)
Paulus berkata bahwa jemaat Tesalonika adalah anak-anak terang dan tidak akan terkejut. Ia menyuruh mereka untuk wa...
Hidup Dengan Sadar (1 Tes 5:8-11)
Paulus berkata bahwa jemaat Tesalonika adalah anak-anak terang dan tidak akan terkejut. Ia menyuruh mereka untuk waspada dan sadar. Namun begitu, keadaan sadar mengandung pelbagai tanggung jawab tertentu. Bagaimanakah orang sadar menjalani hidupnya?
Baju zirah iman dan kasih. Orang Kristen adalah prajurit, dan ia harus mengenakan senjata. Ia memutuskan untuk mengenakan iman dan kasih, yang akan menjaga hatinya dan menjaga dia tetap siap-siaga.
Ketopong harapan. Ia tahu bahwa ia diselamatkan oleh ketaatannya kepada injil dan pembasuhannya melalui darah Yesus. Keselamatan bagi dia merupakan fakta masa kini dan harapan masa depan. Ia diselamatkan dari dosa-dosa masa lalu, ia tetap selamat dengan hidup dalam terang, dan ia mengharapkan hidup kekal di sorga.
Kata berisi nasihat. Paulus berkata bahwa mereka harus saling menasihati untuk setia kepada Kristus, saling membangun atau memajukan, dan hidup bersama sebagai saudara.
Apakah kita tertidur atau terjaga, kita akan bersama-sama. Pernyataan ini adalah acuan kepada kematian kita dalam Kristus sebelum Ia datang lagi atau hidup di bumi ketika Ia datang kembali (ay. 9, 10). Apakah kita hidup atau mati, katanya, kita akan bersama-sama. Orang Kristen akan bersama-sama dalam kehidupan ini dan dalam kehidupan yang akan datang.
Kesadaran mengarah kepada tiga arah yang berbeda: kepada Tuhan, kepada saudara-saudara, dan kepada masa depan. Kita punya tanggung jawab yang sungguh-sungguh kepada Tuhan kita, umat Tuhan kita, dan kedatangan Tuhan kita.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Anjuran
PELBAGAI ANJURAN PRAKTIS (1 Tes 5:12-22)
12 Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di anta...
Anjuran
PELBAGAI ANJURAN PRAKTIS (1 Tes 5:12-22)
12 Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; 13 dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. 14 Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. 15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang. 16 Bersukacitalah senantiasa. 17 Tetaplah berdoa. 18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 19 Janganlah padamkan Roh, 20 dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. 21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. 22 Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
Ayat 12, 13a. Ayat ini membuka serangkaian nasihat praktis yang menjangkau hingga ayat 22. Paulus sebenarnya bisa saja memberi mereka perintah, tapi ia lebih suka berkata, kami minta kepadamu, karena ia sedang bicara dengan saudara-saudaranya (lihat pembahasan tentang 5:4).
Permintaan pertamanya adalah mereka harus menghormati para pemimpin mereka. Kata Yunani yang diterjemahkan "menghormati" adalah oi•da (oida). Meski oida secara harfiah berarti "tahu" (KJV), itu juga mengandung, dalam konteks ini, gagasan "mengetahui" untuk "menghargai" dan "menghormati" (NIV).
Orang-orang yang Paulus ingin mereka "ketahui" dan "hormati" digambarkan sebagai orang-orang yang melakukan semua hal berikut ini, karena hanya ada satu kata sandang dalam bahasa Yunaninya.
Mereka adalah orang-orang yang bekerja keras di antara [mereka]. Istilah asli untuk "bekerja keras" (kopia¿w, kopiaō) mengacu kepada kerja keras yang melelahkan. Pada dasarnya, mereka ini adalah orang-orang yang tidak hanya membuat keputusan. Mereka itu pergi, bergerak, dan bekerja, mengorbankan waktu dan diri mereka sendiri.
Orang-orang ini harus memimpin [mereka] dalam Tuhan. Alkitab NEB menulis, "adalah pemimpin-pemimpin kamu." "Memimpin" berasal dari kata Yunani (proiŒsthmi, proistēmi), dan artinya "mengatur, mengarahkan, menjadi kepala (dari)."1Frasa ini menjelaskan bahwa para pemimpin ini bertanggung jawab untuk memberikan arahan kepada jemaat. "Dalam Tuhan" menunjukkan bahwa tanggung jawab yang para pemimpin ini miliki adalah di dalam tubuh rohani Kristus, gereja (Efesus 1:22, 23).
Para pemimpin ini harus memberi [mereka] instruksi (NASB). Kata Yunani untuk "memberi instruksi" adalah nouqete÷w (noutheteō), dan di dalamnya terkandung gagasan tentang lebih tua, nasihat persaudaraan yang pemimpin itu berikan kepada seorang saudara yang lebih muda. Pertama Korintus 4:14 menggunakan kata yang sama ("memperingatkan"; NIV) dan memberikan rasa pada kata itu.
Kelompok orang apakah di dalam gereja yang bertanggung jawab untuk melakukan tiga tugas tersebut? "Memimpin" orang lain tampaknya hanya cocok bagi para penatua (Kisah 20:28;. 1 Timotius 5:17), dan "kerja keras" dan "menegor/memerintah" tentu cocok juga dengan para penatua. Morris setuju:
Konstruksi bahasa Yunani di sini adalah tiga partisip mengikuti satu kata sandang. Maksudnya adalah bahwa yang melaksanakan semua tiga fungsi itu adalah sekelompok orang, dan bukan tiga kelompok orang yang berbeda. Hal inilah dan yang lain-lainya yang mendorong kita berpikir bahwa yang sedang disapa adalah para penatua gereja. Siapa lagikah orangnya yang akan dianggap bisa menjalankan fungsi lipat tiga seperti itu?2
Raymond C. Kelcy percaya ada "kemungkinan yang kuat bahwa orang-orang itu adalah nabi,"3yaitu orang-orang yang "bernubuat" dari ayat 20. J. W. McGarvey dan Philip Y. Pendleton percaya orang-orang ini adalah para penatua, begitu juga Robertson.4Pandangan yang terakhir ini hampir pasti benar.
Namun begitu, karena gereja itu mungkin baru berusia hanya lima atau enam bulan, bagaimana bisa mereka sudah memiliki para penatua? Kita benar-benar tidak memiliki informasi di sini. Mungkin beberapa dari mualaf itu adalah orang-orang Yahudi yang sudah dewasa sebelum perubahan hidup mereka, dan karena itu hanya perlu diyakinkan bahwa Kristus adalah Mesias dan mematuhi injil agar menjadi orang Kristen yang dewasa.
Lihat kembali pekerjaan para penatua seperti yang digambarkan di sini. Tampaknya pekerjaan itu pertama-tama digambarkan sebagai kerja keras. Mereka bersedia untuk bekerja keras hingga kelelahan. Pelbagai ungkapan selanjutnya mungkin adalah penjelasan dari pekerjaan itu. Sebagian adalah "memimpin" kawanan domba, yaitu, menyediakan kepemimpinan dalam pelbagai masalah praktis, dan mengawasi kawanan itu untuk "mengarahkan" atau mengoreksi dengan penuh kasih ketika domba itu tidak berbuat sebagaimana mestinya. Paulus sudah memberitahu mereka bahwa kasih akan menyebabkan orang "bekerja keras" dalam kerajaan Allah (1:3).
Para pemimpin itu harus sungguh-sungguh dijunjung (hJge÷omai, hēgeomai), yang menurut Morris, berarti mereka itu tidak akan "disisihkan sebagai tidak penting."5Di mana sikap "menjunjung" ini ada, permintaan mereka tidak akan diabaikan.
Williams berkomentar:
Kata kerja [hJge÷omai] hēgeomai [untuk "menjunjung"] biasanya berarti "mempertimbangkan" atau "menganggap" dalam arti netral kata itu (bdk. 2 Tes. 3:15), tapi di sini kata itu memiliki isi yang lebih positif yang didikte oleh adverbia, [uJperekperissw◊ß] hyperekperissōs (lihat pembahasan tentang 3:10), dan oleh frasa adverbia, "kasih." Para anggota gereja diminta untuk menganggap para pemimpin mereka seperti itu, bukan untuk sifat pribadi yang mungkin mereka miliki, tetapi karena pekerjaan mereka, dalam pengertian bahwa pekerjaan mereka akan berjalan lebih baik, baik di dalam gereja atau dalam memperluas gereja, jika mereka dapat dibuat merasakan bahwa mereka itu dikasihi.6
Sikap "hormat" ini tidak diberikan kepada mereka, kata Paulus, oleh karena para anggota takut kepada kekuasaan mereka; sebaliknya, sikap itu diberikan kepada mereka dalam kasih. Kasih ini harus diberikan kepada mereka oleh karena pekerjaan mereka. Ada tersirat bahwa seorang penatua yang memenuhi syarat akan bekerja dengan sekuat tenaga untuk memastikan bahwa kerajaan Tuhan maju dan para anggota menghindari dosa dan bertumbuh secara rohani. Tentunya sudah harus jelas dari sini bahwa para penatua bukan hanya atau bahkan hanya sebagai pengambil keputusan. Mereka itu, sebaliknya, gembala penuh kasih yang akan membe-rikan segenap diri mereka untuk kemajuan gereja dan yang suatu hari nanti akan memberikan penjelasan tentang seberapa baik mereka telah melakukan pekerjaan ini (Ibrani 13:17). Hal ini membuat jelas bahwa tidak satu orang pun harus dipilih untuk jabatan ini kecuali ia telah menunjukkan jenis ketertarikan dan kasih seperti itu untuk sesamanya orang Kristen (bandingkan dengan Titus 1:8).
Ayat 13b. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain. Nasihat ini sangat mungkin terkait dengan perintah untuk menghormati pemimpin mereka. Mereka rupanya gagal untuk melakukan ini dan itu telah menimbulkan pertentangan, sebagaimana selalu akan dilakukan oleh sikap yang mengecam dan tidak sopan. Faktanya, kepemimpinan yang efektif tidak hanya bergantung pada pemimpin yang mau dan mampu, tetapi juga membutuhkan pengikut yang mau. Itu butuh anggota yang benar-benar mencoba untuk hidup damai dengan semua saudaranya, termasuk dengan para penatua (Markus 9:50; Roma 12:18; 2 Korintus 13:11). Ketika timbul perselisihan dengan pimpinan atau dengan orang lain, orang yang secara jujur menco-ba untuk hidup damai akan menahan lidahnya dan mendatangi saudara atau saudara-saudaranya yang dengan siapa ia berselisih. Umumnya, saling pengertian akan tercapai. Selanjutnya, ia akan menahan diri untuk mengecam secara terbuka atas apa saja yang tidak sejalan dengan caranya. Setiap orang Kristen wajib melakukan apa saja dalam kekuasaannya untuk mempromosikan kedamaian di jemaat di mana ia adalah anggotanya.
Ayat 14. Paulus tampaknya sudah memberikan nasihat kepada kelompok lainnya. Kami juga menasihati ["mendesak"; RSV] kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib atau "memperingatkan mereka yang menganggur" (NIV) di dalam jemaat. "Menasihati" berasal dari nouqete÷w (noutheteō) dan artinya "menasihati, memperingatkan, menginstruksikan" (lihat juga ay. 12).7Kata Yunani untuk "tidak tertib," a‡taktoß (ataktos), mengacu kembali kepada sosok prajurit yang Paulus telah gunakan sebelumnya (5:8) dan menggambarkan seorang prajurit yang tidak sebaris dengan prajurit lain ketika mereka berbaris. Ia tertinggal dan tidak berusaha menjaga langkahnya. George Milligan menunjukkan, ataktos paling sering digunakan untuk orang yang malas,8dan ada beberapa orang seperti itu di antara jemaat Tesalonika (2 Tesalonika 3:11).
Definisi umum istilah itu adalah "tidak tertib," tapi, seperti yang dengan benarnya Marshall katakan, "Jenis ketidaktertiban tertentu yang dibahas di sini terletak pada penolakan untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan cara hidup normal pekerja."9
Beberapa orang secara jelas sudah menyimpulkan bahwa kedatangan Kristus sudah begitu dekat sehingga tidak ada gunanya melanjutkan kegiatan rutin mereka seperti pekerjaan mereka, sehingga mereka berhenti bekerja dan menjadi tergantung pada orang lain. Paulus dengan jelas mengutuk praktik ini. Orang Kristen adalah orang yang ingin bekerja untuk menghidupi diri mereka sendiri, dan kemudian punya cukup materi untuk membantu orang lain (lihat juga Efesus 4:28). Kemalasan melahirkan banyak kejahatan lainnya, sehingga Paulus mendorong jemaat itu untuk "memperingatkan" dan "menegur," atau bicara secara serius dengan orang-orang yang telah menyimpang dari kehendak Allah dan menjadi malas. Sekali lagi, ini menunjukkan tanggung jawab masing-masing saudara terhadap setiap saudara lainnya.
Sejalan dengan pokok pikiran itu, Paulus mengatakan bahwa mereka harus [meng]hibur … mereka yang tawar hati. Seperti yang dapat dilihat dari beragam terjemahan, ungkapan Yunani ini sulit diterjemahkan, tetapi tampaknya Alkitab NASB memberikan terjemahan yang terbaik. Beberapa orang "tawar hati," karena, seperti yang kita sudah lihat (4:13-18), orang-orang yang mereka kasihi telah meninggal dan mereka takut orang-orang itu tidak akan berpartisipasi dalam acara akbar kedatangan Kristus yang kedua kali. Paulus menasihati saudara-saudara itu untuk membahas ajaran Paulus dengan orang-orang yang tawar hati itu dan usahakan untuk "menghibur" mereka (4:18).
Mereka juga harus membantu yang lemah (NASB). "Membantu" adalah dari aÓnte÷cw (antechō) dan menunjukkan punya "minat yang kuat" pada seseorang atau sesuatu.10Paulus kuatir terhadap orang-orang yang "lemah" secara rohani dan butuh "bantuan." Untuk tumbuh lebih kuat, mereka butuh saudara-saudara yang memikul mereka dan menguatkan mereka dalam jalan kehidupan. Yang kuat memiliki tugas yang jelas terhadap yang lemah (Roma 15:1).
Dengan berpaling dari pelbagai nasihat ini kepada kelompok orang yang berbeda, Paulus menunjuk kepada sesuatu yang diperlukan dalam keseluruhan gereja. Ia berkata, Bersabarlah dengan semua orang. Artinya, bersikap lembut, menahan diri, panjang sabar kepada "semua orang." Membantu atau melayani orang yang belum dewasa adalah lebih penting daripada memuaskan ego kita sendiri.
Ayat 15. Paulus mengatakan bahwa mereka harus [memastikan] supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat. Nasihat ini melarang kecenderungan alami untuk membalas dendam (bandingkan dengan Roma 12:17). Aspek lain ajaran ini terlihat dalam fakta bahwa oJra◊te (horate, dari oJra¿w, horaō), yang diterjemahkan "memastikan supaya," adalah plural, menyiratkan bahwa yang disapa adalah kelompok orang. Frame berkata, "Kelompok itu secara keseluruhan diminta bertanggung jawab atas anggota perorangan siapa saja (tiß) yang kesabarannya sudah habis dan yang siap membalas dendam.…"11
Jemaat itu harus memastikan bahwa tidak ada dua saudara yang "melakukan hal itu" dengan membalas kesalahan dengan kesalahan. Ketika itu mulai terjadi, saudara-saudara secara individu dan para pemimpin itu harus "memastikan supaya" hal seperti itu tidak berlanjut. Ketimbang bertindak seperti itu, orang Kristen harus belajar untuk usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing. Tentu saja, "baik" adalah apa yang bermanfaat bagi orang yang menerimanya. Meski sulit, ketika seseorang berbuat jahat kepada kita, kita harus berbuat baik kepada dia untuk membantu dia melihat kesalahan itu dengan menumpukkan "bara api di atas kepalanya" (Roma 12:20; lihat Amsal 25:21, 22). "Bara api" ini harus jangan digunakan dengan keinginan untuk menghanguskan dia, tapi untuk "mencairkan" kekerasannya dan membuat dia malu sehingga ketegangan bisa diluluhkan. Orang Kristen harus selalu seperti ini terhadap semua orang, termasuk orang non-Kristen. (Perhatikanlah kepedulian Paulus bagi orang non-Kristen di surat ini [3:12; 4:12] dan dalam pernyataannya di Galatia 6:10 Juga bandingkan pernyataan Petrus dalam 1 Petrus 3:9, dan pernyataan Yesus dalam Matius 5:38-41).
Ayat 16, 17. Setelah memerintahkan mereka tentang bagaimana memperlakukan satu sama lain, Paulus menasihati mereka tentang sikap mereka terhadap kehidupan, bahwa itu harus selalu menyebabkan mereka bersukacita dan dipenuhi dengan sukacita. Allah telah memberkati kita dengan keselamatan dari dosa-dosa masa lalu kita dan memberi kita Roh Kudus sebagai jaminan bahwa Ia akan menyelamatkan kita selama-lamanya (Efesus 1:13, 14; Roma 8:32). Terlepas dari pelbagai kesulitan kita, orang Kristen punya banyak alasan untuk bahagia.
Sukacita orang Kristen sejati harus meluap dalam doa ucapan syukur yang melimpah kepada Allah. Demikian juga, di tengah-tengah kesulitan orang Kristen sejati akan ingin memiliki persekutuan dengan Allahnya. Dengan demikian ia akan berdoa tanpa henti (NASB). Morris menulis bahwa di sini, Paulus menggunakan kata "proseucesqe [proseuchesthe], yang memokuskan devosi, tatapan ke arah Allah, ketimbang de¿omai [deomai], yang akan memokuskan perhatian kepada kebutuhan seseorang.… Proseu¿comai [proseuchomai] adalah istilah yang lebih komprehensif, dan dapat mencakup kata lain untuk doa."12
Tentunya Paulus tidak bermaksud bahwa orang Kristen harus selalu berlutut atau bibirnya terus-menerus bergerak. Sebaliknya ia bermaksud bahwa orang Kristen harus memiliki perasaan yang konstan tentang kehadiran Allah dan perasaan bergantung pada Allah yang akan membuat dia ingin secara teratur bicara dengan Bapa-Nya di sorga, mungkin beberapa kali sehari (lihat Roma 12:12; Efesus 6:18; Lukas 18:1).
Ayat 18. Doa yang Paulus bicarakan dalam ayat 17 adalah di atas segalanya suatu pemberian ucapan syukur, atau ungkapan terima kasih, dalam segala hal, yaitu, dalam situasi apa pun yang mungkin seseorang hadapi. Morris menulis bahwa "ungkapan di sini, eÓn panti« [en panti], bukan berarti 'setiap waktu,' dan, sesungguhnya, itu harus dibedakan dari pa¿ntote [pantote] di II Kor. 9: 8. Sebaliknya, itu berarti 'dalam segala hal,' yaitu, 'dalam segala keadaan.'"13Demikian pula, Paulus berkata bahwa "dalam setiap keadaan" ia telah belajar mencukupkan diri (Filipi 4:12).
Kita harus mengucapkan terima kasih kita kepada Allah ketika segala hal berjalan dengan benar (2:13), tetapi kita juga harus berterima kasih kepada Dia untuk pelbagai pencobaan, karena "ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan" (Yakobus 1:3). Sebab itulah yang dikehendaki Allah … bagi kamu, atau apa yang Ia ingin Anda lakukan. Pernyataan ini mungkin tidak hanya mengacu kepada "mengucap syukur," tetapi juga kepada "bersukacitalah senantiasa" dan "tetaplah berdoa." Cara dan sikap hidup ini merupakan cara yang Allah inginkan untuk Anda lakukan di dalam
Kristus Yesus, yaitu, di dalam tubuh-Nya (bandingkan dengan Roma 6:3, 4; Efesus 1:22, 23), sebagai bagian dari keluarga-Nya. Mengucap syukur dalam hati saja tidaklah cukup. Allah ingin kita mengungkapkan perasaan itu.
Ayat 19. Acuan di sini adalah kepada Roh [Kudus], pribadi ketiga dari ke-Allahan, yang masuk ke dalam hati orang-orang yang taat kepada Allah pada saat mereka menaati Dia (Kisah 5:32). Paulus menyamakan Roh dalam diri kita dengan api, yang merupakan kiasan yang digunakan di tempat lain untuk Roh (lihat Kisah 2:3; 2 Timotius 1:6), dan ia memberitahu kita untuk jangan memadamkan, atau "mematikan" (NIV) api Roh itu. Kata "memadamkan" adalah kata yang biasanya digunakan untuk memadamkan api (lihat Matius 25:8; Markus 9:48).
Ketika mengomentari kata "memadamkan" (sbe÷nnumi, sbennumi), Robertson berkata, "Mē dengan present imperative berarti berhenti melakukan hal itu atau tidak punya kebiasaan melakukan hal itu."14
Apakah arti "memadamkan Roh"? McGarvey, Pendleton, Morris, dan yang lain-lainnya percaya bahwa Paulus mungkin sedang bicara tentang operasi Roh dalam diri kita dalam pengertian yang lebih luas. Artinya, mereka mengacukan itu kepada takaran non-mujizatiah dari Roh yang diberikan kepada semua orang Kristen pada waktu ketaatan kita (Kisah 5:32), ketika kita dibaptis ke dalam Kristus dan menjadi anak-anak Allah (Roma 6:3, 4; Galatia 4:6, 7). Oleh karena itu, setiap kemesuman, amarah, kemalasan ketimbang bekerja, atau setiap jalan hidup lainnya yang bertentangan dengan ajaran yang dibawa oleh Roh (Yohanes 16:13) dalam satu pengertian akan "mematikan" atau "memadamkan" Roh yang tinggal di dalam orang Kristen. Meski Paulus tampaknya mengacu kepada pelbagai karya mujizatiah Roh dalam konteks ini, namun memang benar bahwa setiap gaya hidup yang bertentangan dengan Firman maka dalam suatu pengertian hal itu akan "mematikan" atau "memadamkan" Roh dalam hidup kita.
Kelcy, Milligan, dan yang lain-lainnya berpikir bahwa Paulus di sini bicara dalam konteks pelbagai karunia mujizatiah seperti halnya bicara dalam bahasa roh, karunia penyembuhan, dan pelbagai mujizat lainnya (1 Korintus 12:28), yang diberikan oleh Roh hanya kepada orang-orang tertentu pada abad pertama (lihat 1 Korintus 12:29). Sama seperti menuangkan pasir ke atas api, idenya adalah bahwa orang-orang di Tesalonika yang telah menerima karunia mujizatiah seperti itu dari tangan Paulus (bandingkan dengan Kisah 8:18) malah mematikan kobaran karunia-karunia itu ketimbang menggunakannya. Pandangan ini, yang lebih cocok dengan ayat 20, tampaknya menjadi tafsiran yang paling mungkin. Jika itu adalah tafsiran yang tepat, maka sekarang ini kita tidak bisa "mematikan" Roh Kudus dalam arti yang sama karena kita tidak memiliki kuasa mujizatiah yang berasal dari tangan para rasul..
Ayat 20. Dari nasihat umum di ayat 19, Paulus berhenti sejenak untuk bicara secara khusus tentang karunia nubuat. Dalam Efesus 4:11 Paulus menulis, "Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi.…" Dalam gereja abad pertama, rasul-rasul awalnya mengungkapkan kehendak Allah, tapi nabi-nabi juga menerima "wahyu" (lihat 1 Korintus 14:29-32, terutama ay. 30), mungkin dalam arti menguraikan penerapan tentang apa yang rasul-rasul itu telah ungkapkan. Bagaimanapun, Allah bicara melalui orang-orang terilham ini melalui karunia yang Kristus telah berikan. Oleh karena itu, nubuat-nubuat harus jangan dianggap rendah, harfiahnya "membuat tidak ada."
"Nubuat-nubuat," dari profhtei÷a (prophēteia), "dianggap rendah" oleh beberapa orang di Tesalonika. Bruce berkata, "Mungkin di Tesalonika ada kecenderungan, seperti yang belakangan terjadi di Korintus, lebih menghargai karunia-karunia spektakuler ketimbang nubuatan."15Morris berpendapat bahwa orang-orang Kristen, yang belum diakui sebagai nabi, mungkin telah menyampaikan "perkataan-perkataan," sehingga ada kecenderungan untuk menolak mereka, meski mereka berasal dari Allah.16Tafsiran ini diragukan.
Menolak nubuat adalah menolak Allah yang menyatakannya. Menurut Paulus, "nubuat-nubuat" ini (umumnya adalah ajaran tentang masa kini dan kadang-kadang meramalkan masa depan; bacalah Kisah 11:27, 28) harus diperlakukan sebagai sangat penting sekali, jauh lebih penting daripada pelbagai karunia seperti bahasa roh. Paulus menulis, "Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat" (1 Korintus 14:1). Kemudian ia berkata bahwa "siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.… orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh" (1 Korintus 14:4, 5).
Sangat mungkin bahwa beberapa kelemahan moral dalam gereja Tesalonika (lihat pembahasan tentang 4:1) dan ide-ide palsu tentang kedatangan Kristus yang kedua (4:13-5:11) sudah lazim karena mereka tidak mau mendengarkan nabi-nabi mereka, dan merendahkan mereka. Paulus berkata ini adalah salah.
Ada kemungkinan mereka telah bersepakat dengan nabi-nabi palsu dan kesepakatan itu telah membuat mereka meragukan semua nabi (bandingkan dengan 1 Yohanes 4:1; 2 Tesalonika 2:1-3).
Meski sekarang ini kita tidak lagi memiliki "nabi-nabi" terilham seperti itu dalam gereja, seperti yang telah kita lihat, tapi kita memiliki orang-orang seperti pengkhotbah atau penginjil, yang ditugaskan untuk menyatakan Firman Tuhan. Kecuali kita bisa membuktikan bahwa apa yang seorang penginjil katakan tidak sesuai dengan wahyu Allah, kita harus "jangan anggap rendah" perkataan itu. Kita punya tanggung jawab yang berat untuk menerima ajaran seperti itu.
Ayat 21. Sekali lagi, umat Kristen di Tesalonika ini mungkin saja sudah memiliki beberapa pengalaman negatif dengan nabi-nabi palsu yang telah menipu mereka. Dalam 1 Yohanes 4:1, Yohanes mendesak pembacanya untuk "ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia." Dalam 2 Tesalonika 2:1-3, Paulus mengingatkan tentang penipuan tertentu. Jika mereka telah ditipu seperti itu, penipuan itu mungkin yang membuat mereka cenderung menolak semua orang yang mengaku memiliki karunia mujizatiah rohani karena takut "tertipu" lagi. Ini mungkin alasan mengapa mereka cenderung menganggap rendah semua "nubuat." Paulus berkata bahwa itu tidak benar. Sebaliknya, ia mendesak mereka untuk ujilah segala sesuatu, "buktikan segala sesuatu" (KJV), dan yang palsu buang saja sambil berpegang pada yang baik. Bruce menulis bahwa di sini pa¿nta (panta) berbentuk "jamak netral daripada tunggal akusatif" dan karena itu harus diterjemahkan "segalanya," bukan "setiap orang."17
Jemaat Tesalonika perlu belajar untuk tidak melangkah ke sisi ekstrim mana saja, tapi harus menggunakan kemampuan mental mereka untuk membedakan antara nabi-nabi palsu dan asli. Jelas sekali, karena mereka telah melihat dan mendengar kebenaran melalui pelbagai mujizat Paulus dan pelbagai ajarannya tentang kedatangan Kristus yang kedua dan hal-hal lain yang adalah benar, maka apa saja yang menetang mereka adalah palsu dan harus dibuang. Selain itu, ada karunia mujizatiah yang bisa membantu membedakan apa yang benar atau salah (1 Korintus 12:10; 14:29). Paulus mungkin juga sedang menyiratkan bahwa karunia itu digunakan. Ketika perbedaan telah dibuat, mereka harus berpegang pada yang baik. Artinya, menganutnya, menjalankannya, dan mengajarkannya kepada orang lain.
Kita tidak memiliki karunia mujizatiah apa saja dari Roh Kudus sekarang ini, karena karunia itu diberikan melalui tangan para rasul (Kisah 8:17, 18) dan para rasul itu sekarang sudah mati. Namun begitu, "Kata-kata yang [Paulus] gunakan sifatnya cukup umum, dan kata-kata itu harus dianggap berlaku bagi segala macam hal, dan tidak hanya berlaku bagi para penuntut karunia-karunia rohani itu."18Dengan kata lain, menguji "segala sesuatu" dengan standar Allah, kehendak ilahi-Nya adalah tugas terus-menerus orang Kristen.
Ayat 22. Telah disimpulkan oleh beberapa orang, oleh karena terjemahan Alkitab KJV "Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan" maka di sini Paulus sedang menyalahkan tidak hanya apa yang jahat, tetapi juga apa yang tampaknya jahat. Konsep ini diajarkan di tempat lain di dalam Alkitab (2 Korintus 8:19-21), tapi itu bukan pokok pikiran Paulus di sini.
Seperti yang Henry Alford tulis, Alkitab KJV tidak bisa menjadi terjemahan yang tepat di sini. Idenya adalah "menghindari setiap jenis kejahatan." Alford berkata, "Kata-kata ini tidak bisa dengan kemungkinan apa saja diterjemahkan … 'menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan.' Karena (1) ei•doß [eidos, yang berarti 'bentuk'] tidak pernah menandakan 'rupa' dalam pengertian ini: (2) dua anggota kalimat itu jadinya akan tidak sesuai secara logika.…"19Robertson juga setuju.20
Latar belakang ayat ini adalah apa yang kita lihat sebelumnya di ayat 21, "Ujilah segala sesuatu. Berpegang pada yang baik "(NIV). Di sini, Paulus menambahkan bahwa kita juga harus menghindari segal jenis kejahatan. "Kejahatan" adalah apa yang tidak lulus uji oleh Firman Allah; pertama-tama nubuat palsu (Matius 7:15), dan kemudian, dengan argumen yang sama, setiap hal atau konsep lain yang salah.
Di zaman itu, kejahatan yang mereka harus hindari termasuk "percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala dan sihir, kebencian, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, dan kedengkian; kemabukan, pesta pora dan yang seperti itu"(Galatia 5:19-21; NIV).
Kejahatan yang harus dihindari oleh orang Kristen yang tulus hati sekarang ini tumpang tindih dengan pelbagai kejahatan yang Paulus sebutkan untuk jemaat Galatia. percabulan, kecemaran, hawa nafsu, sihir, kebencian, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan dan pesta pora masih merupakan kejadian umum, dan kita juga harus menjauhkan diri dari mereka. Selain itu, homoseksualitas, narkoba, dan pornografi, di antara yang lainnya, dapat dimasukkan dalam daftar sekarang ini. Semua ini adalah "jahat" karena mereka tidak lulus "uji" oleh Firman Allah.
Kata yang diterjemahkan menjauhkan diri adalah aÓpe÷cw (apechō), kata yang kuat yang menekankan pemisahan yang harus terjadi antara orang Kristen dan apa saja yang palsu. Orang Kristen sejati tidak akan menolerir kejahatan. Faktanya, Paulus berkata, "Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu—seperti yang telah kubuat dahulu—bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah" (Galatia 5:21).
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Para Pemimpin Anda (1 Tes 5:12, 13)
Seraya ia beralih kepada serangkaian penerapan praktis, Paulus menasihati jemaat Tesalonika untuk memiliki sikap ...
Para Pemimpin Anda (1 Tes 5:12, 13)
Seraya ia beralih kepada serangkaian penerapan praktis, Paulus menasihati jemaat Tesalonika untuk memiliki sikap hormat yang benar terhadap mereka yang memimpin jemaat lokal.
Siapakah para pemimpin ini? Tiga ungkapan digunakan untuk menggambarkan mereka: Mereka adalah orang-orang yang bekerja di tengah-tengah mereka, orang-orang yang memimpin mereka, dan orang-orang yang menegor mereka. Beberapa dari ungkapan ini bisa berlaku bagi semua pemimpin gereja, termasuk para penatua.
Menghargai pekerjaan para pemimpin Anda (ay. 12). Kata yang digunakan untuk "bekerja" adalah kata yang berarti bekerja keras. Para pemimpin ini adalah orang-orang yang bekerja keras dengan sangat berat bagi gereja. Jenis pekerjaan ini harus dihargai dengan benar.
Menjunjung dengan sungguh-sungguh para pemimpin Anda (ay. 13). Orang-orang ini harus dijunjung tinggi. Kita juga melihat kata ini digunakan dalam 3:10. Kata ini ditemukan hanya tiga kali di dalam Perjanjian Baru: ayat ini, 3:10, dan Efesus 3:20. Dalam setiap situasi kata itu memiliki penggunaan yang penting. Di sini kata itu diterjemahkan "sungguh-sungguh"; di 3:10, kata itu juga diterjemahkan "sungguh-sungguh"; dan di Efesus 3:20, kata itu diterjemahkan "jauh lebih banyak." Dengan kata lain, orang-orang ini harus menerima kehormatan yang signifikan.
Kasihilah para pemimpin Anda. Kita harus menunjukkan sikap hormat dalam kasih ketika kita menyadari pentingnya pekerjaan mereka.
Para pemimpin Allah harus dilihat sebagaimana adanya mereka—orang-orang yang berharga yang menjalankan peran khusus dalam rencana Allah. Tidak ada orang yang dapat menolak pengaturan Allah tanpa menolak Allah.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Hubungan Orang Kristen Dengan Orang Lain (1 Tes 5:12-15)
Eddie Cloer Gereja adalah keluarga yang diperbesar. Dalam 1 Timotius 3:5, Paulus berkata, &q...
Hubungan Orang Kristen Dengan Orang Lain (1 Tes 5:12-15)
Eddie Cloer Gereja adalah keluarga yang diperbesar. Dalam 1 Timotius 3:5, Paulus berkata, "Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus [gereja] Allah?" Paulus jelas menyiratkan bahwa "gereja Allah" adalah keluarga Allah yang diperbesar.
Sebagai anggota dari keluarga fisik, kita punya tanggung jawab kepada orang tua, kakak, adik, dan tetangga. Dalam cara yang sama, sebagai anggota keluarga Allah kita punya tanggung jawab hubungan dengan para pemimpin jemaat, orang Kristen lainnya, dan semua orang.
Hubungan Kita Dengan Para Pemimpin Jemaat. Paulus menulis bahwa para pemimpin Tesalonika memimpin "dalam Tuhan" (ay. 12). Kepemimpinan mereka tidak dalam hal-hal fisik, tetapi dalam hal-hal rohani. Juga, mereka memimpin secara lokal ("bekerja keras di antara kamu"), bukan dari suatu tempat yang jauh. Selagi menggambarkan hubungan itu, ia juga menggambarkan para pemimpin yang ia tulis itu. Ia menyantumkan sifat-sifat yang para pemimpin ini miliki.
Pertama, Paulus menulis bahwa para pemimpin jemaat Tesalonika "bekerja keras di antara [mereka]." Kepemimpinan tidaklah pasif. Pemimpin sejati secara aktif melayani dalam gereja Tuhan, seperti yang sudah dilakukan oleh para pemimpin jemaat Tesalonika.
Kedua, Paulus mengatakan bahwa mereka "memimpin [mereka] dalam Tuhan." Alkitab NEB mengatakan, "adalah pemimpin-pemimpin kamu." Orang-orang ini memikul beban tanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan jemaat itu "dalam Tuhan."
Ketiga, ia mengatakan bahwa orang-orang ini "menegor [jemaat itu]." Pemimpin yang bertanggung jawab dalam suatu jemaat menegor, memperingatkan, dan menginstruksikan. Apakah lewat nasihat persaudaraan (lihat 1 Korintus 4:14) atau instruksi secara umum (lihat Titus 1:9), para pemimpin harus mencari cara untuk mengajar saudara-saudara seiman untuk tetap setia.
Siapakah para pemimpin yang tidak disebut namanya itu? Kata kerja dalam bahasa Yunani untuk "memimpin" adalah proiŒsthmi (proistēmi). Ini berarti "mengatur, mengarahkan, menjadi kepala (dari)."32Kata ini juga digunakan dalam 1 Timotius 5:17, di mana Paulus membahas pekerjaan para penatua. "Memimpin" cocok hanya dengan pekerjaan seorang penatua. Pengkhotbah atau diaken tidak pernah dikatakan "memimpin" gereja. Peran ini disimpan untuk para penatua.
Fakta bahwa para pemimpin ini bekerja keras dan mengajar adalah juga penting. Tugas-tugas ini cocok dengan peran para penatua. Ketika kita memilih para penatua di zaman kini, kita harus dengan sungguh-sungguh mencari kaum laki-laki yang sudah bekerja dan mengajar di gereja.
Tanggung jawab apakah yang seharusnya para anggota miliki terhadap para pemimpin mereka? Pertama, kita harus "menghargai" mereka (ay. 12). Alkitab KJV mengatakan bahwa para anggota harus "mengenal" para pemimpin mereka. Kita harus "mengenal" mereka dan apa yang mereka lakukan agar bisa "menghargai" mereka. Tentu saja, untuk dihargai, para penatua harus seperti orang-orang di jemaat Tesalonika: rajin bekerja keras, mengajar, dan mengawasi.
Kedua, kita harus "sungguh-sungguh menjunjung mereka … karena pekerjaan mereka" (ay. 13). Jika kita menghormati mereka, ketika kita punya masalah terhadap mereka, kita akan mendatangi mereka. Ketika mereka menegur kita tentang berbagai masalah rohani seperti masalah menghadiri perhimpunan, menghadiri pelajaran Alkitab, dan melindungi dari ajaran-ajaran palsu, kita akan mendengarkan mereka. Para pemimpin terdapat di dalam gereja karena Allah menetapkan mereka (lihat Titus 1:5). Untuk memiliki keluarga yang baik, kita perlu pemimpin yang baik dan pengikut yang menaruh hormat.
Hubungan kita dengan orang Kristen lainnya. Paulus menulis, "Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain" (ay. 13b). Di sini ia membahas hubungan antara para anggota. Hubungan masyarakat adalah penting bagi Paulus, dan ia menekankan hal ini dalam dua suratnya kepada jemaat Tesalonika (lihat ay. 15b). Dalam surat-suratnya itu, ia menggunakan istilah "saudara-saudara" lebih dari enam puluh kali, dan lebih dari dua puluh di antaranya terdapat di dalam 1 dan 2 Tesalonika. Ia menekankan perlunya kasih keluarga di dalam masyarakat. Bagaimanakah kita membuat masyarakat menjadi keluarga yang baik?
Salah satunya adalah dengan "hidup dalam damai" dengan satu sama lain. Kita hidup dalam damai ketika kita menghargai atau mendengarkan para pemimpin kita. Kita juga hidup dalam damai ketika kita menahan diri untuk tidak mengecam secara terbuka ketika sesuatu tidak berjalan seperti harapan kita. Kita semua perlu mencoba untuk melihat sudut pandang orang lain. Ketika kita memiliki konflik dengan orang lain, kita harus mendatangi orang itu dan menyelesaikan masalahnya (Matius 5:23, 24). Jangan menyimpan dendam; selesaikanlah masalahnya! Allah ingin kita hidup dalam damai (Markus 9:50; 2 Korintus 13:11).
Cara lain untuk memiliki keluarga yang baik adalah dengan "[menegor] mereka yang hidup dengan tidak tertib" (ay. 14a). Untuk memiliki keluarga jasmani yang baik, harus ada disiplin. Hal yang sama berlaku bagi keluarga rohani. Siapakah orang yang tidak tertib itu? Istilah ini kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan seorang prajurit yang berbaris keluar dari barisan. Ketidaktertiban khusus di Tesalonika adalah bahwa beberapa saudara telah berhenti bekerja karena mereka percaya bahwa Tuhan akan datang segera. Mereka menjadi beban keuangan bagi orang lain dan mulai bergosip (2 Tesalonika 3:10, 11).
Apakah arti umum tidak tertib? Itu adalah pelanggaran apa saja terhadap kehendak Tuhan. Itu adalah penolakan untuk bertobat dari perbuatan dosa, seperti bergosip, bermalas-malasan, meninggalkan perhimpunan, atau perilaku tak Alkitabiah apa saja.
Paulus mendesak jemaat Tesalonika untuk "menegor" orang-orang Kristen yang suka melawan. Abraham Malherbe mengatakan bahwa jika orang Kristen yang setia di Tesalonika telah menegor orang yang suka melawan itu, Paulus menegaskan bahwa mereka harus "lebih keras" dalam upaya mereka itu.33
Siapakah yang harus memperingatkan orang-orang yang tidak setia? Kita telah melihat bahwa dalam konteks ini yang dibahas adalah para penatua. Tentu saja mereka memiliki tanggung jawab yang lebih berat, tetapi Paulus tidak membatasi kepada mereka saja. Ia mengatakan, "Kami juga menasihati kamu" (ay. 14). Semua anggota didorong untuk saling menjaga. Pertanyaan bagi kita adalah apakah kita cukup peduli atau tidak terhadap keluarga rohani kita untuk saling membantu agar tetap setia.
Kita juga dapat membantu keluarga rohani kita ketika kita "[menghibur] mereka yang tawar hati" (ay. 14b). Orang yang "tawar hati" adalah orang yang patah semangat dan berkecil hati. Di jemaat Tesalonika itu orang-orang yang berkecil hati mungkin mencakup orang-orang yang takut orang-orang kekasih mereka yang sudah mati akan tidak menyaksikan pelbagai peristiwa akbar pada waktu kedatangan yang kedua. Saudara-saudara kita yang berkecil hati mungkin telah kehilangan orang-orang yang mereka kasihi dan harus hidup sendiri. Mungkin mereka telah kehilangan pekerjaan mereka atau dibebani oleh beberapa masalah fisik.
Ketika kita melihat orang tawar hati, kita harus menyemangati dia. Dengan menyemangati saudara-saudara kita, kita mengangkat mereka dan menginspirasi mereka dengan kehadiran kita dan kata-kata yang penuh perhatian. Tanggung jawab ini bukan hanya untuk para pemimpin gereja—itu untuk semua orang Kristen.
Cara lain untuk membuat keluarga rohani kita menjadi keluarga yang baik adalah dengan "membela yang lemah" (ay. 14c). Dalam ayat ini, Paulus mengacu kepada yang lemah secara rohani, bukan lemah secara jasmani (lihat Roma 14:1). Mereka telah dilahirkan ke dalam kerajaan, tetapi akar mereka belum tertanam dalam ke dalam tanah injil. Ketika iman mereka diuji, benih Firman tidak tumbuh (lihat Markus 4:17). Apakah Anda mengenal seseorang seperti ini di dalam jemaat Anda?
Semua "saudara" harus "membela" mereka. Bayangkan dua orang jalan bersama dalam badai salju yang menyilaukan mata, dan salah satu dari mereka hampir membeku dan kehabisan tenaga sehingga ia hampir jatuh. Jatuh berarti mati. Topang dia, dan bawa dia ke tempat yang aman!
Orang Kristen yang kuat harus juga "usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing"(ay. 15). Usahakan yang "baik" adalah apa yang akan membantu saudara Kristen kita untuk menjadi lebih saleh. Bahkan ketika orang mengecewakan kita atau menyakiti kita, kita masih harus menginginkan hal yang baik bagi dia. Kita harus "berusaha," berdoa untuk, dan memuji orang seperti itu (lihat Roma 12:20, 21). Paulus tidak sedang menyapa para pemimpin saja, tetapi semua anggota gereja di Tesalonika. Semua orang Kristen harus membantu "mengalahkan kejahatan dengan kebaikan" (Roma 12:21).
Hubungan kita dengan semua orang. Meski dalam ayat 12 sampai 15 Paulus utamanya berfokus pada hubungan antara para pemimpin gereja dan para anggota, namun sesekali ia memperluas perspektifnya dengan memasukkan orang non-Kristen. Ia menulis, "Sabarlah terhadap semua orang" (ay. 14b; huruf miring oleh saya); dan lagi, "Usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang" (ay. 15b; huruf miring oleh saya). Seperti apakah seharusnya hubungan kita dengan orang-orang seperti itu?
Allah mengasihi orang non-Kristen juga. Ia ingin mereka diselamatkan. Petrus menulis, "Tuhan … sabar … karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2 Petrus 3:9). Yesus datang "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10).
Kita harus, seperti Allah dan Kristus, mengasihi semua orang. Yesus memberitahu kita untuk "mengasihi musuh [kita]" (Matius 5:44). Kita harus hidup dalam damai dengan setiap orang bila memungkinkan (Roma 12:18). Kadang-kadang orang akan memperlakukan kita dengan buruk meski kita berbuat baik, tetapi menurut Paulus, kita tidak boleh membalas "kejahatan dengan kejahatan," kita harus "sabar terhadap semua orang," dan kita harus mencari "yang baik … untuk semua orang" (ay. 14, 15). "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang" (Galatia 6:10). Pelbagai ungkapan kebaikan ini akan membolehkan kita untuk menunjukkan kepada orang-orang yang tidak percaya bahwa kita menghargai jiwa mereka terlepas dari perilaku mereka. Kita mencari kebaikan bagi mereka sehingga mereka bisa merasa terdorong untuk kembali kepada Allah, bertobat, dan mendedikasikan hidup mereka kepada Dia.
Hubungan adalah bagian penting dari keluarga Allah. Semoga Allah membantu kita untuk berhubungan secara benar dengan para pemimpin kita, dengan sesama anggota, dan dengan orang lain yang butuh mendengarkan kabar baik dari Yesus Kristus.
Earl Edwards
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Pandangan Allah Tentang Kedewasaan (1 Tes 5:12-23)
Sebagian besar dari kita memiliki penilaian atas kedewasaan rohani kita sendiri. Boleh jadi kita m...
Pandangan Allah Tentang Kedewasaan (1 Tes 5:12-23)
Sebagian besar dari kita memiliki penilaian atas kedewasaan rohani kita sendiri. Boleh jadi kita menganggap hal ini sebagai pendapat kita tentang tingkat kesalehan kita sendiri. Bagaimanakah pandangan Allah tentang kedewasaan rohani anak-anak-Nya? Bagian terakhir 1 Tesalonika boleh jadi kelihatannya hanya seperti daftar apa yang "boleh" dan apa yang "tidak boleh" dilakukan. Pada kenyataannya, itu merupakan pandu yang luar biasa bagi kedewasaan, memberi kita tindakan dan sikap untuk kehidupan Kristen yang dewasa. Apa sajakah arahan Allah bagi kedewasaan rohani kita?
Dewasalah Dalam Hubungan Anda (5:12-15). Agama Kristen adalah hubungan. Agama Kristen adalah persahabatan dengan Allah melalui Yesus Kristus. Allah ingin hubungan kita dengan Dia tercermin dalam hubungan kita dengan orang lain.
"Jadilah peniru Allah, seperti anak-anak yang kekasih" adalah perintah dari Efesus 5:1 (NASB). Aturan bagi kehidupan ini disisipkan dalam satu nas yang bicara tentang sifat-sifat positif kebaikan hati, kasih, dan pengampunan. Aturan ini digambarkan dengan pengorbanan Yesus, yang merupakan produk dari sifat-sifat tersebut.
Bagaimanakah kita memperlihatkan sifat Allah dalam hubungan kita? Lihatlah apa yang nas 5:12-15 minta untuk kita lakukan:
Kita semua mengenal orang-orang yang malas atau yang menimbulkan kekacauan. Kita juga menemukan orang-orang yang ketakutan dan lemah. Respon mereka dengan cara Allah. Inilah kedewasaan rohani itu: memberikan kebaikan semampu kita kepada semua orang seperti itu, berusaha menciptakan keadaan damai dan penuh kasih yang di dalamnya semua orang dapat tumbuh dan berkembang.
Ini merupakan pekerjaan yang dibutuhkan dan berharga. Itu merupakan kedewasaan Kristen yang dipraktikkan. Itu adalah pekerjaan Allah! Itu adalah pekerjaan yang Yesus sudah lakukan, dan Ia melakukannya dengan sabar, sampai pekerjaan itu selesai. Yesus "berjalan berkeliling sambil berbuat baik …" (Kisah 10:38). Berbuat baik kepada orang lain menunjukkan kedewasaan dalam pergaulan.
Hal apakah yang kita lihat ketika kita meneliti hubungan kita dengan orang lain? Apakah kita tidak ramah, tidak peduli, dan tidak tertarik terhadap kebutuhan mereka? Apakah kita berusaha untuk menguasai orang lain dan mendikte setiap perbuatan mereka? Semua itu adalah cara-cara yang tidak dewasa dalam berhubungan dengan orang lain.
Jika kita berprilaku seperti itu, atau tergoda ingin berprilaku seperti itu, maka kita harus membaca kembali semua perintah Allah tentang berhubungan dengan orang lain. Kita harus mulai mempraktikan semua perintah itu dan kemudian bertekunlah dalam mempraktikkannya sehingga kita bisa berkembang dan dewasa dalam pergaulan kita.
Dewasa Dalam Kehidupan Pribadi Kita (5:16-22). Berusaha menolong orang lain seperti yang Allah inginkan untuk kita lakukan adalah pekerjaan paling penting yang dapat kita lakukan. Pekerjaan itu bisa membuat kita frustasi dan bahkan kehabisan tenaga. Jika pekerjaan itu berpotensi melelahkan jiwa kita, maka kita harus memastikan untuk memperkuat diri kita sehingga kita bisa melakukan persiapan yang terbaik untuk menolong orang lain. Untuk bisa melakukan pekerjaan ini dengan cara yang paling baik, kita harus memberi perhatian kepada kedewasaan pribadi kita sendiri.
Bagaimanakah hal itu bisa dilakukan? Inilah jawaban bagi pertanyaan itu:
Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan (5:16-22)
Apa yang terlihat seperti daftar perintah sesungguhnya adalah resep Allah untuk kebangkitan jiwa, untuk peremajaan diri pribadi. Pelbagai kegiatan ini akan membuat orang Kristen tetap terdorong dan terbangun dalam kemajuan mereka menuju kedewasaan.
Apakah yang akan terjadi dalam hidup kita ketika kita ambil bagian dalam pelbagai kegiatan ini? Kita akan bersukacita; kita akan berdoa; kita akan meminta Roh untuk mengubah hidup kita. Kita akan bergantung pada Firman Allah, menghargai apa yang berasal dari nilai sejati untuk hidup saleh dan menolak apa saja yang merusak kesalehan dalam hidup kita. Sikap dan perbuatan ini akan memperlengkapi diri kita untuk menjadi penolong yang pengasih, pemaaf, sabar seperti yang memang Allah inginkan dari kita masing-masing.
Bagaimanakah kita menjadikan pelbagai kegiatan berharga ini sebagai bagian dari gaya hidup kita, dan bukan hanya sekedar perbuatan yang sifatnya kadang-kadang? Pertama, Anda harus yakin bahwa kegiatan itu adalah penting, bahkan sangat penting bagi pertumbuhan rohani. Siapakah yang mengatakannya? Allah yang mengatakannya! Kedua, kita harus mulai melakukannya. Kita kemungkinan besar dapat memikirkan pelbagai alasan untuk mematikan langkah awal seperti itu, namun kebajikan ini tidak akan pernah menjadi bagian hidup kita sampai kita mau memulainya—jadi marilah kita mulai! Ketiga, kita harus bertekun dalam melakukan perbuatan baik. Jika kita melupakan atau mengabaikannya, maka kita bisa membuat upaya tambahan untuk kembali ke jalur itu.
Terbukalah Bagi Pertolongan Allah (5:23). Dalam upaya kita untuk menjalani kehidupan yang dewasa secara rohani, kita perlu menyadari kelemahan kita sendiri. Kita perlu menyadari kegagalan kita sendiri. Kadang-kadang kita akan mengabaikan atau bahkan menentang apa yang Allah kehendaki. Jika kita hanya bersandar pada diri kita sendiri, sudah pasti kita akan jatuh. Kesempurnaan hanya ditemukan dalam Allah melalui Yesus. Allah akan menolong kita dalam menghadapi tantangan untuk menjadi dewasa dalam rohani (5:23).
Allah adalah Allah yang bermurah hati yang mau membagi hidup dan kekudusan-Nya dengan kita. Ia memberikan Yesus untuk membuat hal ini mungkin. Sebagai orang Kristen yang dewasa secara rohani, kita akan mencari pertolongan Allah dalam segala sesuatu. Allah akan menjaga kita dalam kehidupan ini dan dalam keabadian. Kita bisa bersandar pada Allah. Kita harus bersandar pada Allah.
Kesimpulan. Kedewasaan hati dan pikiran orang Kristen akan terlihat dalam perkatan dan tindakan kita. Jika kita sedang berusaha untuk menjadi dewasa, hasilnya akan terlihat—bukan hanya di dalam diri kita, tetapi juga di sekitar kita, dalam kehidupan orang-orang yang kita pengaruhi. Kita akan dikenali sebagai orang yang berbeda. Kita akan dikenali sebagai umat Allah! Ketika Allah menyertai kita, kita dapat menjadi dewasa dalam kehidupan ini dan siap untuk berbagi persekutuan dengan Dia dalam kehidupan yang akan datang.
Ted Paull
TFTWMS: 1 Tesalonika (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick Wi...
Catatan Akhir:
- 1 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 870.
- 2 Leon Morris, The First and Second Epistles to the Thessalonians, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1959), 165.
- 3 Lihat Raymond C. Kelcy, The Letters of Paul to the Thessalonians, The Living Word Commentary, vol. 13 (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1968), 114.
- 4 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati, Ohio: Standard Publishing Foundation, 1916), 24; and A. T. Robertson, The Epistles of Paul, vol. 4, Word Pictures in the New Testament (Nashville: Broadman Press, 1931), 36.
- 5 Morris, 167.
- 6 David J. Williams, 1 and 2 Thessalonians, New International Biblical Commentary: New Testament Series, vol. 12 (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1992), 95.
- 7 Bauer, 679.
- 8 George Milligan, St. Paul's Epistles to the Thessalonians (London: Macmillan & Co., 1908; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1952), 152.
- 9 I. Howard Marshall, 1 and 2 Thessalonians, New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1983), 151.
- 10 Bauer, 87.
- 11 J. E. Frame, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistles of St. Paul to the Thessalonians, The International Critical Commentary (New York: Charles Scribner's Sons, 1912; reprint, Edinburgh: T. & T. Clark, 1988), 200.
- 12 Morris, 173n.
- 13 Ibid., 174n.
- 14 Robertson, 37.
- 15 F. F. Bruce, 1 & 2 Thessalonians, Word Biblical Commentary, vol. 45 (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 125.
- 16 Morris, 177.
- 17 Bruce, 125.
- 18 Morris, 177.
- 19 Henry Alford, The Greek Testament, rev. Everett F. Harrison (Chicago: Moody Press, 1958), 3:281.
- 20 Robertson, 38.
- 21 Bauer, 9-10.
- 22 Morris, 181.
- 23 Lihat 1 Korr. 1:8, 9; 10:13; 2 Tes. 3:3; Ibr. 10:23; 1 Yoh. 1:9.
- 24 Robertson, 39.43
- 25 Morris, 183.
- 26 William Barclay, The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 208.44
- 27 Robertson, 39
- 28 Morris, 184.
- 29 Robertson, 39.
- 30 Williams, 105.
- 31 Dikutip dalam Morris, 187n.
- 32 Bauer, 870.
- 33 Abraham Malherbe, Paul and the Thessalonians (Philadelphia: Fortress Press, 1987), 91.
- 34 McGarvey and Pendleton, 26.
- 35 Kelcy, 121.
- 36 David Lipscomb, A Commentary on the New Testament Epistles: I, II Thessalonians, I, II Timothy, Titus, and Philemon, diedit dengan beberapa catatan tambahan oleh J. W. Shepherd, New Testament Series, vol. 5 (Nashville: Gospel Advocate Co., 1958), 75.
- 37 W. E. Vine, Vine's Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1981), 296.
- 38 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 6.
- 39 Ibid., 1079.
- 40 Robertson, 39.
Pengarang: Earl D. Edwards
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Sikap Yang Benar Terhadap Orang Lain (1 Tes 5:13b-15)
Inilah daftar singkat yang berisi segala perintah. Tentu akan menjadi tantangan tersendiri untu...
Sikap Yang Benar Terhadap Orang Lain (1 Tes 5:13b-15)
Inilah daftar singkat yang berisi segala perintah. Tentu akan menjadi tantangan tersendiri untuk membuat daftar yang berisi semua perintah yang ditemukan di dalam Perjanjian Baru yang kita harus taati. Daftar di sini bisa menjadi pembuka. Paulus memulai daftar itu dengan memberikan instruksi tentang hubungan dengan orang lain. Ia menyebut empat kelompok orang yang kepada mereka kita harus mewujudkan roh seperti Kristus.
Terhadap orang yang sulit diatur. Orang yang sulit diatur harus diperbaiki. Kata yang digunakan untuk "sulit diatur" adalah kata yang berarti "melangkah dengan tidak tertib." Kata itu telah diterjemahkan "menganggur." Meski begitu kasih harus ditunjukkan kepada dia dengan menegur dia dan membantu dia dalam memperbaiki hidupnya.
Terhadap orang yang tawar hati dan lemah. Orang yang "tawar hati" butuh dorongan kita; yang "lemah" butuh bantuan kita. Orang yang tawar hati harus diberitahu bahwa mereka ada di hati kita dan kita peduli terhadap mereka. Orang yang lemah iman harus "dipegang erat" dan jangan menyerah kepada kekuatan jahat di sekitar mereka. Mereka harus secara lembut diberitahu bahwa mereka bukan satu-satunya orang di dalam pertempuran itu.
Terhadap orang jahat, orang-orang yang menganiaya kita. Kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan, tapi kebaikan untuk kejahatan. Ketika kita memperlakukan orang jahat seperti mereka memperlakukan kita, kita hidup seperti orang jahat, bukan seperti orang Kristen.
Terhadap semua orang. Kita harus sabar terhadap semua orang. Kita harus berbuat baik kepada semua orang. Kita harus menunjukkan roh yang lembut dan kesabaran yang terkendali terhadap semua orang lain. Kita harus menyangkal diri sendiri dan mempertimbangkan kebaikan orang lain di atas keinginan pribadi kita sendiri.
Sebagian besar kehidupan terdiri dari hubungan dengan orang lain. Paulus tidak menyantumkan semua jenis orang yang berbeda yang dengan siapa kita harus hidup dan bekerja, tapi ia menyebutkan empat kelompok orang yang penting. Sikap seperti Kristus akan muncul dalam kaitannya dengan masing-masing kelompok itu.
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Mengembangkan Sikap Kristen (1 Tes 5:16-18)
Setelah Paulus dengan terburu-buru meninggalkan gereja Tesalonika oleh karena penganiayaan, ia menyurati ...
Mengembangkan Sikap Kristen (1 Tes 5:16-18)
Setelah Paulus dengan terburu-buru meninggalkan gereja Tesalonika oleh karena penganiayaan, ia menyurati mereka kembali untuk memberi mereka instruksi lebih lanjut. Dalam ayat 16 sampai 18, ia menyurati mereka tentang tiga sikap Kristen: keceriaan, ketergantungan, dan kebersyukuran. Dalam memberikan perintah-perintah ini, ia menulis dalam bentuk imperatif dalam present tense, yang berarti orang Kristen diwajibkan untuk mengembangkan pelbagai sikap ini dan terus-menerus mewujudkan mereka dalam kehidupan kita.
Keceriaan: "Bersukacitalah senantiasa" (ay 16.). Sikap orang Kristen terhadap kehidupan harus dipenuhi sukacita. Allah telah memberkati kita dengan keselamatan dari dosa-dosa masa lalu, setelah "membasuh] dosa [kita]" (Kisah 22:16). Ia telah menjanjikan warisan di sorga jika kita setia (Efesus 1:13, 14). Oleh karena itu, kita harus bergabung dengan Paulus dengan respon penuh sukacita kepada keselamatan kita: "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4).
Meski hidup memiliki masalah, sebagai orang Kristen kita dapat bersukacita dalam masa baik dan masa buruk. Ketika Paulus menulis Filipi 4:4, ia berada di penjara. Ketika ia menyurati jemaat Tesalonika, mereka berada di bawah penganiayaan dan penderitaan. Meski menderita dan kesakitan, kita bersukacita karena warisan kekal kita jauh lebih besar daripada apa saja yang kita alami sekarang. Karena itu marilah kita bersukacita dalam segala hal.
Ketergantungan: "Tetaplah berdoa" (ay. 17). Tidak ada anak yang mandiri, dan kita adalah anak-anak rohani (lihat Yeremia 10:23). Kita butuh Allah. Oleh karena itu, kita perlu selalu terhubung dengan Dia melalui doa, apakah kita bersyukur kepada Dia atas apa yang telah Ia lakukan bagi kita (2 Kor. 9:15) atau meminta bantuan-Nya untuk melalui pelbagai pencobaan (Kisah 4:29).
"Tetaplah berdoa" tidak berarti berdoa terus-menerus. Tapi itu berarti merasakan ketergantungan yang akan menyebabkan kita bicara dengan Allah secara teratur, bahkan pada waktu kegiatan biasa, sehari-hari (lihat Efesus 6:18; Lukas 18:1). Kita bahkan dapat berdoa selagi kita mengemudi atau berjalan (kita dapat berdoa tanpa menutup mata kita). Tuhan mendengar!
Ketika kita berdoa setiap saat, kita menunjukkan bahwa kita menyadari kebutuhan kita akan Allah—ketergantungan kita pada Dia. Sama seperti seorang anak butuh orang tua, kita juga selalu butuh Allah. Kita tidak bisa bertumbuh sehingga melepaskan ketergantungan kita kepada Dia. Semoga Allah membantu kita untuk "tetaplah berdoa," menunjukkan betapa besarnya kita bergantung pada Dia!
Mengucap syukur: "Mengucap syukurlah dalam segala hal" (v. 18a). Doa yang Paulus singgung di ayat 17 ini secara khusus adalah doa ucapan syukur. Mengucap syukur, bagaimanapun, adalah lebih daripada sekedar memiliki perasaan bersyukur terhadap seseorang atau sesuatu. Ini termasuk mengekspresikan perasaan itu kepada Allah. Kita harus mencoba untuk tidak menjadi seperti suami yang ketika ditanya oleh istrinya yang telah menemani dia selama tiga puluh tahun apakah ia masih mencintai dia, dijawab, "Aku pernah memberitahu kamu aku mencintaimu, dan jika pikiranku berubah aku akan beritahu kamu." Sebaliknya, Allah ingin kita mengekspresikan kasih kita kepada Dia. Ia ingin kita melakukan hal ini, bukan karena Ia butuh itu dari kita, tetapi karena ia tahu bahwa kita perlu mengenali berapa besar kita bergantung pada Dia.
Mari kita perhatikan bahwa Paulus memasukkan kata-kata "Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." McGarvey dan Pendleton mengingatkan kita bahwa kita harus berterima kasih kepada Allah "bukan untuk kedamaian dan kemakmuran saja, tetapi juga untuk penderitaan dan penganiayaan (Kisah 5:41)."34
Semua itu bisa menjadi peluang bagi pertumbuhan rohani.
Kita harus bersyukur karena itu adalah "kehendak Allah di dalam Kristus Yesus bagi [kita]" (ay. 18b). Ini bukan keinginan Paulus atau pengkhotbah, itu adalah keinginan Allah! Apakah kita bersyukur kepada Allah karena keluarga, makanan, pakaian, rumah, pencobaan, dan masalah kita?
Kita harus menjadi anak-anak Allah yang bersukacita, bergantung, dan bersyukur. Ia selalu mengurus kita sebagai Bapa. Semoga kita menunjukkan rasa terima kasih kita dan mengembangkan sikap Kristen yang benar ini sebagai putra dan putri-Nya!
Earl Edwards
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Beberapa Hal Ekstrim Yang Harus Dihindari (1 Tes 5:19, 20)
Manusia memiliki kecenderungan untuk tertarik dari satu sisi ekstrim ke sisi ekstrim lainn...
Beberapa Hal Ekstrim Yang Harus Dihindari (1 Tes 5:19, 20)
Manusia memiliki kecenderungan untuk tertarik dari satu sisi ekstrim ke sisi ekstrim lainnya. Dalam ayat 19 dan 20, Paulus membahas beberapa pandangan ekstrim tertentu yang dianut oleh beberapa orang di gereja Tesalonika. Dalam penilaian Paulus, keseimbangan itu penting. Ia mendesak gereja untuk menjaga jalan tengah. Pandangan ekstrim apa sajakah yang Paulus ingin mereka hindari?
Pandangan Ekstrim Tentang Roh Kudus. Paulus berkata, "Janganlah padamkan Roh" (ay. 19). Di sini ia bicara tentang Roh Kudus, pribadi ketiga dari ke-Allahan. Roh Kudus dahulu, dan kini, diberikan kepada mereka yang taat kepada Allah (Kisah 5:32). Lukas mencatat bahwa pada hari Pentakosta para rasul dipenuhi dengan Roh Kudus (Kisah 2:1-4). Paulus mendesak para pembacanya untuk jangan "memadamkan Roh."
Mungkin yang ada di dalam pikiran Paulus adalah pelbagai karunia mujizatiah dari Roh, seperti bicara dalam bahasa roh, menafsirkan, pelbagai mukjizat, dan bernubuat (1 Korintus 12:8-11). Semua ini adalah karunia yang dimiliki oleh beberapa orang Kristen pada abad pertama. Mengapa mereka ingin menahan karunia-karunia seperti itu? Karena beberapa orang secara menipu mengaku memiliki karunia-karunia ini (lihat 1 Yohanes 4:1). Nabi-nabi palsu atau para pembuat kekacauan sangat mengecewakan orang yang tulus hatinya sehingga menimbulkan reaksi yang ekstrim.
Oleh karena demonstrasi palsu pelbagai karunia mujizatiah itu, banyak orang Kristen yang belum dewasa ragu-ragu untuk mendengarkan orang yang mengaku memiliki karunia mujizatiah itu, dan para pemimpin yang memiliki karunia itu ragu-ragu untuk menggunakannya. Ini adalah kebalikan dari sikap ekstrim yang ditemukan di Korintus (1 Korintus 14). Semua pemadaman ini adalah seperti menuangkan air dingin di atas api Roh, menghambat pesan Allah.
Bagaimanakah hal ini berlaku sekarang ini? Karena Roh tidak lagi melimpahkan karunia mujizatiah seperti ini, maka menggunakan nas ini untuk mendukung klaim bahwa Roh masih melimpahkan mujizat adalah penyalahgunaan nas itu. Kita tidak bisa memadamkan Roh dalam pengertian yang sama. Namun begitu, pesan Paulus tentang menghindari penilaian yang ekstrim adalah prinsip yang kita perlu dengarkan.
Kita cenderung bereaksi secara ekstrim terhadap orang-orang ketika kita melihat hal-hal yang tidak kita sukai. Kita memiliki para televangelis yang tidak tulus yang dikenal atas penipuan mereka. Oleh karena itu, beberapa orang menyimpulkan bahwa semua pengkhotbah (atau semua orang Kristen, dalam hal ini) adalah orang-orang munafik. Ini adalah reaksi yang tidak seimbang. Beberapa pengkhotbah sekarang ini secara keliru tidak mengajarkan pola Perjanjian Baru bagi gereja, tapi kita harus berhati-hati dengan menjauhi godaan untuk mencurigai setiap orang membuat kesalahan ini. Iblis menggunakan ketakutan dan rasa frustasi untuk menutup telinga kita terhadap pesan yang tulus. Jika kita kemana-mana meragukan semua pengkhotbah, kita mungkin tidak pernah mendengar pesan Roh.
Pandangan ekstrim Tentang Nubuatan. Dalam ayat 20, Paulus menulis, "Janganlah anggap rendah nubuat-nubuat." Ini adalah salah satu karunia mujizatiah khusus yang sangat Paulus rekomendasikan (lihat 1 Korintus 14:5). Meski begitu, karena beberapa orang menjadi nabi palsu, bahkan ucapan nubuatan yang benar diremehkan oleh jemaat Tesalonika. Paulus memberitahu gereja untuk tidak bereaksi berlebihan karena hal itu akan menyebabkan mereka menolak wahyu yang benar dari Allah.
Bagaimanakah hal ini berlaku sekarang ini? Sekali lagi, kita tidak lagi memiliki nubuatan terilham mujizatiah, tapi kita bisa bersalah karena reaksi ekstrim terhadap para pengkhotbah, guru, atau penatua. Ketika kita mendengar khotbah atau pelajaran non-Alkitabiah di gereja, kita harus jangan cepat-cepat menyimpulkan bahwa semua pemberitaan atau pengajaran ini patut dicurigai. Paulus akan mengatakan, "Hindari sikap ekstrem; jangan remehkan Firman Allah! "Setiap kali pesan Alkitab dengan benar diberitakan, kita tidak harus meremehkannya , tapi terimalah!
Earl Edwards
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) "Janganlah" (1 Tes 5:19-22)
Agama Kristen bukan agama negatif, tetapi ia memang punya beberapa "janganlah." Kita harus mendengark...
"Janganlah" (1 Tes 5:19-22)
Agama Kristen bukan agama negatif, tetapi ia memang punya beberapa "janganlah." Kita harus mendengarkan berita buruk untuk mendapatkan kabar baik. Hidup dalam kebenaran menyiratkan perlawanan terhadap kesalahan, sebagaimana dedikasi kepada kemurnian melibatkan penolakan segala macam kenajisan.
Paulus memberikan empat negatif yang penting jika orang mau setia kepada firman yang Allah telah berikan kepada kita.
Jangan padamkan Roh. Kata "padamkan" berarti mencekik Roh. Seseorang berkata, "Tuhan, jika ada bara api spiritualitas di antara kami, mohon siram bara api itu." Ia mencampur-baurkan kiasannya itu, tapi kita tahu apa maksudnya. Ayat 19 berkata kita jangan "memadamkan" atau "menyiram" suara Roh.
Jangan anggap remeh nubuatan. "Meremehkan" berarti mengecilkan atau memandang ringan sesuatu.
Jangan menerima tanpa menguji. Kita tidak boleh menerima pesan apa saja. Ketika dihadapkan dengan sebuah pesan, kita harus memeriksanya dengan seksama, untuk mengujinya. Jika pesan itu kita dapatkan benar, maka kita harus menerimanya. Susunananya adalah periksa dulu dan baru kemudian diterima.
Jangan berpartisipasi dalam kejahatan. Kita harus melawan kejahatan. Oleh karena itu kita tidak ingin dikaitkan dengan bentuk kejahatan apa saja. Kita secara khusus menentang segala bentuk ajaran atau nubuatan palsu. Perlawanan terhadap ajaran palsu mungkin adalah arti ungkapan ini.
Raymond C. Kelcy menulis, "Ada kemungkinan bahwa Paulus sedang memerintahkan untuk menjauhkan diri dari kejahatan dalam bentuk apapun tampilannya; namun begitu, mempertimbangkan larangan itu sebagai mengacu kepada penghindaran dari setiap bentuk nubuatan palsu tampaknya lebih untuk menjaga konteksnya."35
Empat jangan ini akan membantu kita untuk setia kepada Firman yang diberikan kepada kita, dan mereka akan menjaga kita dari kejahatan. Mereka adalah ciri-ciri besar yang dibutuhkan oleh orang-orang yang hidup untuk Kristus.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Belajar Membedakan: "UjilahSegala Sesuatu" (1 Tes 5:21, 22)
Paulus mendesak jemaat Tesalonika untuk membedakan antara ajaran yang benar dan...
Belajar Membedakan: "UjilahSegala Sesuatu" (1 Tes 5:21, 22)
Paulus mendesak jemaat Tesalonika untuk membedakan antara ajaran yang benar dan yang salah. Ia berkata, "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan" (ay. 21, 22). Bagaimanakah kita harus menguji berbagai hal yang kita dengar?
Pertama, penting untuk dicatat bahwa ini adalah tanggung jawab pribadi. Dalam Kisah 17:11, Lukas menulis tentang orang-orang Kristen Berea yang dianggap "baik hatinya" karena mereka menyelidiki isi kitab Suci setiap hari untuk memastikan apakah ajaran Paulus itu benar. Kita punya tanggung jawab untuk memeriksa apa yang kita dengar di dalam khotbah-khotbah atau kelas-kelas Alkitab untuk memastikan apakah ajaran itu Alkitabiah atau tidak.
Kedua, setelah kita menentukan apa yang benar, kita harus "berpegang teguh" pada kebenaran itu. Hal-hal "baik" apa sajakah yang harus kita pegang? Ingatlah kebenaran utama Alkitab: kasih untuk Allah, kesetiaan kepada Kristus, kasih untuk keluarga, kemurnian seksual, dan melayani orang lain. Peganglah erat-erat semua ini, hargai mereka, dan praktikkan mereka.
Ketiga, kita harus menjauhkan diri dari kejahatan. Jangan undang kejahatan; usirlah kejahatan. Jangan ada hubungan sama sekali dengan kejahatan. Meski Alkitab KJV mengatakan bahwa kita harus menjauhkan diri dari "segala bentuk" kejahatan, namun di sini Paulus menekankan untuk menghindari kejahatan itu sendiri, bukan hanya bentuknya. Kejahatan apa sajakah yang perlu kita hindari sekarang ini? Menjauhkan diri dari hal-hal seperti aborsi, kawin lagi yang tidak Alkitabiah, perkawinan homoseksual, kecurangan pajak, dan kata-kata tak senonoh.
Earl Edwards
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Keinginan Yang Sepenuhnya (1 Tes 5:23, 24)
Dalam salam penutup Paulus, kita melihat doa / keinginan yang indah yang Paulus ucapkan untuk jemaat Tesal...
Keinginan Yang Sepenuhnya (1 Tes 5:23, 24)
Dalam salam penutup Paulus, kita melihat doa / keinginan yang indah yang Paulus ucapkan untuk jemaat Tesalonika. Keinginan itu mengungkapkan apa yang setiap orang Kristen harus inginkan untuk semua saudara dan saudarinya dalam Kristus.
Pengudusan sepenuhnya. Kita harus menginginkan masing-masing mendedikasikan dirinya untuk melayani Allah. Setiap orang yang telah menaati injil telah menerima pengudusan pada waktu perubahan hidupnya kepada Kristus. Dalam satu pengertian, pengudusan adalah perolehan dan juga pencapaian. Paulus mengatakan bahwa jemaat Korintus telah dikuduskan (1 Korintus 6:11), tetapi pengudusan mereka belum lengkap pada waktu perubahan hidup mereka. Mereka harus bertumbuh di dalamnya. Hari demi hari, seraya kita semakin berserah kepada kehendak Allah, kita semakin dikuduskan. Tujuan setiap orang Kristen haruslah ingin dikuduskan sepenuhnya untuk kehendak Allah.
Paulus ingin jemaat Tesalonika dikuduskan sepenuhnya dalam roh, jiwa, dan tubuh. Apakah perbedaan antara jiwa dan roh? David Lipscomb menegaskan bahwa tidak ada perbedaannya.36
Ketekunan dalam iman sepenuhnya. Paulus ingin saudara-saudara ini bertahan sampai kedatangan Yesus. Ia tidak ingin apa saja menghancurkan iman atau rohani mereka.
Ketakbercacatan sepenuhnya saat Yesus datang. Paulus ingin saudara-saudaranya bertemu Yesus tanpa ada tuduhan sah yang dituduhkan kepada mereka. Mereka memang tidak bisa sempurna, tapi mereka bisa bertemu Dia sebagai orang yang "tak bercacat."
Ini adalah doa atau keinginan yang lengkap untuk saudara-saudara itu. Keinginan itu penuh dan lengkap—lembut, praktis, spiritual, dan kekal. Jika keinginan ini menjadi kenyataan, maka tidak ada hal penting lain apa saja yang dibutuhkan.
Keinginan itu melibatkan persamaan ilahi dan insani. Paulus tahu bahwa Allah akan melakukan bagian-Nya. Jika jemaat Tesalonika melakukan bagian mereka, keinginan Paulus itu akan menjadi kenyataan.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Kesimpulan Surat Seorang Rasul (1 Tes 5:23-28)
Paulus menulis surat kepada jemaat di Tesalonika ini sekitar tahun 51 M. Ia menulis surat itu untuk me...
Kesimpulan Surat Seorang Rasul (1 Tes 5:23-28)
Paulus menulis surat kepada jemaat di Tesalonika ini sekitar tahun 51 M. Ia menulis surat itu untuk mendorong mereka dan untuk membantu mereka memahami kebenaran penting tentang Kristus dan kedatangan-Nya kembali. Sekarang, dalam beberapa ayat terakhir, ia menyimpulkan pesannya kepada jemaat Tesalonika. Dalam 5:22, Paulus mendesak gereja untuk "menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan."
Dalam ayat 23 sampai 28, Paulus mengingatkan mereka bahwa Allah adalah sumber kekuatan untuk menghindari kejahatan dan untuk berbuat baik.
Ia berdoa untuk para mualafnya (ay. 23, 24). Pada bagian pertama kesimpulannya, Paulus menulis, "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya" (ay. 23a). "Menguduskan" berarti "memurnikan secara internal oleh reformasi jiwa."38
Orang Kristen dikuduskan secara internal ketika mereka dibaptis (1 Korintus 6:11). Setelah perubahan hidup, mereka harus terus tumbuh dalam pengudusan mereka (reformasi berkelanjutan) seraya mereka menjadi dewasa (lihat 2 Korintus 3:18; 1 Tesalonika 4:3). Sebenarnya, Paulus ingin gereja itu dikuduskan "seluruhnya." Artinya, secara rohani, ia ingin mereka, dan ia ingin kita, menghindari dosa dan menjadi murni sehingga kita dipisahkan untuk pelayanan rohani kepada Allah. Kita harus menanya diri kita sendiri, "Tujuan rohani apakah yang kita sedang layani dalam hidup kita?"
Paulus juga berdoa semoga Allah "memelihara" saudara-saudara ini (ay. 23b). Dengan kata lain, Paulus ingin mereka berpegang teguh pada iman mereka kepada Kristus. Bahkan, ia ingin Allah melindungi "roh," "jiwa," dan "tubuh" mereka.
Orang Yunani percaya bahwa manusia terdiri dari tiga bagian: roh, jiwa, dan tubuh.
Mereka membedakan jiwa sebagai sifat binatang yang lebih rendah dari roh, yang mereka dianggap sebagai bagian kekal seseorang. Meski Paulus mungkin menyadari filosofi ini, ia tidak menganut filosofi itu dalam ayat ini. Bagi Paulus, jiwa dan roh adalah identik, keduanya menggambarkan "manusia batiniah" (2 Korintus 4:16). Ia mungkin hanya menggunakan pelbagai istilah yang familiar untuk menggambarkan manusia untuk mengatakan bahwa ia ingin keseluruhan setiap orang Kristen harus dipelihara atau dijaga dalam hubungan yang benar dengan Kristus.
Paulus berdoa semoga orang Kristen dijaga "dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita" (ay. 23c). Tentu saja Iblis akan selalu menuduh, namun orang Kristen akan diluputkan dan dinyatakan benar oleh Allah. Penetapan tak bercacat akan terjadi pada kedatangan Kristus yang kedua. Paulus bicara banyak tentang kedatangan ini (4:13-5:11). itu masih dalam pemikiran (bandingkan dengan Yohanes 5:28, 29; Matius 25:31-33). Ketika Kristus datang kembali, orang yang setia akan diterima dan orang yang memberontak akan ditolak. Paulus berdoa semoga pada kesempatan itu jemaat Tesalonika akan tak bercacat dan diterima.
Dalam ayat 24, Paulus berdoa semoga Allah akan "menggenapi" ketidakbercacatan mereka. Di sini, ia menggambarkan Allah sebagai "Allah damai sejahtera" (ay. 23). Paulus sering menyebut Allah "Allah damai sejahtera" (lihat Roma 15:33; 2 Korintus 13:11). Allah adalah "Allah damai sejahtera" yaitu Ia disifatkan dengan sikap damai. Meski umat manusia memberontak terhadap Dia, Ia mengirim korban damai sejahtera, Yesus Anak-Nya (lihat Roma 5:8). Ia memberikan Anak-Nya untuk mendamaikan manusia dengan diri-Nya (2 Korintus 5:19). Sesungguhnya, Ia adalah "Allah damai sejahtera," Allah yang membangun jembatan.
"Menggenapi" adalah ungkapan iman kepada fakta bahwa Allah akan melakukan bagian-Nya dalam kesepakatan tentang hubungan dengan jemaat Tesalonika karena Ia adalah "setia" (ay. 24). Allah selalu menepati segala janji-Nya. Ia akan melakukan bagian-Nya untuk memastikan anak-anak-Nya dikuduskan dan dipelihara tanpa cacat sampai Kristus datang kembali.
Di sisi lain, orang Kristen harus melakukan bagian mereka. Kita harus seperti yang Yudas katakan, "Peliharalah diri [kita] demikian dalam kasih" (ay. 21). Kita harus menaati Dia (Yohanes 14:23). Jika kita melakukan itu, Allah akan "menggenapi" pengudusan kita pada hari terakhir.
Dalam ayat 28, Paulus berdoa, "Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu!" Ia umumnya menutup surat-suratnya dengan doa seperti ini (lihat 2 Korintus 13:14). Kata Yunani untuk "kasih karunia" adalah ca¿riß (charis), dan artinya memiliki kebaikan hati dari seseorang.39Ia berdoa semoga saudara-saudara Tesalonika akan memiliki kebaikan hati Kristus dan berada dalam hubungan yang baik dengan Dia.
Sama seperti Paulus berdoa untuk pengudusan dan pemeliharaan gereja di Tesalonika, kita juga harus ingat untuk berdoa bagi keadaan gereja. Jika kita melakukan bagian kita untuk tetap setia, Allah akan melakukan bagian-Nya. Dengan cara itu, gereja akan tetap "tanpa cacat" di hadapan takhta-Nya pada hari penghakiman besar.
Ia meminta doa dari saudara-saudara (ay. 25). Paulus percaya kepada doa. Ia sering meminta orang lain mendoakan dirinya (lihat 2 Tesalonika 3:1; Kolose 4:3; Efesus 6:18; Roma 15:30). Yakobus berkata, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."
Para pemimpin sekarang ini akan meminta doa. Kadang-kadang bahkan kepala negara meminta doa dari warga negara mereka. Paulus mengatakan bahwa kita harus patuh: "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar …" (1 Timotius 2:1, 2). Para penatua meminta doa dari gereja. Ketika orang-orang seperti itu mengakui kebutuhan mereka terhadap pertolongan Allah, kita harus merasa terdorong untuk mendoakan mereka.
Ia memberi dua perintah (ay. 26, 27). Pertama, Paulus memberitahu jemaat Tesalonika untuk saling bersalaman dengan "cium yang kudus" (ay. 26). "Cium yang kudus" disebut beberapa kali di dalam Perjanjian Baru (Roma 16:16; 1 Korintus 16:20; 1 Petrus 5:14). Itu adalah cara yang umum untuk menyalami satu sama lain dalam budaya itu. Cara itu sudah ada sebelum agama Kristen berdiri dan berlanjut hingga sekarang ini di banyak budaya.
Kontribusi agama Kristen terhadap bentuk salam ini adalah dengan membuatnya "kudus" atau "cium kasih." Perbedaannya adalah bahwa salam mereka terhadap satu sama lain harus tulus, bukan hanya kebiasaan. Jika Paulus hidup sekarang ini, Ia akan berkata, "Berjabat tanganlah dengan saudara-saudarimu. Kamu yang harus memulai— bersikaplah ramah! Pastikan jabat tanganmu adalah tulus." Kita perlu meluangkan waktu untuk saling menyalami, mengunjungi, dan bersekutu.
Kedua, Paulus memberitahu gereja itu "supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara" (ay. 27). Paulus menangani perintah ini dengan serius, dengan mengundang "Tuhan" dalam perintahnya itu. Dengan kata lain, ia menyiratkan bahwa kata-katanya mengandung kuasa ilahi. Ia berkata, "Aku minta dengan sangat kepadamu." Kata "minta dengan sangat" adalah dari bahasa Yunani e˙norki÷zw (enorkizō). Menurut Robertson, artinya memiliki akar dalam kata yang lebih tua untuk menempatkan orang di bawah sumpah.40Sumpah ini dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan mengundang Tuhan untuk menjadi saksi bagi apakah jemaat Tesalonika itu taat atau tidak. Paulus ingin instruksinya dibacakan secara terbuka untuk semua anggota gereja. Pembacaan seperti itu akan mirip dengan waktu pelajaran Alkitab kita.
Orang dapat menyimpulkan bahwa Paulus menghimbau jemaat Tesalonika untuk mempelajari Firman Tuhan bersama-sama. Jika benar, maka perintah Paulus itu bicara kepada umat Kristen sekarang ini. Kita perlu mendengar dan mempelajari Firman Allah. Kita perlu mempelajarinya sebagai suatu gereja.
Paulus memiliki perhatian besar terhadap bagaimana gereja Tesalonika berkembang dalam iman mereka. Pesannya bagi gereja itu relevan dengan jemaat kita juga. Ia menyurati jemaat Filipi, "Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu" (Filipi 4:9). Kita perlu mendengar, menerima, mempelajari, dan mempraktikkan pelbagai nasihat dari Paulus. Kita harus mendoakan orang-orang Kristen lainnya, meminta orang lain untuk mendoakan kita, menyalami orang Kristen lainnya dengan tulus, dan mempelajari Kitab Suci. Dengan melakukan ini, Allah damai sejahtera akan menyertai kita.
Earl Edwards
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Pandangan Sekilas Tentang Allah (1 Tes 5:24)
Dipasangkan dengan keinginan terbesar yang orang dapat buat bagi orang-orang Kristen lainnya adalah pern...
Pandangan Sekilas Tentang Allah (1 Tes 5:24)
Dipasangkan dengan keinginan terbesar yang orang dapat buat bagi orang-orang Kristen lainnya adalah pernyataan tentang Allah. Itu hanya kalimat yang pendek, tetapi mengingatkan kita kepada salah satu sifat megah Allah.
Kita tahu bahwa "orang menjadi seperti Allah yang mereka sembah." Fakta ini memberi kita alasan untuk mempelajari Dia melalui ini kata pujian: "Setia adalah Dia yang memanggil kamu, dan Dia akan membawanya untuk lulus" (5:24) . Kebenaran ini dapat menggerakkan kita sedikit lebih dekat kepada keserupaan Allah. Apa yang kita lihat dalam kalimat ini?
Melihat karakter Allah. Dari semua sifat yang Allah miliki, salah satu sifat yang paling menggembirakan bagi orang berdosa seperti kita adalah pengertian bahwa Allah dapat dipercaya. Sama seperti Allah adalah kasih, Ia juga setia. Tidak peduli apa yang terjadi, Allah tidak akan pernah goyah tentang siapa Ia sebenarnya. Kita mungkin tidak tahu mengapa hal-hal tertentu terjadi pada diri kita atau di sekitar kita, tapi kita dapat beriman kita kepada pernyataan bahwa Allah akan selalu menepati janji-Nya.
Memikirkan tindakan Allah. Kadang-kadang ada perkataan tentang seseorang, "Kita tidak pernah tahu bagaimana ia akan bertindak," atau "Kita harus berhati-hati di sekitar dia, karena kita tidak bisa memprediksi bagaimana ia akan bereaksi!" Jangan pernah takut, Allah akan selalu bertindak selaras dengan karakter-Nya. Tidak akan ada satu orang pun yang menemukan Allah berbuat salah atau bermuka dua.
Mengingat keteguhan Allah. Allah yang kemarin adalah juga Allah hari ini dan esok hari. Yakobus mengatakan bahwa pada Allah "tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran " (Yakobus 1:17). Dengan kata lain, Allah tidak pernah berubah.
Tentu saja kita tidak bisa mulai mengetahui segala sesuatu tentang Allah. Ia itu sangat luas, sangat agung, sangat perkasa; namun kita dapat mengetahui beberapa kebenaran tentang Dia. Kita dapat mendasarkan harapan kekal kita pada integritas-Nya. Memiliki pikiran ini membuat kita setia kepada Dia dan membuat kita tumbuh dalam kasih kita kepada Dia. Sungguh melegakan hati kita bahwa dalam dunia yang berubah, tidak pasti, kita mendapatkan Allah setia kepada mereka yang percaya kepada Dia.
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Permintaan Yang "Selalu Tepat" (1 Tes 5:25-27)
Apakah yang orang katakan ketika ia berkata selamat jalan kepada saudara-saudaranya? Tiga pe...
Permintaan Yang "Selalu Tepat" (1 Tes 5:25-27)
Apakah yang orang katakan ketika ia berkata selamat jalan kepada saudara-saudaranya? Tiga permintaan ini selalu tepat.
"Doakanlah kami." Paulus memberitahu jemaat Tesalonika untuk mendoakan Timotius, Silas, dan dia. Ingatlah, Paulus adalah seorang rasul yang diilhami oleh Roh Allah, tetapi ia melihat perlunya saudara-saudaranya itu menyebut namanya di hadapan Bapa. Jika Paulus saja butuh doa, kita semua juga butuh.
"Salam kepada saudara-saudara." Paulus ingin menyapa setiap saudara dan saudari di Tesalonika. Ia tidak ingin ada orang yang terliwati. Salam akan disampaikan dari saudara kepada saudara yang lainnya. Pentingnya masing-masing anggota tubuh Kristus sedang ditekankan. Setiap orang Kristen adalah bagian dari keluarga-Nya, dan akibatnya, butuh perhatian tertentu.
Salam cium haruslah kudus, bukan cium penuh hawa nafsu atau mesum. Harus jangan ada formalitas dan kemunafikan, harus bebas dari prasangka yang timbul dari perbedaan sosial, dari diskriminasi terhadap orang miskin, dari keberpihakan kepada orang kaya. Dalam budaya itu, salam cium terjadi antara orang-orang berjenis kelamin yang sama.37
"Membaca Alkitab." Paulus ingin surat ini dibacakan kepada semua orang. Ia mungkin bermaksud surat itu dibacakan secara terbuka sehingga seluruh jemaat akan mendapat manfaat darinya.
Surat yang Paulus minta untuk mereka bacakan adalah Firman Allah, karena ia diilhami oleh Roh Kudus untuk menulis itu. Saudara-saudara seiman itu butuh Firman Allah di hadapan mereka.
Bagi kita, penerapan permintaan ini akan berupa nasihat, "Bacalah Kitab itu!" Betapa tepatnya sikap saling mengingatkan untuk membaca dan merenungkan Firman Allah!
Apakah yang Paulus katakan ketika ia mengakhiri suratnya? Ia berkata, "Doakanlah kami. Salam kepada saudara-saudara. Bacakanlah surat ini." Permintaan yang lebih tepat seperti apakah yang ia sudah bisa buat?
Eddie Cloer
TFTWMS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Doa Perpisahan (1 Tes 5:28)
Kalimat sederhana yang membentuk kata-kata terakhir surat pertama Paulus kepada jemaat Tesalonika adalah doa atau keingin...
Doa Perpisahan (1 Tes 5:28)
Kalimat sederhana yang membentuk kata-kata terakhir surat pertama Paulus kepada jemaat Tesalonika adalah doa atau keinginan singkat; itu adalah cara Paulus mengatakan, "Selamat tinggal." Keinginan besar dapat dibuat dalam beberapa kata. Orang tidak harus bicara lama untuk mengatakan banyak hal. Sebuah jiwa dapat diangkat dari kematian kepada kehidupan dengan satu kalimat. Injil yang kekal dapat dinyatakan dalam delapan kata: "Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kamu." Jenis keinginan apakah ini?
Keinginan mendapat kasih karunia. Ia merindukan mereka untuk memiliki kebaikan yang tidak layak mereka terima. Ia mencarikan bagi mereka kebaikan yang benar-benar tidak layak untuk mereka terima. Kita melihat adanya kasih yang tulus dalam bagian keinginannya ini. Kasih rohani mengusahakan bagi orang lain apa yang mereka belum peroleh. Dapatkah kita membuat keinginan semacam itu untuk orang lain?
Keinginan rohani. Kasih karunia yang mungkin kita berikan kepada seseorang adalah tidak sempurna dan tidak lengkap, tetapi kasih karunia yang Kristus berikan adalah sempurna, lengkap, dan tertinggi. Paulus menghendaki mereka mendapat kasih karunia tertinggi, kasih karunia Anak Allah.
Keinginan yang dibungkus dengan keabadian. Paulus ingin mereka bisa memiliki kemurahan Kristus yang Ia berikan dengan cuma-cuma. Doanya adalah semoga hal itu bisa menetap terus dalam hidup mereka. Saya perlu diselamatkan, dan saya perlu dijaga tetap selamat. Saya menerima kasih karunia Allah ketika saya menjadi orang Kristen, dan saya berdiri di dalamnya atau hidup di dalamnya seraya saya menjalani kehidupan Kristen. Satu-satunya berkat yang bisa menopang saya dalam jangka panjang adalah berada di dalam kasih karunia Allah setiap hari.
Ini adalah keinginan yang terdiri dari tiga bagian: kasih karunia, kasih karunia Kristus, kasih karunia Kristus selamanya! Butuh orang Kristen untuk membuat keinginan seperti ini, dan keinginan seperti itu akan membuat siapa saja yang menerima keinginan itu dan yang bertindak atasnya menjadi orang Kristen.
Eddie Cloer
BIS: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di
Tesalo
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA JEMAAT DI TESALONIKA
PENGANTAR
Tesalonika adalah ibukota Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Jemaat di Tesalonika didirikan oleh Paulus setelah ia meninggalkan Filipi. Tetapi tidak lama sesudah itu, orang-orang Yahudi yang iri hati kepada Paulus mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Terpaksalah Paulus meninggalkan Tesalonika dan pergi ke Berea. Kemudian setelah ia tiba di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, kawan dan rekannya, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.
Jadi, Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada mereka. Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Ia mengingatkan mereka mengenai kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah mereka. Setelah mengemukakan semuanya itu, Paulus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, dapatkah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang? Paulus menasihatkan supaya mereka terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan.
Isi
- Pendahuluan
1Tes 1:1 - Syukur dan pujian
1Tes 1:2-3:13 - Nasihat mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen
1Tes 4:1-12 - Penjelasan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya
1Tes 4:13-5:11 - Nasihat-nasihat terakhir
1Tes 5:12-22 - Penutup
1Tes 5:23-28
Ajaran: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali
dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari it
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti tentang hari kedatangan Kristus kedua kali dan pengajaran akan cara hidup jemaat dalam menantikan hari itu.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 57 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristus di Tesalonika. (Dan juga semua jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Tesalonika terbagi atas 5 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas pengajaran tentang pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Tesalonika
Pasal 1-3 (1Tes 1:1-3:13).
Pengajaran tentang kehidupan pertobatan orang-orang Kristen di Tesalonika
Bagian ini menjelaskan pertobatan orang Kristen di Tesalonika yang membawa perluasan pemberitaan Injil, karena mereka menerima Injil dengan sukacita, beriman kepada Allah saja, menolak penyembahan kepada berhala-berhala dan hidup sesuai dengan Firman Allah. Pertobatan orang-orang Tesalonika kepada Injil, dikarenakan pemberitaan Rasul Paulus yang didasarkan atas hati yang suci, dan kehidupan yang benar (1Tes 2:4,9-10).
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tes 1:6,9. _Tanyakan_: Bagaimanakah seharusnya sikap kita dalam mendengar Firman Allah? Apakah yang dimaksudkan dengan beriman kepada Allah?
- Bacalah pasal 1Tes 3:6-13. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Rasul Paulus mengenai kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
Pasal 4-5 (1Tes 4:1-5:28).
Pengajaran tentang kehidupan dalam menantikan hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa orang Kristen harus selalu melakukan apa yang suci dan tidak mencemarkan diri. Kedatangan Tuhan Yesus kedua kali adalah suatu penghiburan terhadap orang percaya (Kristen) yang pernah kehilangan keluarga seiman, tetapi hari itu juga merupakan hari penghukuman bagi dunia dan orang yang tidak percaya.
Pendalaman
Bacalah pasal 1Tes 4:3-14; 5:12-22. _Tanyakan_: Apakah yang Allah kehendaki dari orang Kristen? Apakah yang diperintahkan Allah kepada orang Kristen di dalam ayat 7-8 dari pasal 5 (1Tes 5:7-8)? Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen, ketika saudaranya mengalami kematian?
II. Kesimpulan
Kitab I Tesalonika mengajarkan tentang kehidupan orang Kristen di dalam cara hidup yang benar dan penuh pengharapan dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis kitab I Tesalonika?
- Apakah pusat pengajaran Kitab I Tesalonika?
- Bagaimanakah kehidupan orang Kristen di Tesalonika?
- Bagaimanakah sikap seorang Kristen apabila ada keluarga yang suda percaya meninggal? Dan mengapa demikian?
Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan al
Sepucuk surat untuk orang-orang Kristen baru
GEREJA DAN SITUASINYA.
1. Tesalonika adalah ibu kota Makedonia. Kota itu makmur dan memiliki pelabuhan alam yang indah terletak di jalan raya Romawi ke arah timur. Akibatnya, kota itu menjadi kota yang multi-rasial dengan kebudayaan yang beraneka ragam dan terbuka untuk menerima segala macam kepercayaan agama.
2. Pendirian gereja: Kisah 17:1-10 mengisahkan bahwa Paulus dan Silas mendirikan gereja di Tesalonika pada perjalanan penginjilan Paulus yang kedua. Kunjungan mereka ke Tesalonika hanya berlangsung kurang dari sebulan sebelum orang Yahudi membayar segerombolan penjahat yang menyebabkan Paulus dan Silas meninggalkan kota dengan terburu-buru, dan para pendukung mereka dibelenggu untuk menjaga ketenangan.
3. Gereja yang Paulus tulisi surat: Mengingat permulaannya yang tidak menguntungkan, gereja muda ini menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Anggotanya kebanyakan orang-orang bukan Yahudi yang bertobat dari kepercayaan kafir dan kini menghadapi lingkungan yang sangat kafir dan bermusuhan.
WAKTU DAN ALASAN PENULISAN SURAT INI.
Sejak Paulus meninggalkan Tesalonika ia sangat ingin tahu bagaimana perkembangan mereka. Timotius telah membawa kabar kepadanya (1Te 3:6) dan ia ingin mengungkapkan kepuasannya dan menguatkan mereka agar tetap bertahan dalam iman. Ia menulis surat ini tak lama sesudah ia meninggalkan mereka, yaitu ketika ia berada di Korintus, sekitar tahun 50. Karena itu, surat ini bersama dengan surat ke Galatia termasuk surat-surat Paulus terawal.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Surat ini merupakan surat tindak lanjut sederhana yang ditujukan para petobat baru. Surat ini hanya berisi sedikit doktrin yang rumit, tetapi lebih banyak untuk menguatkan mereka. Secara khusus Paulus berbicara tentang kedatangan Yesus kedua kali (1Te 1:10; 2:19; 3:13; 4: 16-18 dan 1Te 5:23) sebagai dorongan bagi kehidupan dan pelayanan Kristen.
Bahkan ketika mengoreksi kesalahan mereka, surat ini tetap ditulis dengan bahasa yang halus dan penuh kasih.
ALASAN-ALASAN LAIN PENULISAN SURAT INI.
Di samping menulis surat yang isinya secara umum bersifat menguatkan, Paulus juga mempunyai tujuan-tujuan lain. Ia ingin:
1. Membela diri atas tuduhan palsu (1Te 2:1-12)
2. Menekankan perlunya moral Kristen yang khas (1Te 4:1-12),
3. Memperbaiki kesalahmengertian tentang kedatangan Kristus yang kedua kali (1Te 4:13-18)
4. Mendisiplin ketidakdewasaan dikalangan jemaat muda tersebut (1Te 5:12-22)
Pesan
1. Allah sedang bekerja.Hal pertama yang perlu diketahui oleh Kristen baru ini bukan mengenai mekanisme
kehidupan Kristen, melainkan tentang Allah yang telah mereka percayai. Paulus
berbicara tentang:
o panggilan Allah. 1Te 1:4; 2:12; 4:7
o firman Allah. 1Te 1:6, 8; 2:13; 4:15
o pengesahan Allah. 1Te 2:4
o ujian Allah. 1Te 2:4
o murka Allah. 1Te 2:16
o kehendak Allah. 1Te 4:3; 5:18
o ajaran Allah. 1Te 4:9
o damai sejahtera Allah. 1Te 5:23
o kesetiaan Allah. 1Te 5:24
2. Kristus akan datang kembali.
Paulus menulis beberapa paragraf yang membicarakan tentang kedatangan Yesus
kedua kali untuk mengoreksi kesalahan ajaran-ajaran palsu yang ada pada saat
itu. Pula, ia menulis sejumlah catatan singkat tentang hal itu. Kedatangan Yesus
merupakan:
o suatu inspirasi bagi Kristen baru. 1Te 1:10
o suatu dorongan bagi para pekerja Kristen. 1Te 2:19
o suatu motivasi bagi kasih persaudaraan. 1Te 3:13
o suatu penghiburan bagi Kristen yang sedang berdukacita. 1Te 4:18
o suatu pembangkit untuk kehidupan yang kudus. 1Te 5:2
3. Sifat pengalaman Kristen.
Paulus banyak berbicara tentang ciri seorang Kristen supaya mereka dapat
mengerti pengalaman apa saja yang dapat mereka harapkan. Menjadi Kristen:
o Mulai dengan suatu keputusan pertobatan yang menentukan. 1Te 1:9-10
o Meliputi kemajuan dan pertumbuhan. 1Te 2:13; 4:1
o Menuntut ketahanan yang hidup. 1Te 3:8;5:5-8
o Bertujuan untuk hidup suci. 1Te 3:13-4:8
o Bergantung kepada Roh Kudus. 1Te 4:8; 5:19
o Berarti komitmen terhadap sesama Kristen. 1Te 4:9; 5:11-22
Penerapan
Jemaat Tesalonika memperlihatkan kepada kita bahwa ada:1. Teladan untuk diikuti.
o Teladan gereja tersebut
Disebabkan karena:
- iman
- kasih
- pengharapan
- kerja keras
- sukacita dalam penderitaan
- mendengarkan Allah
- berdiri teguh dalam penderitaan
o Teladan Paulus
Sebagai seorang pekerja Kristen: - berani
- lembut dan penuh kasih
- penuh kejujuran dan dapat dipercaya - seorang panutan
- selalu ingin menyukakan Allah lebih daripada manusia
2. Petunjuk-petunjuk untuk ditaati.
o Tentang moralitas Kristen yang khas dalam masyarakat kafir dewasa itu
o Tentang hubungan dan tingkah laku dalam gereja Kristen
3. Tujuan yang harus dicapai.
o Kehidupan yang berharga
o Pikiran yang terbuka untuk firman Allah
o Iman yang tahan uji
4. Doa-doa untuk didoakan.
Ada tiga petunjuk mengenai doa dalam surat ini. Mengapa tidak membuatnya menjadi
dasar kehidupan doa Anda? Anda akan menemukannya pada 1Te 1:2,3; 3:11-13 dan 1Te 5:23, 24.
Tema-tema Kunci
1. Injil.
Kabar baik yang dikhotbahkan oleh Paulus tidak diuraikan dengan jelas dalam surat ini, tetapi Anda dapat menangkapnya dari apa yang Paulus katakan. Coba lakukan itu. Jelas bahwa ia sangat memiliki perhatian besar pada pemberitaan Injil melebihi segala sesuatu dalam hidupnya. Lihat ayat-ayat yang mengacu pada hal tersebut. 1Te 1:5; 2:2, 4, 8, 9, dan 1Te 3:2
2. Pertobatan.
1Te 1:9, 10 merupakan pernyataan yang luar biasa tentang bagaimana manusia seharusnya menanggapi Injil. Tiga aspek yang disebutkan dapat dikaitkan dengan ciri-ciri pertobatan berikut ini:
o iman
o masa lalu
o melayani
o kasih
o masa kini
o menanti
o pengharapan
o masa depan
3. Pelayanan Kristen. Paulus melukiskan beberapa gambaran mengenai hubungannya dengan jemaat di Tesalonika. Ia adalah:
o Seorang perawat yang lemah lembut 1Te 2:7o Seorang pekerja yang tekun. 1Te 2:9
o Seorang ayah yang menguatkan hati. 1Te 2:11
o Seorang pemenang yang berpengharapan. 1Te 2:19
4. Firman Allah.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa kesempatan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan firman Allah dalam 1Te 1:6, 8; 2:13 dan 1Te 4:15 dan tulislah mengapa menurut Paulus firman Allah itu amat penting, apa yang harus dilakukan terhadap firman Allah dan tindakan apa yang seharusnya mengikuti.
5. Menyukakan hati Allah.
Secara singkat, surat ini berisi tentang bagaimana menyukakan hati Allah. Jemaat di Tesalonika telah melakukannya, tetapi didorong untuk lebih lagi melakukannya. Selidikilah surat ini kembali dan buatlah daftar Anda sendiri tentang bagaimana mereka sudah menyukakan hati Allah dan apa yang masih harus mereka lakukan untuk lebih menyukakan Dia.
Garis Besar Intisari: 1 Tesalonika (Pendahuluan Kitab) [1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3Sifat mereka
1Te 1:4, 5Pemilihan mereka
1Te 1:6, 7Tanggap
[1] SALAM 1Te 1:1
[2] GEREJA TESALONIKA - PENYEBAB SUKACITA 1Te 1:2-10
1Te 1:2, 3 | Sifat mereka |
1Te 1:4, 5 | Pemilihan mereka |
1Te 1:6, 7 | Tanggapan mereka |
1Te 1:8-10 | Reputasi mereka |
[3] PERILAKU PRIBADI PAULUS - DASAR PEMBELAAN 1Te 2:1-16
1Te 2:1, 2 | Keberanian yang ditunjukkannya |
1Te 2:3, 4 | Motivasi yang dimilikinya |
1Te 2:5-7 | Cara yang dipakainya |
1Te 2:8-9 | Dukungan yang diberikannya |
1Te 2:10-12 | Teladan yang diberikannya |
1Te 2:13-16 | Akibat yang diterimanya |
[4] KEPRIHATINAN PAULUS YANG BESAR - SUATU UNGKAPAN PERASAAN 1Te 2:17-3:13
1Te 2:17, 18 | Keinginan Paulus |
1Te 2:19, 20 | Motivasi Paulus |
1Te 3:1-5 | Utusan Paulus |
1Te 3:6-10 | Kelegaan Paulus |
1Te 3:11-13 | Doa Paulus |
[5] TINGKAH LAKU SOSIAL ORANG KRISTEN - SUATU PETUNJUK 1Te 4:1-12
1Te 4:1-8 | Moralitas seksual |
1Te 4:9,10 | Kasih persaudaraan |
1Te 4:11,12 | Mencari nafkah |
[6] KEDATANGAN KRISTUS KEDUA KALI - WILAYAH YANG DIPERSOALKAN 1Te 4:13-5:11
1Te 4:13-18 | Apa yang terjadi dengan orang yang sudah mati? |
1Te 5:1-3 | Kapan itu akan terjadi? |
1Te 5:4-11 | Dengan demikian bagaimana kita harus hidup? |
[7] KEHIDUPAN GEREJA DI TESALONIKA - BIDANG YANG MEMERLUKAN PERBAIKAN 1Te 5:12-22
1Te 5:12, 13 | Mengenai para pemimpin |
1Te 5:14, 15 | Mengenai orang lain |
1Te 5:16-18 | Mengenai keadaan |
1Te 5:19-22 | Mengenai ibadat |
[8] DOA PENUTUP DAN SALAM 1Te 5:23-28
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi